Rakata Institute: Ridho Ficardo Bisa Gagal Maju Pilgub Lampung

Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM– Hasi survei Rakata Institute yang dirilis pada Senin, 11 Desember 2017, menunjukkan petahana Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo pada posisi yang sangat rawan. Elektabilitasnya memang berada pada posisi puncak,tetapi menurut survei Rakata Institute, Ridho bisa gagal maju pada Pilgub Lampung 2018 mendatang.

Menurut Rakata Institute, setidaknya ada tiga faktor determinan yang membuat posisi Ridho sangat sulit. Pertama, kecenderungan publik (responden survei) yang lebih dari 60 persen menginginkan gubernur baru.

Kedua, dukungan perahu parpol pendukung Ridho belum cukup ambang batas pencalonan (gabungan partai yang punya 17 kursi di DPRD Lampung). Ketiga, tingginya persentase ketidakpuasan puasan publik terhadap kinerja Gubernur Ridho Ficardo dalam memimpin Lampung selama ini.

BACA: Pilgub Lampung, Ridho Ficardo (Bisa) di Ujung Tanduk

Survei Rakata Institute menunjukkan publik Lampung yang menginginkan gubernur baru sebanyak 70,25%, tidak menginginkan gubernur baru 12,00%, dan 17,75% tidak tahu/tidak jawab.

Tren keinginan publik memiliki gubernur baru dari bulan Mei hingga Desember 2017 konsisten pada level >50% dan secara elektoral angka ini tidak aman bagi Ridho Ficardo karena lebih dari separuh pemilih menghendaki gubernur baru.

Sementara soal syarat dukungan parpol, publik di Lampung tahu bahwa hingga minggu kedua Desember 2017 Rdho Ficardo secara resmi baru mendapatkan dukungan dari dua partai,yakni Partai Demokrat (11 kursi) dan PPP 4 kursi. Artinya, Ridho masih perlu partai lain yang minimal memiliki dua kursi DPRD Lampung.

Ditambah dengan tingkat kepuasan publik yang berada di bawah 50 persen membuat Ridho Ficardo makin “terjepit”. Menurut survei Rakata Institute, tingkat kepuasan publik Lampung terhadap Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo dari bulan Mei hingga Desember 2017 konstan pada level kurang dari 50 persen.

“Secara elektoral, angka persentase ini tidak aman karena kurang dari 50% publik yang merasa puas dengan kinerja Gubernur Lampung saat ini,”kata Direktur Rakta Institute, Dr. Eko Kuswanto.

Hasil survei Rakata Institute menyebutkan bawa publik menilai bahwa Pemprov Lampung belum atau tidak berhasil menangani permasalahan utama. Yakni, ketersediaan lapangan kerja (64,00%),  masalah listrik (57,00%), dan (mengatasi masalah kriminalitas dan keamanan (52,50%), disamping permasalahan-permasalahan lainnya.

BACA: Seandainya Pilgub Lampung 2018 Tanpa Ridho Ficardo dan Herman HN

Di sisi lain, publik menilai Pemprov Lampung dinilai telah berhasil pada sektor pendidikan yang terjangkau (69,50%) dan pelayanan kesehatan terjangkau (67,75%).

Dalam rilisnya, Rakata Instute membedah peluang para kandidat untuk maju dan memenangi Pilgub Lampung 2018 dengan empat indeks. Yakni, elektabilitas, partai koalisi, tingkat kepuasan, dan keinginan gubernur baru.

Menurut Rakata Institute, berdasarkan penggabungan keempat indeks itu, Ridho Ficardo berpeluang untuk terpental dan terancam tidak bisa ikut maju pada Pilgub Lampung 2018.

Dari empat kandidat yang selama ini mewarnai peta perpolitikan Lampung menjelang Pilgub Lampung, menurut Rakata Institute Mustafa memiliki total indeks tertinggi yaitu  +2,83, disusul  Herman HN +2,78, dan Arinal Djunaidi 2,48%.

Menurut Rakata Institute,Ridho Ficardo memiliki indeks negatif yaitu -0,80. J

“ika indeks minimum yang diperlukan untuk seorang kandidat maju ke tahapan selanjutnya bernilai +1,00 maka hanya 3 kandidat yang berpeluang maju ke tahap selanjutnya yaitu Mustafa, Herman, dan Arinal, sedangkan Ridho memiliki peluang terendah untuk maju ke tahap selanjutnya,” kata Eko Kuswanto.

Meski begitu, kata Eko, peluang ini bisa berubah dinamis mengingat masih ada ‘sedikit’ waktu sebelum masa pendaftaran calon.