Ratusan Personel Gabungan Dikerahkan Merazia Aksi Premanisme di PKOR Way Halim

Bagikan/Suka/Tweet:

Zainal Asikin/Teraslampung.com

Polisi memeriksa pengunjung PKOR Way Halim dalam razia preman, Minggu dini hari (22/2).

BANDARLAMPUNG–Sebanyak 250 personel gabungan senjata lengkap dari Polda Lampung, Polresta Bandarlampung, POMAD dan POMAL diterjunkan menggelar razia Cempaka 1 Krakatau (razia premanisme, Balap liar dan warung remang-remang). Dalam razia tersebut, dipusatkan ditempat Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim, Bandarlampung, pada Sabtu malam (21/2) sekitar pukul 22.30 WIB hingga Minggu dini hari (22/2).

Kabag Ops Polresta Bandarlampung, Kompol Fidelis Timuranto mengatakan, dalam gelar operasi cempaka 1 Krakatau 2015 dilakukan di Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim, Bandarlampung dimana tempat tersebut disinyalir kerap terjadinya tindak kriminalitas, premanisme, dan balap liar.

Selain PKOR Way Halim, polisi jugamerazia beberapa tempat hiburan yang diduga dijadikan tempat prostitusi seperti warung remang-remang.

“Personel yang diterjunkan dalam operasi Cempaka 1 Krakatau ini, sebanyak 250 personil gabungan yakni dari Polresta Bandarlampung sebanyak 206 personil, Polda Lampung 38 personil dan dibantu dari Polisi Militer Angkatan Darat (POMAD) dan Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL). Yang menjadi target dan sasaran utama razia Cempaka ini adalah kegiatan premanisme dan preman,”kata Kompol Fidel kepada wartawan di lokasi razia, Sabtu (21/2) hingga Minggu dinihari.

Polisi memeriksa surat-surat kendaraan salah seorang pengunjung PKOR Way Halim

Dalam razia tersebut, petugas gabungan berhasil mengamankan sebanyak 31 unit sepeda motor yang tanpa dilengkapi surat-surat kendaraan, tanpa plat nomor kendaraan (TNKB) dan pengendaranya tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM),. Turut diamankan juga 29 orang  yang terjaring razia dan sebilah senjata tajam jenis parang.

“Dari 29 orang yang diamankan, rata-rata masih usia remaja dan pelajar dan mereka akan dibawa ke Mapolretsa untuk dilakukan pendataan terlebih dulu, ada atau tidak yang terkait dengan tindak pidana. Apabila ada yang terbukti dalam tindak pidana, maka akan dilakukan penyidikan lebih lanjut dan kalau tidak terbukti maka akan dilakukan pembinaan,”terang dia.

Menutu Fidelis, lokasi razia yakni di PKOR Way Halim memang sudah menjadi target razia pihaknya, hal ini dilakukan berdasarkan tindak lanjut laporan dari masyarakat bahwa di tempat tersebut adanya kegiatan yang meresahkan masyarakat seperti premanisme, balap liar dan adanya tempat hiburan yang diduga dijadikan tempat prostitusi. Atas laporan itu, petugas lalu melakukan penyelidikan ke lokasi yangdimaksud.

“Kegiatan razia ini, rencananya akan dilakukan secara rutin dan ada dua tempat lagi yang menjadi target operasi untuk dirazia ke depannya. Namun, untuk mengenai targetnya itu sendiri apa dan dimana lokasinya, kami tidak bisa menyampaikannya sekarang. Ya nanti akan diberitahukan kepada rekan-rekan media, tapi tidak sekarang dan saya yakin rekan-rekan media paham akan hal itu,”jelasnya.

Fidelis mengimbaumasyarakat agar tidak melakukan kegiatan yang meresahkan dan merugikan orang lain dan marilah bersama-sama menjaga keamanan, ketertiban di Kota Bandarlampung.

“Kami juga mengimbau para  orang tua agar dapat memperhatikan anak-anaknya jangan memberikan anaknya membawa kendaraan tanpa membawa surat kelengkapan kendaraan dan belum memiliki SIM. Sekarang ini, banyak sekali anak-anak remaja yang membawa kendaraan sepeda motor tanpa dilengkapi surat, tanpa plat nomor dan tidak memiliki SIM. Selain itu juga, kerap melakukan balap liar yang membuat resah masyarakat dan pengguna jalan,” katanya.

Dari pantauan teraslampung.com dilokasi razia, ratusan personil senjata lengkap dari semua satuan, yakni dari Sabhara, Reskrim, Narkoba, Intel, Tim Tangkal, Provost, POMAD dan POMAL menyisir seluruh tempat yang ada di Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim, Bandarlampung dengan berjalan kaki dan menggunakan kendaraan patroli.

Dalam penyisiran tersebut, semua pengunjung yang ada di tempat tersebut baik pengguna kendaraan sepeda motor, mobil dan pejalan kaki tak luput dari pemeriksaan petugas gabungan. Mereka diperiksa mengenai kelengkapan surat-surat kendaraan dan kartu identitas diri (KTP). Mengetahui tempat itu akan dirazia, banyak para pengunjung yang menggunakan kendaraan roda dua lari dan kabur dari tempat tersebut.

Di tempat penyisiran operasi Cempaka 1 Krakatau yang dilakukan personil gabungan, tempat yang semestinya dijadikan untuk sarana dan prasarana olah raga, hiburan keluarga dan kegiatan positif lainnya banyak yang beralih fungsi dijadikan tempat oleh oknum yang tidak bertanggungjawab untuk tempat hiburan seperti karaoke, warung remang-remang dan tempat-tempat diduga untuk prostitusi.

Dari warung remang-remang, petugas mengamankan tiga orang wanita, dua orang yang diamankan masih berusia dibawah umur dan satu wanita adalah pemilik tempat diduga memperkerjakan anak dibawah umur untuk melayanai lelaki hidung belang.