Zita Anjani, penggagas GMSG, saat memberikan materi tentang metode montessari, pada acara seminar guru TK dan PAUD, di Aula Rajabasa, Kantor Bupati Lamsel, Kamis (17/3). |
LAMPUNG SELATAN – Ratusan tenaga pendidik (Tendik) TK dan PAUD di Lampung Selatan, mengikuti seminar dan pelatihan tentang gerakan mengajar seribu guru (GMSG) PAUD dan TK, di Aula Rajabasa, kantor bupati setempat, Kamis (17/3).
Kegiatan seminar dalam rangka Lokakarya Bunda Paud Kabupaten Lampung Selatan itu, mengahadirkan pembicara Zita Anjani dari Yayasan Batin Cahaya Bangsa, yang juga selaku penggagas GMSG yang menaungi sekolah Kids Republic, Jakarta Timur.
Zita Anzani menyampaikan, GMSG merupakan sebuah gerakan mengajar atau berbagi ilmu dan expertise guru kepada guru, untuk ditujukan kepada TK dan PAUD yang minim fasilitas dan prihatin.
“Tujuannya adalah untuk berbagi informasi dan ilmu sekaligus bersilaturahmi untuk meningkatkan kualitas SDM para pengajar PAUD dan TK di Kabupaten Lampung Selatan,” ujarnya.
Zita menuturkan, guru sudah seharusnya menjadi asset terdepan bangsa, senjata, sekaligus system pertahanan generasi penerua anak bangsa. Menurutnya, sesuai dengan kutipan Nelson Mandela bahwa, pendidikan adalah senjata yang terkuat yang bisa merubah dunia.
“Para guru adalah kunci dari masa depan bangsa dan negara, maka dari itu saya selalu mengatakan guru adalah orang tua kedua kita, atau kesempatan kedua bagi seorang anak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini saya ingin menyampaikan bahwa ini adalah tugas kita semua, baik dari swasta, pemerintah untuk bergotongroyong mewujudkan Indonesia 2045 yang memiliki 75 persen populasi usia dini yang bersekolah,” ruturnya.
Dijelaskannya, anak-anak usia dini sangat penting untuk memulai diperkenalkan dengan dunia pendidikan, agar nantinya bisa lebih siap menapaki jenjang sekolah yang lebih tinggi.
Usia dini, lanjut Founder Kids Republic ini, 1-8 tahun merupakan masa keemasan anak yang sangat krusial dan membutuhkan pemberian pelajaran yang optimal.
“Tapi sayangnya, sekarang ini pendidikan anak usia dini di Indonesia kebanyakan masih menerapkan pola tradisional,” terangnya.
Diapun menyangkan, dijaman sekarang ini masih banyak anak-anak yang minim mendapatkan pendidikan layak usia dini, yaitu pendidikan anak usia dini (PAUD) dan TK, termasuk metode pendidikan yang diterapkan lebih banyak menghapal, mendikte dan mencatat, yang sebenarnya sudah tidak relevan lagi di zaman sekarang.
“Saat ini, kita membutuhkan metode pengajaran dua arah atau berdiskusi, dan anak dibebaskan untuk menyampaikan pendapat. Oleh karena itu, sudah saatnya sekarang ini kita memperbahrui metode pendidikan anak usia dini. Tujuannya, tidak lain agar anak-anak nantinya mampu bersaing. Terlebih, setiap tahun ada seribu lebih jenis pekerjaan baru yang perlu ditopang dengan karyawan yang mendapatkan metode pendidikan yang lebih kreatif lagi,” ungkapnya.
Dikatakannya, salah satu metode pendidikan usia dini yang bisa diadopsi di Indonesia adalah metode montessori. Metode tersebut, menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik.
“Saya berharap, mudah-mudahan dengan adanyan seminar dan pelatihan GMSG ini, akan terciptanya generasi penerus bangsa di Kabupaten Lampung Selatan yang produktif, intelektual dan kreatif,” katanya.
Iwan