Oleh Remmy Novaris DM*
Rayani Sriwidodo (Foto: Remmy Novaris DM/dok) |
Sriwidodo Rayani, penyair wanita yang disegani. Siapa yang tidak me ngenalny a Tahun 70- 80-a n ? Ia penyair wan ita yang kritis dan tegas dalam hal mempertahankan prinsip. Berdiskusi dengan Mbak Sriwid odo Rayani, kita berdiskusi dengan seorang kakak yang mau mendengar dan juga menerima jika pendapat berbeda. Tradisi berdiskusi dan berdebat d i rumahnya di bilangan Condet Balekambang sudah merupakan hal lumrah,.
Mbak Wid (panggilan akrabnya sehari-hari), istri dari pelukis Sriwidodo (alm), selalu mempunyai cara mencairkan suasana, jika diskusi mulai memanas, dengan gaya perempuan Medannya yang khas. Teman-teman bediskusinya pun bukan saja sesama penulis tetapi juga para pelukis yang dahulu, ketika Mas Widodo masih ada, rumahnya hampir setiap hari dipenuhi para seniman.
Ketegasan dan berprinsip yang kuat dari bu Wid, tercermin sepenuhnya pada karakter puisi-puisinya di bawah ini, cuplikan dari puisi panjangnya tetang Hawa.
PERCAKAPAN HAWA DAN MARIA
Tangkaplah cahaya dari Timur
yang tak hanya menerangi sekelompok gua
perkampungan orang-orang tertutup
Tangkaplah cahaya dari Timur
saat sebelum meleleh jadi kurun-kurun peradaban
yang telah membelukar dengan kegelapan
yang ditimbulkan bayang-bayangnya sendiri
dalam satu perut kemanusiawian yang rakus
Bukan kabar gembira, hanya cahaya
menerobos kata sejuta ayat dari sekian Alkitab
saat lebur kita
dalam cipta tunggal-Nya
: Sang Manusia
dengan piramid naluriahnya :
demi ………
benci cinta
kafilah dari seperjalanan abadi di pusar hasrat
sang pendaki piramid yang terjerat
Sementara bumi berbungkus kelam kabut
pada hari pertama penciptaan
sebelum menggeriapi jagad
yang dalam jebak rajutan dosa awal
yang memberi sandang
dari ketelanjangan hampa arti
dari sekedar anak bawang surgawi
Saat sang akan yang liat
belum menggeliat
miripkah itu malam larut jam nol
panah waktu tersesat ke planit asing
tak lagi hadir di tik-tak jam
…..
Itulah Ibu Sriwidodo Rayani yang saya kenal sebagai seorang kakak dan sekaligus guru.
Semoga Ibu Wid tetap sehat selalu.
* Penyair, tinggal di Jakarta