Reshuffle Kabinet, Antara Baru dan Bekas Menurut Netizen

Sembilan menteri baru kabinet Jokowi.
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Meskipun harapan baik selalu ada, perombakan susunan kabinet yang dilkukan Presiden Joko Widodo, Rabu siang (27/7/2017), menyiratkan banyak pesimisme publik, terutama di dunia maya. Pada umumnya, netizen menyoroti tetap bercokolnya menteri yang dinilai kurang berkualitas tetapi tetap bertahan — misalnya Puan Maharani — dan digantinya menteri yang dari segi usia masih muda diganti menteri yang lebih tua.

Tua mengganti muda sebenarnya tidak masalah. Namun, banyak netizen usil soal istilah baru dan bekas. Menteri baru untuk menyebut nama menteri yang memang masih gres di kabinet, sedangkan istilah bekas untuk menggambarkan sosol menteri stok lama alias sudah senior dan pernah jadi menteri.

Yang juga menarik di medsos, terutama Facebook, usai pengumuman perombakan kabinet, tiba-tiba banjir pengamat. Banyak pemilik akun Facebook yang sebelumnya tampak biasa, tidak punya latar belakang pendidikan politik atau ilmu pemerintahan, bukan ahli, simpatisan dan pendukung capres tertentu, tiba-tiba menjadi pengamat politik yang mintilihir. 

Berikut komentar netizen terkait perombakan kabinet jilid dua oleh Presiden Jokowi:

Hikmat Darmawan (sastrawan): Anies keluar, Wiranto masuk. Mari kita lengkapi tahun babak belur ini dengan Trump jadi presiden AS.

Didin S. Damanhuri (guru besar IPB): Kabinet hsl Reshuffle…. “Koalisi besar”…
Jumlah Menteri PKB tdk berkurang hnya orangnya beubah yg Menteri Desa, jg Nasdem jg tdk berkurang, krn Ferry keluar tp masuk Enggar Lukito, Hanura berkurang tp masuk jauh lbh strategis, yakni Ketum partai jd Menko Polhukam. Kmdn masuk dari Golkar / Menperin dan PAN /MenPAN-RB ….. CUCOK ? Dari Profesional mnonjol Sri Mulyani sbg Menkeu, Menteri ESDM dan Menhub diganti, Jg Mendikbud (ini Menteri kkewat muda yg hrs oensiun) diganti oleh Prof. Muhadjir Effendy dari Mihammadiyah yg sblmnya Muhammdiyah absen dlm Kabinet Kerja….

Hawe Setiawan (penulis): Muka lama dalam kabinet baru. Selamat berteman.

Mugiyanto Sipin (relawan kemanusiaan): NEWS OF THE DAY;
Memperingati “Uprising 27 July 1996” dengan Pelantikan Jenderal Wiranto sebagai MENKOPOLHUKAM.

Gilang Saputro (guru): Yang fana adalah Mendikbud. Proyek kurikulum dan Warisan “sarungan” mas menteri abadi.

Memet Nurachmat (penulis): Lah kok wiranto jadi mantri …. lah menhan kok gak diganti. Lah …. laaahhh laaaaahhh tengtara maning mlingter maning. Lestari orbais lestari duka pertiwi.

Tri Agus Susanto Siswowihardjo (dosen): Jangan meragukan sedikit pun kemampuan Jokowi membentuk kabinet dan mengatur kursi. Dia seorang pengusaha mebel. Hebatnya lagi, Jokowi kali ini memakai falsafah 3 R : Reuse, Reduce, dan Recycle.

Lin Che Wie (ekonom):  Pindah lagi bersama pak Sofyan Djalil ke Kementrian Agraria. Pak Sofyan Djalil adalah seperti kunci Inggris bisa ditempatkan dimanapun. 1. Menkominfo 2. Meneg BUMN, 3. Menko Perekonomian, 4. Menteri PPN / Kepala Bappenas. Sekarang Menteri Agraria

Dandhy Dwi Laksono (Film maker): Untuk menjaga rezim pasar bebas dan iklim investasi di tangan teknokrat-teknokrat terampil berkelas dunia, perlu struktur politik dan keamanan di tangan orang-orang yang sudah teruji represif di masa sebelumnya. Ada yang salah dengan reshuffle? Tidak. Justru klop.

Komarudin Hidayat (guru besar UIN Syahid): Para politisi sebaiknya jangan terlalu keras mengecam dan mengritik lawan politiknya ktk berkampanye. Nyatanya yg dulu berseberangan skrg mau juga bergabung dlm kabinet. Kasihlah rakyat pendidikan politik yg cerdas dan elegan.

Sijo Sudarsono (desainer grafis): Meski tidak kena badai risafel, Bu Menko luluh lantak dibuli–di wilayah ini bahkan sang bunda tak sanggup melindungi.

Buni Yani (ahli Asia Tenggara): Di kabinet, Anies bisa dianggap wakil relawan. Begitu golkar dan pan masuk koalisi, nasib mereka yang tak punya cantelan politik atau cantelan politiknya lemah langsung goyah.

Aroma politiknya terlalu kental. Kalau dasarnya kinerja, mestinya puan juga kena. Program revolusi mental di bawah koordinasinya tak jelas juntrungannya tuh. Masih mendingan anies dong yang pendekatan budayanya makin bagus sehingga citra dikbud menjadi sedikit berubah sekarang. Kalau dulu dikbud terlalu condong ke pendidikannya, di masa anies diimbangi dengan fungsi pengembangan bidang kebudayaannya.

Soal Wiranto, apa ya tidak ada lagi orang lain? Publik sdh menganggapnya bagian dari masa lalu. Kembali lagi, kesannya sangat politis, sekadar mengganti Yudi dari Hanura yang keluar.

Soal Sri Mulyani, meskipun tidak bilang tidak, saya juga tdk bilang ya. Saya tdk seheboh netizen lain yang mengelu-elukan pengangkatannya. Kita lihat saja apakah dia mampu menggunakan ilmu neolib yang dia timba dari bank dunia mampu mengangkat ekonomi nasional. Biar ada regenerasi, preferensi saya mendingan ekonom2 muda yang baru yang tdk kalah kemampuannya.

M. Sya’ron Rofii (mahasiswa Indonesia di Turki): Wajah reshuffle kabinet Presiden Jokowi. Yang paling menjanjikan dari figur-figur ini tentu saja kembalinya Sri Mulyani untuk menghandle isu ekonomi. Sementara keluarnya Anis Baswedan dan Sudirman Said cukup mengejutkan, mengingat keduanya memiliki sejumlah gebrakan yang patut didukung dan dilanjutkan. Sisanya, kehadiran menteri baru dari parpol sebagai kompensasi bergabungnya PAN dan Golkar dengan figur yang biasa-biasa saja perlu meyakinkan publik bahwa mereka layak duduk di posisi menteri, jika tidak sebaiknya mengundurkan diri saja. Secara matematis Jokowi sudah sangat kuat karena berhasil meraih dukungan mayoritas di parlemen, dengan menyisakan Gerindra, Demokrat dan PKS sebagai oposan. Jika untuk kebaikan bangsa maka dukungan mayoritas parlemen sangat penting maknanya, sementara jika ada tanda-tanda bangsa ini akan terjerumus karena dukungan mayoritas parlemen maka posisi oposan harus menjadi penyeimbang yang tangguh dan menujukkan arti penting posisi oposisi. Selamat bertugas untuk menteri baru jalan kesejahteraan bangsa belumlah dekat