Ribuan Botol Miras Impor Dimusnahkan

Bagikan/Suka/Tweet:

Zainal Asikin/Teraslampung.com


Pemusnahan botol miras impor, Kamis (11/12). Foto: Teraslampung,com/Zaeinal Asikin



BANDARLAMPUNG- Barang bukti tindak pidana dan barang milik negara hasil penggagalan penyelundupan dimusnahkan oleh Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandarlampung dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandarlampung. Barang bukti hasil sitaan yang dimusnahkan, 53 ribu botol minuman keras (miras) lokal dan impor dari berbagai merk, 11,3 juta batang rokok.

Selain miras dan rokok, barang bukti lain seperti pakaian dan komoditi makanan turut dimusnahkan. Pemusnahan dilakukan di Gudang milik PT Fortune Abadi Auction Indo di Jalan Yos Sudarso, Sukaraja Telukbetung, Bandarlampung, Kamis (11/12) sekitar pukul 14.30 WIB.

“Barang bukti yang dimusnahkan minuman yang mengandung etil alcohol (miras), yakni miras golongan C merk Mansion House 250 ml dan 350 ml. Miras 250 ml sebanyak 20,8 ribu botol, sedangkan  miras  350 ml sebanyak 4,8 ribu botol jumlah keseluruhan sebanyak 24,8 ribu botol miras senilai Rp 264,9 juta,” kata Kepala kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai  Tipe Madya Pabean B Bandarlampung, Muhamad Lukman kepada wartawan saat pemusnahan barang bukti, Kamis (11/12).

Beberapa merek miras impor yang dimusnahkan. 

Muhamad Lukman menjelaskan, semua barang bukti yang dimusnahkan merupakan barang impor yang diselundupkan melalui Pelabuhan Panjang, Bandarlampung dan sekitarnya hasil penggagalan dalam operasi penindakan bulan Oktober 2014. Barang bukti tersebut, tidak memenuhi ketentuan perundangan di bidang cukai yang coba diselundupkan ke Indonesia.

“Berdasarkan ketentuan perundangan,  barang yang kena cukai berasal dari pelanggar tidak dikenal. Setelah 14 hari sejak dikuasai Negara pelanggarnya tidak diketahui, sehingga dinyatakan menjadi milik Negara. Barang bukti tindak pidana Kepabeanan dan Cukai yang dimusnahkan ini, berasal dari dua tindak pidana, Stevanus  alias Keling dan Bambang Widagdo yang telah berkuatan hukum tetap,” ujarnya.