TERASLAMPUNG.COM — Ketua Pemuda Pancasila Lampung Rycko Menoza menilai Kota Bandarlampung membutuhkan ruang terbuka hijau (RTH) tempat berinteraksinya warga Kota Tapis Berseri ini.
“Saya lihat kota ini sama seperti kota-kota besar lainnya, butuh RTH tempat berinteraksinya warga. Jangan malah RTH yang ada dijadikan lahan parkir. Contohnya Taman Dipangga, taman yang punya sejarah,” kata Rycko kepada Teraslampung.com, Jumat, 28 Juni 2019.
Rycko menyatangkan Taman Dipangga yang selama ini menjadi RTH dan daerah resapan air berubah menjadi lahan parkir. Padahal, kata dia, Taman Dipangga memiliki nilai sejarah yang tinggi.
“Di taman itu ada mercusuar Kapal De Brow yang terlempar oleh bencana tsunami Selat Sunda pada abad 19 akibat melepusnya Gunung Anak Krakatau. Seharusnya Taman Dipangga dijadikan tempat bersejarah, bukan dijadikan lahan parkir,” kata Rycko.
Selain RTH, Rycko menilai rumah penduduk di pinggir sungai, sampah daerah pesisir pantai perlu ditangani dengan serius.
“Pemkot Bandarlampungt harus lebih serius menata rumah-rumah di pinggir sungai dan pesisir pantai. Upayakan dijadikan destinasi wisata alternatif,” katanya.
Dia juga melihat lemahnya pembuangan air atau drainase yang berakibat daerah-daerah yang semestinya tidak banjir mengalami kebanjiran saat turun hujan.
“Kalau daerah Tanjungkarang yang tinggi bisa kebanjiran pasti ada yang salah. Saya lihat pengelolaan drainase di kota kita ini belum baik. Ke depan harus serius penanganannya,” tambahnya.
Ketika ditanyakan keseriusannya maju dalam Pilwakot Bandarlampung 2020, Ketua Pemuda Pancasila Lampung itu dengan tegas mengatakan belum pernah menyatakan akan maju pada Pilwakot mendatang.
“Saat ini lebih kepada menilai kondisi Kota Bandarlampung sesudah sekian tahun dijabat walikota sekarang dan bagaimana manfaatnya kepada masyarakat,” katanya.
Dandy Ibrahim