Iwan J Sastra/Teraslampung.com
Rycko Menoza (berbaji cokelat) pada Upacara Pitra Yadnya di Desa Trimomukti, Kecamatan Candupuro, Lampung Selatan, Mnggu (23/8/2015). |
CANDIPURO – Calon Bupati (Cabup) Lampung Selatan H. Rycko Menoza SZP menghadiri Upacara Pitra Yadnya (Ngaben Massal, red) Umat Hindu di Desa Trimomukti, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan, Minggu (23/8).
Dalam kesempatan itu mantan bupati Lampung Selatan ini menuturkan, acara ngaben massal merupakan sebuah ritual suci bagi umat Hindu yang dilakukan secara turun temurun. Menurutnya, acara seperti ini memang butuh perhatian, agar dapat terus dilestarikan dikabupaten serambi pulau sumatera ini.
“Acara ini merupakan ritual suci bagi umat Hindu, dan ini harus bisa terus dilestarikan sebagai keberagaman tradisi masyarakat di Lampung Selatan,” ujar Rycko Menoza.
Diungkapkannya, jika dirinya nanti kembali terpilih menjadi bupati Lamsel, ia akan berusaha untuk mem-programkan pembangunan lokasi tempat pe-ngabenan. Sehinggga lanjutnya, masyarakat umat Hindu di daerah setempat bisa mendapatkan tempat khusus untuk prosesi pengabenan yang layak serta nyaman, dan tidak perlu lagi harus repot-repot menyewa tempat seperti sekarang ini.
“Setiap acara ngaben, saya selalu menyempatkan diri untuk hadir, seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, diharapkan pada masa-mendatang upacara seperti ini bisa menjadi salah satu objek wisata menarik dan dapat dikunjungi oleh masyarakat baik lokal maupun luar daerah,” ungkapnya.
Sementara I Made Sudi selaku Panitia Upacara Pitra Yadnya mengatakan, upacara pitra yadnya merupakan upacara persembahan suci yang tulus dan ikhlas bagi manusia, khususnya bagi umat Hindu yang telah meninggal, dan pengabenan secara massal ini sudah biasa dilakukan oleh masyarakat setempat dalam lima tahun sekali.
Dia menjelaskan, acara ngaben massal yang dilakukan ini, selain merupakan ritual suci umat Hindu, juga memiliki tujuan untuk meringankan beban masyarakat yang kurang mampu. Karena, jika acara ini (Ngaben, red) dilakukan sendiri-sendiri, maka akan mengeluarkan dana yang tidak sedikit.
“Kalau dilakukannya sendiri-sendiri dananya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Tapi kalau dilaksanakannya secara massal, maka pihak keluarga yang mengikuti paling hanya mengeluarkan anggaran sebesar Rp6 juta rupiah,” katanya.