Sambut Hari Bakti Transmigrasi, Gus Halim Picu Semangat Kerukunan Antarwarga Transmigran

Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar menyampaikan sambutan sebelum pergelaran wayag kulit semalam suntuk, Sabtu malam (4/12/2021), dalam rangka menyambut perayaan Hari Bakti Transmigrasi (HBT) ke-71.
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM, YOGYAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, terus menggerakkan semangat kerukunan antarwarga transmigran. Menteri Abdul Halim menegaskan, meskipun berasal dari daerah dengan latar belakang budaya serta agama yang berbeda, para transmiran tetap harus hidup rukun.

“Di daerah transmigrasi itu terjadi pertemuan lintas budaya yang sangat luar biasa, yang menampilkan kebhinekaan Indonesia di mana dari berbagai suku agama apapun, daerah manapun yang membawa adat dan budaya masing-masing tetap hidup rukun rukun berdampingan,” katanya saat menonton pagelaran wayang kulit dalam rangka menyambut perayaan Hari Bakti Transmigrasi (HBT) ke-71 yang jatuh pada 12 Desember 2021, di Sanggar Wargo Laras, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (4/12/2021).

Menteri Abdul Halim menjelaskan, secara historis program transmigrasi dalam konteks kebangsaan bertujuan untuk mempersatukan masyarakat Indonesia melalui bidang sosial dan budaya pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Menurutnya, saat itu fokus utama pelaksanaan transmigrasi adalah masyarakat Pulau Jawa yang penduduknya padat.

“Transmigrasi yang digagas Presiden Soekarno tersebut bukan sekadar perpindahan warga dari jawa ke luar jawa, melain ada cita-cita besar yang ingin dicapai oleh Sang Proklamator,” tegasnya.

Menurut Abdul Halim, setidaknya  ada dua hal ingin dicapai dengan program transmigrasi yaitu upaya mensejahterakan masyarakat dengan cara pertumbuhan dan peningkatan ekonomi. Kedua adalah melestarikan budaya.

Menteri Abdul Halim mengatakan, saat ini yang terpenting adalah merevitalisasi kawasan transmigrasi yang tersebar di 52 kawasan dengan melakukan perbaikan infrastruktur, ekonomi, pengembangan sosial budaya transmigrasi di kawasan transmigrasi.

“Penekanan kita hingga 2024 terkait dengan tramsmigrasi adalah revitalisasi. Tidak ada lagi penambahan kawasan transmigrasi baru. Yang ada revitalisasi,” katanya.

Menteri  Abdul Halim menonton pergelaran wayang kulit dalam rangka menyambut perayaan Hari Bakti Transmigrasi (HBT) ke-71 yang jatuh pada 12 Desember 2021.

Menurutnya, cerita di Wayang Kulit menyampaikan pesan kebudayaan yang harus dijunjung tinggi oleh warga transmigran. Yaitu semangat kerukunan antar warga transmigran dan Bhineka Tunggal Ika.

“Saya berharap pesan dari pertunjukan wayang kulit ini dapat memicu semangat kerukunan antar warga transmigran. Kita patut bersyukur, kita memiliki tradisi asli Indonesia, yaitu transmigrasi yang tidak ada di negara manapun di dunia ini selain di Indonesia,” tambahnya.

Pertunjukan wayang kulit menampilkan lakon “Babad Alas Wanamarta” dengan dalang Ki Geter Pramuji Widodo dan Ki Ghading Pawukir yang merupakan putra dalang  Ki Seno Nugroho asal Bantul, Yogyakarta.

Pergelaran wayang kulit juga dimeriahkan dengan penampilan pelawak asal Jawa Timur Cak Kirun, Marwoto, Cak Percil, dan Elisha Orcarus.

Turut hadir dalam pagelaran wayang kulit itu yakni Sekjen Kemendes PDTT, Taufik Madjid; Dirjen Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PPKTrans), Aisyah Gamawati; Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa (PEID) Harlina Sulistyorini, Dirjen Pembangunan Desa dan Pedesaan (PDP) Sugito; Inspentur Jenderal, Ekatmawati,  dan Direktur Jendral Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT), Eko Sri Haryanto.