Sastra  

Sastra Lisan Lampung Mulai Langka, Komunitas Dongeng Dakocan Gelar Pelatihan Revitalisasi Cerita Rakyat

Iin M Zakaria dalam salah satu kegiatan Komunitas Dongeng Dakocan.
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Untuk menjawab mulai langkanya sastra lisan Lampung, Komunitas Dongeng Dakocan menggelar pelatihan penulisan ulang (revitalisasi) cerita rakyat Lampung di tiga tempat di Lampung pada 22 September – 1 Oktober 2023.

“Pelatihan ini dilakukan untuk melestarikan kembali cerita rakyat yang selama ini hanya diketahui secara lisan oleh para penuturnya,” kata Koordinator Komunitas Dongeng Dakocan, Iin M Zakaria, Jumat (22/9/2023).

Menurut Iin, pelatihan pertama akan digelar di Vila Dangau Kedaung, Bandar Lampung pada 22 – 23 September 2023. Dilanjutkan di  Universitas Maarif Lampung, Kota Metro pada 26 – 27 September 2023, dan terakhir di di Lampung Timur pada 30 September – 1 Oktober 2023.

Kegiatan yang difasilitasi oleh Badan Bahasa Kemendikbud Ristek ini akan diikuti oleh para peserta dari mahasiswa, pelajar dan komunitas literasi yang ada di Lampung.

Pelatihan ini menghadirkan narasumber yakni Rakhmad Idris dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Iin M Zakaria dari Komunitas Dongeng Dakocan dan Tri Purna Jaya (jurnalis dan penulis).

Menurut Iin, cerita rakyat merupakan sastra lisan yang di dalamnya mementingkan aspek mimesis, tidak hanya dibentuk tetapi juga membentuk kebudayaan lisan dengan the oral state of mind.

“Cerita rakyat termasuk dalam ranah kebudayaan tradisional,” kata Iin dalam siaran pers, Jumat (22/9/2023).

Iin mengungkapkan Lampung memiliki banyak cerita rakyat yang tersebar melalui mulut ke mulut. Namun seiring berkembangnya zaman, cerita lisan ini mulai menghilang.

“Ya perlahan mulai menghilang, tidak dapat dipungkiri, karena penuturnya tidak ada penerus,” kata Iin.

Perkembangan zaman juga membuat beberapa cerita tersebut menjadi tidak berkesesuain (relate) dengan kondisi saat ini.

“Padahal banyak nilai-nilai yang sebenarnya bermuatan bagus, tetapi karena konteks kekiniannya sudah berubah, maka harus direvitalisasi,” kata dia.

Iin mengatakan revitalisasi cerita rakyat ini diperlukan sebagai upaya mengenalkan kembali cerita yang pernah berkembang dalam masyarakat.

“Karena tidak dipungkiri telah berhasil membentuk budayanya dan mempengaruhi karakter masyakat di mana cerita itu berkembang,” kata Iin.

Kemudian menyegarkan isu sangat derasatau tema cerita agar lebih kekinian dan diminati generasi saat ini.

“Terakhir, menjaga akar budaya dalam masyarakat di tengah arus globalisasi yang cenderung menghilangkan identitas sebuah bangsa,” katanya.