Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung.Com
“Golput” (teraslampung/isb) |
Metro—Gedung Wanita Kota Metro mulai Senin (24/3) siang dipenuhi lukisan dari para perupa Metro dan Bandarlampung. Sekira 30 karya perupa dipamerkan di ruang gedung tersbeut. Sementara di halaman Gedung Wanita dan pameran batu akik menyedot perhatian warga.
Pameran Senirupa dan Batu Akik yang ditaja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikbudpora) Kota Metro bekerja sama dengan Dewan Kesenian Metro (DKM) ini, dibuka Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Metro Ishak, akan berlangsung hingga 27 Maret mendatang.
Wakikota Metro Lukman Hakim dalam sambutan yang dibacakan Sekda Metro Ishak, menyambut baik kegiatan pameran senirupa dan batu akik ini. Diharapkan dari gelar karya senirua ini akan member apresiasi bagi masyarakat Metro, dan menumbuhkan bibit baru dalam dunia senirupa.
Pameran senirupa ini menampilkan karya-karya para perupa yang sudah tak asing di Provinsi Lampung, di antaranya Edi Purwanto, Yulius Bernard, Sutanto, dan Samsu Rizal. Karya-karya yang ditampilkan dari ukuran kecil hingga besar.
Beberapa karya senirupa yang menarik antara lain berjudul “Nex Generation”, “Golput”, “Hitam Putih”, “Bergeser”. Karya-karya lukisan ini cenderung ekspresif-impresionis.
Salah satu pengunjung mengaku tetarik dengan lukisan yang dipamerkan. Menurutnya, karya-karya para perupa itu di antaranya bertema kontekstual. Dia menyebut “Golput” bertepatan dengan menjelang Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung.
“Ini kontekstual sekali. Ada pesan yang disampaikan, bahkan cenderung ajakan untuk tidak memilih. Di era reformasi dan demokrasi sekarang, setiap individu punya hak untuk memilih atau tidak. Ini kesan yang saya bisa tangkap dari karya ‘Golpit’ ini,” kata Eko yang ditemui Senin (24/3) pukul 19.00.
Hal sama juga diakui Hendrik. Dia tertarik dengan lukisan bertajuk “Bergeser” yang menampilkan seorang bayi di antara kelimunan kata-kata. “Anak-anak yang baru lahir pun tak lagi bisa mengelak dari hunjaman kata. Suatu cerminan bahwa di era reformasi, kata-kata lebih banyak daripada kerja. Meracuni generasi bangsa,” jelasnya.
Dia mencontohkan, bagaimana para politisi menjelang pemilu. Para poltisi, menurutnya, hanya punya kata penuh janji. “Sementara politik di Indonesia masih terkesan bayi,” imbuh dia.
Pemeran Senirupa dan Batu Akik di Kota Metro ini berlangsung hingga Kamis (27/3), masih sebagai ajang apresiasi kalangan seniman. Artinya, belum bisa menarik kolektor di daerah ini untuk mengoleksi lukisan dari para perupa Lampung.
“Para pejabat di sini juga belum tergerak mengapresiasi. Padahal, kalau di kota-kota lain, setiap ada pameran sneirupa yang digelar oleh instansi pemerintah, ada saja pejabat yang membeli lukisan,” kata Samsu Rizal, perupa yang menampilkan “Hitam Putih” dan menjadi tema dari pameran senirupa di Metro.
Perupa yang pernah menetap 13 tahun di Ubud, Bali, ini tetap bangga dengan kepedulian pemerintah setempat yang masih peduli untuk menggelar kegiatan ini.
Pameran Batu Akik mendapat sambutan antusias warga Metro. Hal ini dapat dilihat dari transaski. Ternyata penggemar batu akik di kota ini cukup banyak. Pengunjung juga memenuhi arena pameran.