Sekda Lampung Bantah Proyek Jalan Tol Bakauheni–Terbanggi Besar Batal

Bagikan/Suka/Tweet:
Arinal Djunaidi (kiri) saat menyerahkan penghargaan bagi pemenang Lomba Pekerja Konstruksi di Dinas Bina Marga Lampung, Rabu, 3 September 2014. (Foto: Teraslampung.com/Lina)

BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com—Sekretaris Daerah Provinsi  Lampung Arinal Djunaidi memastikan rencana pembangunan  jalan tol ruas Bakauheni—Terbanggi Besar sepanjang 140-an km akan berlanjut. Namun demikian,  pihak Dinas Bina Marga Lampung belum mengetahui kelanjutan proyek tersebut  karena ditangani pemerintah pusat.

“Tidak ada yang batal dengan pembanguan jalan tol  Bakauheni—Babatan—Terbanggi Besar. Itu merupakan proyek prioritas yang harus dilakukan secepatnya. Hasil Rapat Koordinasi Gubernur beberapa waktu lalu. ada 4 provinsi  yang harus di kedepankan  yakini Provinsi Riau, Sumatera Utara, Jambi,  Sumatera Selatan , dan Lampung, “ kata Arinal di sela-sela acara lomba pekerja kontruksi di Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, di Bandarlampung, Rabu (3/9).

Arinal mengaku ihaknya  tidak tahu dan tidak pernah mau tahu pembangunan jol tol  ruas Bakauheni—Terbanggi Besar itu gagal. Apalagi, kata Arinal, Gubernur Lampung Ridho Ficardo  menyatakan sudah ada kesepakatan  bahwa Lampung akan menjadi prioritas  dalam pelaksanaan  pembangunan jalan tol.

Arinal mengatakan, secara teknis dan dari sisi kepentingan  transportasi,  Lampung  sudah harus menjadi prioritas. “Sebab, setelah jalan tol  Merak – Jakarta  menuju  ke  Bandarlampung lalu ke Terbanggi yang merupakan satu-satunya jalan saat ini  dan itu bukan  merupakan kelas satu. Jalan ini   memberikan kontribusi yang tidak baik. Sementara itu,  Lampung memberikan kontribusi terhadap ekonomi Indonesia  yang cukup besar. Ekonomi akan berjalan apabila dari segi transportasinya juga mendukung,” kata Arinal.

Hal yang sama juga diungkapkan Kadis Bina Marga Provnisi Lampung Budhi Darmawa. “Saya belum dengar, belum ada perubahan dan kemarin ada kepastian soal itu,” kata Budhi.

Menurut Budhi, proyek jalan tol di Lampung ditangani langsung Kementerian Pekerjaan Umum, termasuk proses pembebasan lahan. “Pembebasan lahan dilakukan Kementerian PU.Namu, sejauh mana selesainya proses pembebasan lahan,  belum ada informasi,” kata dia.

Rencana jalan tol dari Bakauheni – Terbanggi Besar sudah dilakukan pada saat Gubernur Lampung dijabat Sjachroedin ZP. Kementerian PU dan Menneg BUMN telah menyepakati pembangunan jalan tol Bakauheni—Terbanggi Besar mengingat kondisi jalan dan arus lalu lintas di Lampung sebagai pusat perlintasan kendaraan Jawa-Sumatera yang semakin padat.

Pembebasan lahan jalan tol ini akan mengenai tiga kabupaten, yakni Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Pesawaran. Pembebasan lahan untuk jalan ini sebanyak 1.000 hektare, dengan menerobos perkebunan di 70 desa dan 18 kecamatan di tiga kabupaten tersebut.

Pada akhir Juni  2014  telah dilaksanakan  penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Lampung Jasa Utama (PT LJU) dengan PT Hutama Karya (PT HK) di Bandarlampung,  pada  Rabu (31-7) lalu. Direncanakan pemasangan tiang pancang pertama pada September  2014.

Penandatangan MoU berlangsung di ruang rapat utama kantor Gubernur Lampung di  Bandarlampung, dihadiri oleh  Direktur PT Hutama Karya  Tri Wijayanto Yudho Sastro dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Lampung.

Rencana pembangunan tol ini dimulai  sejak tahun 2004 dan pemerintah provinsi telah mendorong pembangunan jalan tol sebagai penunjang transportasi dan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan terus meningkat.

Dan hal ini berdasarkan Kepmen PU Nomor 567KPTSM2010 tentang rencana umum jaringan jalan nasional dan studi yang dilakukan KOICA (Korea) pada tahun 2010 lalu, jalan tol Lampung merupakan jalan tol dengan status prioritas pertama.

Direktur PT Hutama Karya Tri Wijayanto Yudho Sastro mengatakan, jalan tol Sumatera memiliki 23 ruas dengan perkiraan total investasi sebesar Rp355 triliun. “Ground breaking pembangunan jalan tol itu pada awal September 2013,” ujarnya.

Jalan tol Sumatera mempunyai empat ruas yang masuk prioritas pembangunan pertama, ruas Bakauheni–Terbanggi besar sepanjang kurang lebih 150 km dengan estimasi total biaya investasi sebesar Rp16 triliun. Kemudian ruas Palembang–Indralaya sepanjang kurang lebih 22 km dengan estimasi total biaya investasi sebesar kurang lebih Rp3,6 triliun.

Selanjutnya ruas Pekanbaru–Kandis–Dumai sepanjang  kurang lebih 135 km dengan estimasi total biaya investasi sebesar Rp12,5 triliun dan ruas Medan–Binjai sepanjang kurang lebih 17,1 km dengan estimasi total biaya investasi sebesar Rp1,5 triliun.

Keempat ruas tersebut sudah pernah ditenderkan sebelumnya. Namun, meski secara ekonomi cukup feasible namun financial tidak mencukupi maka belum ada perusahaan yang berminat untuk meneruskan tender tersebut.
Menurutnya, untuk total investasi pada empat ruas jalan tol trans Sumatera berkisar Rp31,5 triliun. “Kami minta dukungan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten agar sama sama dapat bersinergitas,” harapnya.
Ia menambahkan, MoU ini merupakan bagian dari konsorsium sebagai percepatan pembangunan jalan tol trans Sumatera dan khususnya jalan tol trans Lampung.

Soal proses pembebasan lahan jalan tol oleh pemerintah provinsi Lampung ditargetkan selesai 4 tahun. Dan proses pembangunan jalan tol dari wilayah Bakauheni Lampung Selatan sampai Terbanggibesar Lampung Tengah itu dimulai pada 2015.

Asisten III Provinsi Lampung (sebelumnya Asisten I) , Fitter Syahboedin, menjelaskan bahwa saat ini pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol dari wilayah Bakauheni sampai Terbanggibesar. Namun, sejauh ini semua masih perlu dilakukan koreksi oleh perencanaan kementerian Pekerjaan Umum.

“Saya tidak bisa menyebutkan berapa. Karena saat ini masih dikoreksi oleh bagian perencanaan di kementerian pekerjaan umum,” katanya.

Fitter sendiri menyebutkan target untuk pembangunan jalan tol itu adalah empat tahun. Meski di mulai pada 2015, Fitter menyebutkan bahwa pemerintah provinsi Lampung tetap berupaya proaktif untuk mempersiapkan pembebasan lahan jalan tol tersebut.

Upaya yang dilakukan pemerintah sendiri, kata dia, di antaranya membentuk tim persiapan, mensosialisasikannya ke masyarakat sekitar, dan lainnya. Sebabnya wilayah ini juga melingkupi tiga kabupaten, yaitu  Lampung Selatan, Pesawaran, dan Lampung Tengah. (Mas Alina Arifin)