Sekdaprov Lampung Arinal Djunaidi (tengah) pada acara peresmian mahasiswa baru Itera, di Kampus Itera, Selasa (18/8). |
BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com – Sekda Provinsi Lampung Arinal Djunaidi berharap Institut Teknologi Sumatera (Itera) bisa menjadi pendukung tercainya tujuan pendidikan di Lampung, utamanya terkait SDM teknologi yang berdaya saing. Untuk mewujudkan itu, Pemprov Lampung akan mendukung Itera agar pembangunnan kampus Itera terintegrasi dengan pembangunan kawasan Kota Baru.
“Salah satu pintu Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) terletak di dekati Kampus Itera. Hal ini akan mendukung dan mempercepat pengembangan wilayah,” ujar Arinal pada pelantikan mahasiswa baru Itera tahn akademik 2015/2016, di Kampus Itera, Selasa (18/8).
Selain dihadiri Rektor Itera dan segenap civitas akademika Itera, acara tersebut juga dihadiri Penjabat Bupati Lampung Selatan Kherlani, Ketua Komisi V DPRD Prov Lampung dan 391 Mahasiswa baru Itera Sebanyak 223 Mahasiswa tersebut berasal dari luar Lampung.
Dijelaskan Sekda, Pemprov Lampung berencana membangun pusat olahraga berstandar nasional dan Science Park di Kampus Itera.
Menurut Sekda, Itera diharapkan bisa menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus sebagai wadah yang biasa menghubungkan dunia penelitian dengan dunia industri. Selain itu, ke depan Kampus Itera akan dikembangkan menjadi suatu kawasan yang terintegrasi dengan pembangunan Kota Baru dan pusat pendidikan lainnya (IAIN Raden Intan serta Uniladan sekitarnya).
Rektor Itera Ofyar Z Tamin mengatakan potensi Pulau Sumatera begitu besar. Sebagai pulau terbesar ke-6 di dunia, kata dia,Sumatera menyimpan kekayaan sumber daya alam dan posisi strategis. Sebagai contoh, Sumatera Utara menyimpan sekitar 17% cadangan air bersih nasional,
Sumatera bagian Selatan menyimpan 40% cadangan nasional gas bumi dan 50% cadangan batu bara nasional, serta di Sumatera bagian Tengah menyimpan 52 % cadangan minyak bumi nasional.
“Dari sektor perkebunan, Sumatera menyumbang sekitar 7 juta hektar perkebunan kelapa sawit nasional atau setara 87% luas perkebunan kelapa sawit nasional. Selain itu, potensi sebagai beranda terluar Indonesia yang menghadap langsung Negara tetangga juga demikian besar untuk meningkatkan ekonomi sekaligus pertahanan negara,” katanya.
Menurutnya, idealnya jumlah populasi sarjana teknik Indonesia sejumlah 1.8 juta jiwa atau 3 kali lebih besar dari saat ini pada tahun 2010. Sedangkan periode 2011-2015 idealnya penambahan sarjana teknik seharusnya lebih dari 57.000 orang/tahun atau lebih. Tetapi tahun 2014 menurut data populasi mahasiswa teknik baru mencapai 30.000-an mahasiswa.
“Kebutuhan sumber daya tentu tidak saja hanya terhadap sarjana teknik. Tetapi kepada kebutuhan untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan tinggi kepada rakyat Indonesia. Aksesibilitas tersebut salah satunya diukur berdasarkan Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi. Angka partisipasi kasar perguruan tinggi nasional Indonesia pada tahun 2012 baru mencapai angka 28%. Pada level provinsi, APK Lampung baru menyentuh angka 20%. Ini artinya ada 72% penduduk Indonesia usia 19-23 tahun yang belum sempat kuliah. Target pemerintah pada tahun 2015 ini telah mencapai 35%,”katanya.
Menurut Ofyar,tantangan tersebut membutuhkan kerja sama berbagai pemangku kepentingan nasional maupun regional. “Di dalam skala regional, kolaborasi saat ini telah diejawantahkan melalui penandatanganan nota kerja sama antara Itera dengan Unila, Itera dengan IAIN Raden Intan, dan Itera dengan UBL dalam skala regional,” katanya.