Feaby|Teraslampung.com
Kotabumi– Lemahnya sanksi yang diberikan oleh Dinas Pendidikan dan pihak sekolah membuat para pelajar tak kapok untuk kembali membolos meski pernah terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja Lampung Utara. Buktinya, dua dari empat pelajar SMP yang terjaring razia pelajar oleh Satuan Polisi Pamong Praja, Senin pagi (14/11/2016) ini ternyata sebelumnya juga pernah terjaring razia pada Jum’at pekan lalu.
Keempat pelajar itu adalah Tegar Ananda Pratama (pelajar kelas IX SMPN 12 Kotabumi), M. Fadila (pelajar kelas IX SMPN 12), Satria Hidayat (pelajar kelas VIII SMPN 12 Kotabumi Kotabumi), dan Alif Pramesya (pelajar kelas VIII SMPN 4 Kotabumi).
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, AKBP. Suratno melalui Sekretarisnya, Doni F. Fahmi, membenarkan dua dari empat pelajar yang terjaring kali ini telah pernah terjaring pada razia sebelumnya. Kedua pelajar itu yakni Tegar Ananda Pratama dan M. Fadila.
“Benar, dua dari empat pelajar yang terjaring hari ini sudah pernah kena razia pekan lalu,” terangnya, Senin (14/11/2016).
Menurut Doni, razia pelajar ini merupakan instruksi langsung Bupati Agung Ilmu Mangkunegara yang tak menginginkan para pelajar berkeliaran saat jam sekolah. Tujuannya, agar para pelajar yang kerap membolos dapat menyadari kesalahannya dan kembali fokus belajar sehingga dapat benar – benar menyerap ilmu yang akan berguna bagi masa depan mereka.
“Sesuai instruksi pak Bupati, kami akan terus lakukan razia ini. Razia – razia tak hanya terfokus pada kaum pelajar tapi juga pada tempat penginapan yang diduga sering digunakan sebagai tempat mesum,” terusnya lagi.
Sementara terkait sanksi apa yang akan diberikan khususnya bagi kedua pelajar yang telah berulang kali terjaring razia, Doni menambahkan, hal itu merupakan ranahnya Dinas Pendidikan dan pihak sekolah. Pihaknya hanya bertugas menertibkan para pelajar yang berkeliaran saat jam sekolah.
“Kalau sanksi, itu wewenangnya Dinas Pendidikan. Tadi, sudah kami beritahukan kepada mereka kalau ada pelajar yang kembali terjaring razia hari ini,” paparnya.
Di lain sisi, Tegar Ananda mengaku kapok dengan perbuatannya yang suka membolos sekolah sehingga berujung pada kembali diangkutnya ia dan rekan – rekannya ke kantor Sat. Pol-PP. Meski begitu, ia tak mau menjelaskan alasan sebenarnya kenapa ia sampai membolos.
“Ketangkepnya di atas mobil om. Saya Kapok, om,” katanya.
Sementara, M. Fadila membenarkan jika ia dan Tegar pernah terjaring razia pada pekan lalu. Adapun alasannya membolos kali ini, M. Fadila beralasan terpaksa membolos karena dirinya tak memiliki atribut sekolah seperti dasi dan topi. Ia pun mengaku kapok dan tak akan kembali mengulangi perbuatannya di kemudian hari.
”Saya nyesel dan enggak mau ngulanginnya lagi,” akuinya sembari menundukan wajah.