Sekubal, Penganan Khas “Ulun” Lampung Saat Lebaran

Penulis sedang mencicipi sekubal. Foto: Admi Syarif
Bagikan/Suka/Tweet:

Admi Syarif*

Tanpa terasa kita telah tiba di penghujung bulan suci Ramadan. Hari Raya Ied sudah hampir tiba. Saatnya kita menyambutnya dengan rasa syukur kepada Allah SWT. Alhamdulillah, hari raya tahun ini  kita dapat sejenak menepi dari pandemi Covid-19 dan kembali menebar kebaikan dan kebahagiaan bersama keluarga.

Menyambut Lebaran yang tinggal dua hari lagi, pastinya sekelik semua sudah menyiapkan menu andalan terbaik. Sebagai orang asli (ulun) Lampung yang memiliki beragam makanan khas daerah yang unik, kali ini saya akan memperkenalkan makanan khas lebaran dari daerah Lampung. Kira-kira apa ya?

Bicara soal kuliner Lampung memang tidak ada habisnya. Ulun Lampung sangat mementingkan “Mengan bangek, pedom bangek dan ngobrol bangek” yang artinya “Makan enak, tidur enak dan ngobrol enak”. Karenanya kurang lengkap kalau anda berlebaran di “Sai bumi rua jurai” ini tanpa mencicipi berbagai kuliner khasnya.

Sama seperti daerah lain pada umumnya, Lampung juga memiliki makanan khas saat Lebaran. Makanan ini bernama Sekubal. Orang Lampung juga menyebutnya Sekhubal atau dibaca Segubal. Sekubal merupakan kuliner khas masyarakat Lampung yang terkenal sejak ratusan tahun lalu, baik dari keadatan Sai Batin maupun Pepadun.

Kuliner khas warisan leluhur ulun Lampung ini biasanya muncul sebagai sajian utama pada hari raya Lebaran. Ulun Lampung biasanya selalu membuat sekubal untuk dimakan bersama atau membagikannya kepada sanak keluarga di momen lebaran seperti ini. (Jadi teringat ibu mertua almarumah Taryati yang selalu membuat sekubal saat Lebaran)

Sekilas, sekubal memang mirip dengan lontong atau lemang khas Sumatera Barat. Ya, memang sekubal dan lemang memiliki bahan dasar yang sama yaitu ketan dan santan kelapa. Namun demikian keduanya berbeda dalam pembuatan dan proses memasaknya.

Karena rasanya yang gurih, umumnya sekubal disantap langsung. Wow ! Sekubal juga sangat nikmat disantap dengan tapai ketan atau dengan lauk rendang dan gulai. Ibunda biasanya membuat sekubal bersama andalannya, sambal ayam.

Mengakhiri tulisan ini, izinkan saya menyampaikan sebuah pantun menyambut lebaran dalam bahasa Lampung:

Lebaran Seberai Lagei
Gham mudik adek libo
Setumbuk adik waghei
Jejamo gham musik mahho
Bak ei anjak Kuto Bumei
Ikam masoo sekubal gappo
Sambilan bareng ngupei
Jamo suwat serundo

Selamat hari raya Idul Fitri,
Mohon maaf lahir dan batin.
Ingok ! Dang lupo BAHAGIA geh !

*Prof. Admi Syarif, PhD (Glr. Radjo Mergo) adalah dosen Unila