Oleh Uswadin Usman*
Ujian Nasional yang dimulai hari Selasa, 2 Mei 2017, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Mengapa bisa berlangsung lama? Hal ini ternyata terkait dengan pelaksanaan Ujian Nasional yang menggunakan dua model, yaitu Ujian Nasional Berbasis Kertas Pensil (UNKP) atau Paper Based Test dengan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau Computer Based Test.
Adanya UNBK yang pelaksanaannya bisa dalam tiga sesi, maka apabila dilaksanakan di hari Jumat akan menabrak waktu ibadah Jumat, sedangkan hari Sabtu dan Minggu merupakan akhir pekan yang di beberapa daerah dan sekolah menjadi hari libur, sehingga pelaksanaan Ujian Nasional hari ke-empat dilaksanakan pada hari Senin 8 Mei 2017.
Apa Itu UNBK ?
Menurut laman resmi kementerian pendidikan dan kebudayaan tentang UNBK di alamat http://ubk.kemdikbud.go.id/. Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) disebut juga Computer Based Test (CBT) adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya. Dalam pelaksanaannya, UNBK berbeda dengan sistem ujian nasional berbasis kertas atau Paper Based Test (PBT) yang selama ini sudah berjalan.
Penyelenggaraan UNBK saat ini menggunakan sistem semi-online yaitu soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload).
Sejarah UNBK
Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Hasil penyelenggaraan UNBK pada kedua sekolah tersebut cukup menggembirakan dan semakin mendorong untuk meningkatkan literasi siswa terhadap TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).
Selanjutnya secara bertahap pada tahun 2015 dilaksanakan rintisan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 556 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTs, 135 SMA/MA, dan 379 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri. Pada tahun 2016 dilaksanakan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 4382 sekolah yang tediri dari 984 SMP/MTs, 1298 SMA/MA, dan 2100 SMK.
Tahun 2017 sekolah pelaksana UNBK mengalami peningkatan yang luar biasa dibandingkan dengan tahun 2015 dan 2016. Pada Tahun 2016 terdapat 984 Sekolah jenjang SMP/MTs, 1.298 Sekolah jenjang SMA/MA, 2.100 Sekolah jenjang SMK. Data tahun 2017 terdapat 11.096 SMP/MTs, 9652 jenjang SMA/MA, 9.829 jenjang SMK.
Tabel: JumlahSekolahpelaksana UNBK
Tahun | SMP | SMA/MA | SMK/MAK | JUMLAH |
2015 | 42 | 235 | 379 | 656 |
2016 | 984 | 1298 | 2100 | 4382 |
2017 | 11.096 | 9652 | 9829 | 30.577 |
Pada tahun 2017 sekolah tingkat SMP secara nasional yang partisipasinya paling tinggi dalam UNBK berturut-turut adalah:
1. DKI Jakarta 91,97%
2. DI Yogjakarta51,13%
3. Kalimantan Utara23,39%
SMP Labschool Cibubur merupakan salah satu dari 11.096 sekolah yang melaksanakan UNBK di tahun ini. Sekolah ini bersama 17 sekolah lainnya melaksanakan UNBK atau sekitar 5,15% sekolah dari jumlah sekolah di Kota Bekasi sedangkan 84,85% sekolah masih menggunakan UNKP. Di Provinsi Jawa Barat, daerah yang terbanyak untuk tingkat SMP yang menyelenggarakan UNBK di tahun 2017 adalah Kota Depok 90,44%, Kabupaten Ciamis 61,36%, dan Kota Bandung 40,28%.
Sebagai sekolah yang baru pertama kali menyelenggarakan UNBK, rasa cemas dan ragu sempat menyelimuti di lingkungan serta warga sekolah. Namun, berkat dukungan dari semua pihak khususnya yayasan serta sosialisasi kepada sekolah dari Dinas Pendidikan membuat sekolah semakin percaya diri. Pengalaman dari SMA Labschool Cibubur yang lebih dulu satu tahun melaksanakan UNBK menjadi modal dalam pelaksanaan UNBK di sekolah.
Setelah sekolah mendaftar ke Dinas Pendidikan Kota Bekasi dengan terlebih dahulu memenuhi persyaratan seperti disebutkan oleh kemendikbud antara lain:
1. Menyediakan petugas laboratorium komputer (proktor dan teknisi).
2. Menyediakan sarana komputer dengan spesifikasi yang telah ditetapkan
3. Jaringan internet dengan bandwidth minimal 1 Mbps
4. Jaringan area lokal (Local Area Network – LAN).
Agar siswa siap melaksanakan UNBK, maka perlu dilakukan latihan atau try out, selain mengecek kesiapan sistem juga dimaksudkan untuk melatih kesiapan siswa dan panitia. Panitia pusat melakukan try out sebanyak tiga kali. Sekolah dapat menambah latihan sendiri sesuai dengan kondisi sekolah.
Secara umum bagi sekolah yang ingin melaksanakan UNBK, maka ada 8 syarat yang harus dipenuhi sekolah agar sukses dalam UNBK yaitu:
1. Komputer dan Server yang memadai sesuai spesifikasi minimal yang ditetapkan
2. Orang, yaitu orang yang akan diberi tugas sebagai proktor dan teknisi
3. Murid, yaitu peserta didik yang siap menggunakan komputer dalam ujian
4. Pelatihan, pelatihan yang memadai kepada proktor dan teknisi sebelum UNBK
5. Uji coba, ujicoba yang cukup untuk siswa dalam mengerjakan UNBK
6. Tersedianya Jaringan Internet yang memadai dan sesuai spesifikasi
7. Evaluasi, yang terus menerus atas kekurangan/ kelemahan yang ada
8. Rasio, ketersediaan komputer dengan siswa dengan rasio minimal 1:3
Selain kesiapan sekolah, maka yang tidak kalah pentingnya adalah kesiapan pemerintah sebagai panitia pusat untuk menjamin kapasitas server dan personel IT yang kompeten dan memadai sehingga tidak terjadi peristiwa server down dan log in yang sulit bagi semua peserta. Sebab peristiwa yang terjadi saat UNBK SMP pada hari ketiga mata pelajaran Bahasa Inggris terjadi server down hal ini mengganggu ketenangan dan konsentrasi siswa bahkan sempat memunculkan kepanikan dan kekhawatiran di beberapa siswa.
Semoga UNBK pada tahun mendatang, pemerintah dan dinas pendidikan serta sekolah-sekolah lebih siap dalam melaksanakan UNBK sehingga UN dapat berjalan lebih efektif dan efisien serta terjaga integritas dan tidak terjadi kebocoran dan kecurangan dalam pelaksanaan.***
*Drs. Uswadin Usman, M.Pd adalah Kepala Sekolah SMP Labschool Cibubur, Bekasi, Jawa Barat