Sidang Mutilasi Anggota DPRD Bandarlampung Ricuh, Polisi Jagat Ketat Ruang Sidang

Terdakwa kasus mutilasi anggota DPRD Bandarlampung, Brigadir Medi Andika, menjalani persidangan di PN Tanjungkarang
Terdakwa kasus mutilasi anggota DPRD Bandarlampung, Brigadir Medi Andika, menjalani persidangan di PN Tanjungkarang
Bagikan/Suka/Tweet:

Zainal Asikin|Teraslampung.com

BANDARLAMPUNG — Sidang muitalasi anggota DPRD Bandarlampung, M Pansor, dengan terdakwa Brigadir Medi Andika sempat terjadi kericuhan saat Medi dibawa masuk ke ruang sidang di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Rabu (30/11/2016) siang.

Brigadir Medi Andika, menjadi terdakwa kasus pembunuhan disertai mutilasi M Pansor akan menjalani sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan jaksa penuntur umum (JPU).

Sebelum sidang dimulai, tampak terlihat beberapa orang wanita pengunjung sidang meneriaki dan mencaci Medi. Itu terjadi saat Brigadir Medi dibawa petugas dan berjalan masuk menuju ke ruang sidang.

Beberapa anggota polisi bersenjata menjaga ketat pintu masuk ruang persidangan. Bahkan pengunjung sidang tidak diperbolehkan masuk ke ruang sidang oleh aparat kepolisian yang melakukan penjagaan.

“Saya mau masuk boleh nggak pak? Saya mau lihat sidang pembunuhan ini,” ujar salah seorang wanita paruh baya kepada polisi yang berjaga di depan pintu sidang.

Petugas kepolisian yang berjaga bergeming. Ia tetap tidak memperbolehkan masuk wanita tersebut,  dengan alasan bisa masuk tetapi nanti setelah majelis hakimnya datang.

Saat di ruang sidang, terdakwa Medi Andika sudah terlihat duduk di kursi pesakitan ruang sidang. Raut wajahnya tampak terlihat sangat tenang.

Tampak hadir juga, Umi Kalsum, istri Pansor, bersama beberapa kerabat lainnya. Umi Kalsum yang mengenakan kerudung hitam tampak terlihat tenang saat duduk berada di kursi belakang. Selain istri Pansor, tampak hadir adik perempuan Pansor yang terlihat menangis saat berada di depan ruang sidang.

Terlihat pula seorang wanita,  tetangga alamarhum Pansor. Wanita itu mengaku dirinya sengaja datang ke persidangan ini, karena penasaran dan ingin tahu seperti apa jalannya persidangan pembunuhan tetangganya tersebut.

“Saya datang pengadila ini karena pengen tahu mas. Karena lmarhum Pansor ini orangnya baik. Saya benar-benar nggak nyangka kalau dia (Pansor) ini, matinya dibunuh apalagi dengan cara dimutalasi seperti itu,”ucapnya.