SMKN 2 Terbanggi Besar, Sekolah Keren yang Arahkan Siswanya Jadi Wirausahawan Mandiri

Mobil keren hasil rakitan para siswa SMKN 2 Terbanggi Besar, Lampung Tengah.
Bagikan/Suka/Tweet:

Supriyanto | Teraslampung.com

GUNUNGSUGIH — Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 2 (SMKN 2) Terbanggibesar Lampung Tengah, terus berbenah diri untuk meningkatkan kualitas. Di antaranya, membangun kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi di Korea Selatan. Jalinan kerjasama antara kedua belah pihak itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara sejumlah perguruan tinggi di Korea Selatan dengan SMKN2 Terbanggibesar Lampung Tengah.

”Kami telah menandatangani MoU di Korea Selatan akhir September 2014 lalu, selain Kepala SMKN 2, Ketua Komite Sekolah SMKN 2 Terbanggibesar Bapak Sumarsono, dan Kepala Dinas Pendidikan Lampung Tengah Bapak Sarjito ikut menandatangani MoU itu. Jadi, kami ke Korea Selatan bukan studi banding tapi menandatangani MoU,” tegas Kepala SMKN2 Terbanggibesar Joni Syarif, Sabtu (11/10).

Menurut Joni, MoU itu antara lain menyebutkan bekerjasama dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi. Siswa yang lulus dari SMKN2 Terbanggibesar bisa melanjutkan pendidikan tinggi di beberapa perguruan tinggi di Korea Selatan, dengan bebas biaya (100 persen gratis),biaya 50 persen, dan keringananan biaya 25 persen.

“Bagi yang mampu silakan bayar semua. Tetapi, kami berusaha bagaimana bisa mendapatkan bea siswa sebanyk-banyaknya,”tegasnya.

Memang, walaupun anak mendapatkan beasiswa, tapi ada satu bagian yang tidak bisa dibiayai oleh Pemerintah Korea Selatan. Yakni biaya makan.”Untuk sementara orang tua menanggung biaya makan anak, tapi setelah itu meraka akan ada kesempatan kerja secara part time,”katanya

Joni mengaku sudah melaporkan hasil kunjungan tersebut kepada Bupati Lampung Tengah H.A.Pairin. Bupati pun merespons positif kerjasama yang dibangun antara SMKN dengan Korea Selatan tersebut. Atas nama Pemkab Lampung Tengah, Bupati menyanggupi untuk menanggung biaya makan anak sebesar Rp1 juta per bulan yang dianggarkan melalui APBD Lampung Tengah.
”Ini menjadi tanggung jawab Komite Sekolah untuk mengawalnya.”katanya.

Kepala SMN 2 Terbanggi Besar, Joni Syarif, menunjukkan peralatan praktik siswa yang sudah mulai uzur.

Kepala SMKN 2 Terbaggi Besar Joni Syarif, di ruang praktik.
Menurut Joni, dari tiga SMKN yang hadir dalam pertemuan di Korea Selatan, dua SMK dari Pulau Jawa, dan SMKN 2 Terbanggibesar satu-satunya yang berasal dari luar Pulau Jawa. Kebetulan, SMKN 2 Terbanggibesar telah ditetapkan sebagai SMK rujukan di Provinsi Lampung, oleh Kementerian pendidikan.

”Ke depan seluruh SMK di Lampung akan berafiliasi ke SMKN 2 Terbanggibesar. Kami akan membantu mereka dalam menyalurkan siswa yang berprestasi ke Korea Selatan,”katanya.

Oleh karena itu, kata dia, untuk menindaklanjuti kerjasama dengan Korea Selatan tersebut, SMKN2 Terbanggibesr akan membuka kelas bahasa Korea dan Tiongkok.

“Karena penguasaan bahasa akan memberikan nilai plus saat anak mengikuti seleksi untuk bisa mendapatkan bea siswa. Jika siswa lulus murni 100 persen akan mendapatkan 100 persen bea siswa. Semua yang berangkat ke Korea Selatan atau Tiongkok, setelah enam bulan paling lama mengikuti perkuliahan, mereka akan mendapat kesempatan kerja secara part time,”katanya.

Joni mengaku, berdasarkan berdasarkan informasi yang didapatnnya dari siswa yang belajar di sana, pendapatan mereka rata-rata dari kerja part time bisa mencapai Rp17 juta per bulan. Artinya, sisa biaya makan siswa masih bisa mengirimkan uang kepada orang tuanya untuk ditabung.

Di sana, kata beberapa siswa yang pernah belajar di Korsel, biaya makan hanya sebesar Rp3 juta lebih per bulan. Artinya, ika setiap bulan siswa mengirimkan uang sebesar Rp 10 juta kepada orang tuanya sebagai tabungan, maka lima tahun setelah lulus pendidikan, siswa akan memiliki sebesar Rp600 juta.
Belum lagi setelah siswa tamat kuliah akan mendapatkan bantuan dana dari perguruan tinggi Korea Selatan sekitar Rp170 juta, sehingga sepulang pendidikan di Korea siswa diharapkan siswa dapat membuka usaha sendiri.
”Kami bertekad lulusan SMKN2 tidak menjadi karyawan yang abadi. Diusahakan setelah tamat, lima atau sepuluh tahun kemudian benar-benar sudah menjadi pengusaha,”katanya.

Menurut Joni, pada masa mendatang pembelajaran SMKN 2 Terbanggibesar harus berbasis teknologi informasi dan produksi. Dengan begitu, para alamuni SMKN 2 Terbanggi Besar mampu menjawab tantangan era globalisasi.

“Setidaknya, mereka sepulang dari Korea Selatan selain memiliki skil juga menguasai bahasa. Diharapkan setamat dari Korea Selatan mempunyai jaringan dengan sejumlah investor. Sehingga siswa kita dapat ikut berperan setidaknya sebagai fasilitator bagi investor dari Korea Selatan yang ingin berinvestasi di Lampung,”katanya.