TERASLAMPUNG.COM — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku tidak ingin terlalu menghiraukan pembicaraan warganet di dunia maya atau media sosial soal banjir. Anies mengaku lebih ingin fokus bekerja di dunia nyata.
“Jadi ada percakapan, ada kenyataan. Saya fokus pada kenyataan. Kenyataannya Indonesia sedang mengalami tantangan cuaca yang luar biasa,” kata Anies, Sabtu (11/1/2020).
Menurut Anies, wajar jika pemerintah daerah lebih fokus bekerja ketimbang menghiraukan semua yang beredar di media sosial.
“Pemerintah harus bekerja menggunakan kenyataan, fakta, bukan memfokuskan pada percakapan, karena percakapan bisa naik turun dan bisa positif negatif,” katanya.
Sebelumnya, pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai berbagai serangan kerap dilancarkan pihak-pihak tertentu terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui dunia maya.
Serangan tersebut diduga dilakukan secara sistematis untuk menggembosi Anies menjelang kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2022 dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
“Lalu juga adanya kebijakan pemerintah yang tidak Pro Anies, misalkan terkait dengan pemindahan ibu kota. Lalu juga terkait dengan pilkada serentak tidak ada di 2022,” kata Ujang, di Jakarta, Jumat (10/1/2020).
Diketahui pilkada serentak dilakukan pada 2022. Sementara Pilpres dan Pileg akan digelar pada 2024.
Ditengarai ada upaya menjegal Anies sedini mungkin lewat sistem. Mengingat masa jabatan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta akan habis pada 2022.
Menurut Ujang serangan bertubi-tubi yang dilakukan terhadap Anies membuktikan bahwa politik tidak dilakukan secara serampangan. Dia menyebut, serangan politik biasanya dilakukan secara sistematis, baik melalui partai, jabatan kenegaraan, hingga pihak ketiga.
“Itulah politik bisa terjadi kepada siapa saja ketika dia dianggap kuat,” ujarnya.
Ujang membenarkan, Anies merupakan sosok potensial menjadi capres pada Pilpres 2024. Ia menilai Anies sosok intelek dan menjadi orang nomor satu di ibu kota Jakarta. Jika tidak ada upaya menghalau sejak dini, bukan tidak mungkin Anies menang Pilpres 2024.
Ujang menyarankan Anies tidak perlu merespon secara berlebihan serangan politik dari berbagai pihak. Anies harus tetap menunjukkan kinerjanya agar publik memberi penilaian baik.
“Ada juga serangan-serangan itu belum tentu negatif juga. Bisa jadi serangan itu menguntungkan Anies. Misal Anies terzalimi atau orang yang terzalimi. Jadi maknanya bisa dua, membusuki atau pihak yang terzalimi,” ujarnya.