TERASLAMPUNG.COM — Badan Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika (BMKG) kembali menjadi bulan-bulanan warganet terkait rilis data gempa bumi. Kali ini terkait dengan gempa bumi berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) yang kemudian diralat menjadi 6,9 SR, yang berpusat di wilayah Sumur, Banten, pada Jumat malam (2/8/2019) pukul 19.03 WIB.
Banyak warganet marah karena saat info gempa dilansir BMKG melalui media sosial, saat itu situs BMKG tidak bisa dibuka. Selain itu, informasi yang disertai peringatan dini tsunami untuk sejumlah wilayah di Banten dan Lampung itu dinilai tidak tepat.

Ketika mendapatkan informasi gempa 7,4 SR mengguncang Banten – Lampung, masyarakat di wilayah tersebut pun panik. Apalagi, BMKG menyebut gempa tersebut masuk kategori dangkal –hanya 10 KM di bawah permukaan air laut–dan berpotensi menyebabkan gelombang tsunami.
Ralat yang dilakukan BMKG justru makin meyakinkan masyarakat bahwa analisis BMKG terkait gempa bumi pada Jumat malam kemarin menunjukkan BMKG tidak profesional dan tidak presisi dalam menganilisis gempa.
Untuk membandingkan hasil analisis gempa di Banten pada kemarin malam, dua lembaga dari Amerika Serikat dan Jerman bisa dijadikan rujukan. Mereka adalah USGS (Amerika Serikat) dan GFZ (Jerman).
Begitu gempa bumi mengguncang wilayah Banten, USGS dan GFZ melansir analisisnya. Hasilnya: USGS menyebutkan gempa di Banten berkekuatan 6,9 SR dan pusatnya berada dalam jarak 214 km dari Kota Bandarlampung.
Tampilan gambar analisis USGS adalah seperti di bawah ini:

Detailnya tampak pada gambar di bawah ini (atau lebih jelasnya silakan klik tautan ini>> USGS:
Di peta USGS, gambar di atas bisa dirincikan lagi dengan mengeklik pilihan yang ada di lambang dokumen/buka di atas lambang kunci yang berada di sudut kanan atas peta. Jelasnya ada di gambar peta di bawah ini:

Bagaimana dengan analisis GFZ? Analisis GFZ tidak sedetail USGS. Namun, analisis GFZ terkait kekuatan gempa tidak jauh berbeda dengan USGS, yaitu 6,8 SR.
Berikut penampakan peta pusat gempa di Banten – Lampung pada Jumat malam (2/8/2019) dan data pendukungnya menurut GFZ: