Feaby|Teraslampung.com
Kotabumi–Penyebab tak terserapnya ratusan miliar anggaran belanja daerah Lampung Utara tahun 2023 hingga kini masih misteri. Sebab, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Lampung Utara terlihat tidak begitu mengetahui mengapa hal itu bisa terjadi.
“Supaya lebih objektif jawabannya, sebaiknya konfirmasi langsung kepada perangkat daerah pengelola keuangan atau bendahara umum daerah, yakni Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)” kata Ketua TAPD Lampung Utara, Lekok, Jumat (16/8/2024).
Hanya BPKAD-lah yang lebih mengetahui apa yang menjadi penyebab tak terserapnya ratusan miliar belanja daerah tahun 2023. Seluruh data dan sebab musababnya pasti diketahui oleh pihak BPKAD.
“Mereka yang menguasai tentang fluktuasi serapan anggaran,” jelasnya.
Sebelumnya, entah apa alasannya, ratusan miliar anggaran belanja daerah Lampung Utara tahun anggaran 2023 tak mampu terserap. Padahal, keberadaan belanja daerah ini cukup penting untuk kehidupan rakyat.
Menurut Kementerian Keuangan RI di laman https://djpk.kemenkeu.go.id, dari Rp1.744,61 miliar belanja daerah Lampung Utara yang dialokasikan di tahun 2023, belanja daerah yang terserap hanya Rp1.476,02 miliar. Dengan demikian, anggaran belanja daerah yang tidak terserap mencapai sekitar Rp268-an miliar.
Belanja daerah ini sendiri di antaranya digunakan untuk bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, penataan ruang, dan kesehatan. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Sayangnya, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Lampung Utara, Mikael Saragih terlihat enggan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di balik tak terserapnya ratusan miliar belanja daerah tersebut. Keengganannya itu dikarenakan sedang banyak pikiran.
“Lagi ini ya, lagi,” katanya sembari memegang dahi sebagai tanda lagi banyak pikiran, kemarin.
Pun demikian saat ditanya mengenai instansi mana saja yang paling kecil dalam urusan serapan belanja daerahnya pada tahun 2023 lalu. Ia ter mengaku, tidak begitu menghafalnya.
“Ya, enggak hafallah,” kelit dia sembari menaiki mobil dinasnya.