Mas Alina Arifin/Teraslampung.com
Kabut asap tebal di Kota Dumai, Riau, Rabu pagi, 28 Maret 2014. (Foto Yurnaldi) |
Bandarlampung—Kabut asap kembali menyelimuti kawasan Provinsi Riau, terutama di sekitar Kota Dumai, Jumat pagi (28/3). Akibat kepungan kabut asap tebal tersebut digambarkan jurnalis Yurnaldi sebagai keadaan gawat darurat.
“ Gawat….Dumai hari ini gawat darurat. Bagai negeri di atas awan. Kabut asap sangat tebal dan membahayakan. Saya harus meninggalkan Kota Dumai untuk sementara, menuju Padang dan kemudian terus ke Palembang,” kata Yurnaldi, Jumat pagi (27/3).
Yurnaldi mengaku Jumat ini dia memutuskan untuk meninggalkan Kota Dumai setelah berbulan-bulan ‘makan’ asap. Sementara pagi ini warga Dumai yang mengendari mobil dan sepeda motor harus ekstrahati-hati dan terus menyalakan lampu kendaraan karena jarak pandang yang sagat pendek.
“Kabut asap pagi ini tebal sekali. Kemarin saya saksikan ratusan hektare hutan terbakar dan dua heli yang mondar-mandir untuk memadamkan api. Rupanya mereka tak mampu. Pagi ini jarak pandang sangat terbatas,” kata jurnalis yang lama di Kompas itu.
Yurnaldi mengaku sudah tak tahan lagi terus-menerus dikepung dan ‘makan’ asap yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan itu. Ia memutuskan akan ke Padang, tanah kelahirannya, karena meyakini di kabut asap di Padang tidak separah di Dumai.
Sejumlah warga di Riau dan Sumatera Barat menyayangkan terus berlangsungnya pembakaran hutan di wilayah Riau. Padahal, beberapa waktu lalu Presiden SBY sudah turun langsung ke Riau untuk menangani kasus kabut asap.
Presiden sempat memberikan ultimatum kepada aparat TNI/Polri dan petugas Badan Penangggulangan Bencana untuk memadamkan api dalam tempo seminggu.
“Para pembakar hutan harus dihukum seberat-beratnya. Mereka terbukti tidak takut sama siapa pun sehingga terus melakukan pembakaran,” kata Dulhadi, 37, warga Pekanbaru, Riau.
Hal serupa diungkapkan Darman Moenir, sastrawan Sumatera Barat. “Masya Allah! Pembakar hutan tak jera, tak takut presiden. Mereka harus dihukum berat,” kata Darman Moenir.
Baca Juga: Presiden Soal Kabut Asap di Riau: “Jangan Ada Dusta di Antara Kita…”