Sugiyanto Ciptakan Lampu Hias Bernilai Seni dari Batang Singkong

Bagikan/Suka/Tweet:

Mas Bowo/Teraslampung.com

Lampung Tengah—Ternyata batang singkong yang selama ini untuk jadi kayu atau dibuang, memiliki nilai seni tinggi. Batang singkong dapat “disulap” menjadi hiasan lampu atau barang-barang seni lainnya.

Adalah Sugiyanto, pria kelahiran Tanjungjaya 8 Agustus 1985, memanfaatkan batang singkong menjadi barang seni, khususnya lampu hias. Menggunakan peralatan manual seperti golok, gergaji kecil, dan alat sederhana lainya, ia bisa menyulap batang kayu menjadi lampu hias.

Gianto—sapaan akrab pemuda ini—memanfaatkan batang singkong menjadi barang seni sejak September 2013 lalu.  Awalnya, dia bercerita, hendak pergi ke sebuah kebun jagung milik orang tuanya yang tak jauh dari rumah di RT 006, RW 002 Dusun II Kampung Tanjugjaya, Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten Lampung Tengah.

Saat itu ia berpikir untuk membuat lampu hias bernilai seni dengan menggunkan batang jagung. Tiba di rumah, Gianto pun bebergegas membuka internet, namun saat ia buka ternyata sudah banyak digunakan.

Berulangkali ia memikirkan hal tersbut. Setelah itu, dia mendapat ide membuat lampu hias memanfaatkan batang singkong.  ”Awalnya saya tidak punya pekerjaan. Tapi ya pengen punya kerjaan, maka saya coba bikin kreasi seni pakai batang singkong. Karena menurut saya selama ini belum pernah digunakan oleh orang lain,” jelas Gianto.

Sejak itu ia menekuni pekerjaannya ini. Ia membuat lampu-lampu hias dari batang singkong. Kemudian ia tawarkan atau diberikan kepada tetangga yang memerlukan. Kini meski karyanya belum banyak diketahui tetangga, namun produksi lampu hias miliknya sudah dikirim ke Jakarta.

Gianto menjelaskan, untuk menyelesaikan satu unit lampu hias dikrjakan selama satu minggu. Proses pengerjaan dimulai dari mengelupas batang singkong satu demi satu dengan rapi. Pada proses selanjutnya, satu persatu batang singkong dipotong berukuran 3-4 cm, lalu dia lubangi pada diameternya itu.

“Setelah itu batang singkong direndam dengan menggunkan obat pengeras supaya tak rapuh, setelah selesai dijemur hingga kering,” katanya.

Selanjutnya, Gianto menambahkan, ia rakit satu persatu batang singkong yang sudah dijemur tersebut. ”Prosesnya  pembuatan lampu hias sampai satu minggu, itu pun kalau tidak mati lampu. Ya hanya pakai alat seadanya,” masih kata Gianto.

Selama pembuatan kerajinan ini, ia mencoba memasarkan ke daerah lain namun hingga kini belum berhasil. Harga lampu hias karya Gianti ini tidak mahal. “Saya jual Rp80 ribu, hanya untuk menganti bahan saja, mas. Tapi kalau sudah banyak, ya saya jual tergantung ukuran dan jenis kesulitamnya,” ujar Sugiyanto.

Dia berharap buah karya seninya ini dapat diterima masyarakat luas. Dengan begitu, harapnya, bisa membuka peluang pekerjaan dan mendapat penghasilan yang layak. “Saya coba tawarkan ke siapa pun, biar memasyarakat dan bisa laku,” imbuhnya. (Editor: Isbedy Stiawan ZS)