Sungai Umban Kembali Meluap, Belasan Rumah di Kotabumi Terendam Banjir

Bagikan/Suka/Tweet:

Feaby/Teraslampung.com

Belasan rumah di Kotabumi terendam banjir, Sabtu-Minggu (31/1-1/2)

KOTABUMI–Hujan deras yang mengguyur wilayah Lampung Utara (Lampura), Sabtu (31)1) malam hingga dini hari membuat sejumlah sungai kembali meluap. Akibatnya, puluhan rumah warga yang tinggal pada sekitar bantaran sungai di tiga Kelurahan kembali terendam banjir, Minggu (1/2) pagi. Ketiga Kelurahan itu yakni Kelurahan Kota Alam, Tanjung Aman, dan Tanjung Harapan.

Ani, warga RT 6/LK 9, Kelurahan Tanjung Aman,menuturkan banjir dari luapan sungai (Way) Umban mulai menyentuh rumahnya dan warga lainnya sejak Minggu (1/2) sekitar pukul 09:00 WIB. “Rumah warga yang terendam luapan Way Umban di sini sekitar 10 rumah, mas,” katanya.

Namun, menurutnya, air perlahan – lahan mulai turun sekitar pukul 12:00 WIB. Ketinggian air kini hanya sebatas mata kaki orang dewasa. “Tadinya air sampai di tanjakan itu,” tutur dia sembari menunjuk ke arah tanjakan di atas rumahnya.

Sedangkan Yanto, warga LK VI, Kelurahan Tanjung Harapan mengatakan ada yang tak lazim pada banjir kali ini di daerahnya. Ketidak laziman ini disebabkan banjir hanya merendam seluruh daerah yang berada di bagian kanan sungai. Ia memperkirakan hal ini dikarenakan oleh pembangunan pagar atau tembok gudang yang diklaim oleh Badan Lingkungan Hidup sebagai ‘tanggul’ meski tanggul yang dibangun itu hanya di bagian kiri sungai saja.

Sementara bagian kanan sungai yang berada persis di jembatan Soekarno – Hatta, tempat cikal bakal gudang itu berdiri hanya dibiarkan melompong tanpa tanggul. “Kalau dulu sebelum ada tanggul sepotong itu, banjirnya berbagi ke sebelah kiri sungai juga. Enggak seperti sekarang ini hanya meluap ke sini,” beber dia.

Sementara, Asmin, warga RT 5/LK III, Dusun Rawa Karya, Kelurahan Kota Alam mengatakan air Way Sesah kembali meluap dan merendam sedikitnya 5 unit rumah di daerahnya. Air sungai mulai menyentuh rumahnya sejak pukul 09:00 WIB. “Sekarang airnya sudah mulai surut,” terangnya.

Asmin meyakini bahwasannya banjir yang kerap terjadi belakangan ini belum mencapai puncaknya. Sebab, menurut pekerja serabutan ini, jika banjir telah mencapai puncaknya, maka ketinggian air di daerahnya bisa mencapai atap rumah warga. “Ini belum puncak banjir. Kalau sudah puncaknya, air bisa setinggi atap rumah itu,” kata dia sembari menunjuk rumah warga.

Meski daerah tempat tinggalnya dikenal sebagai daerah langganan banjir, namun ia beserta warga lainnya tak memiliki pilihan lain selain pasrah menerima bencana banjir tersebut. “Mau gimana lagi?. Kalau bosan, jelas kami bosan dengan banjir,” sergahnya.

Dirinya berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampura mau membangunkan tanggul di sepanjang bantaran Sungai khususnya pada daerah yang kerap menjadi langganan banjir. “Maunya Pemkab membuatkan tanggul di sepanjang Sungai ini,” harap dia.

Pantauan di lapangan, Minggu (1/2) sekitar pukul 13:30 WIB, luapan banjir Way Umban dan Way Sesah tak hanya merendam belasan rumah tapi juga merendam lahan sawah dan kolam ikan warga.