Survei Grant Thornton: Optimisme Bisnis Pengusaha Indonesia Meningkat

Bagikan/Suka/Tweet:
Ilustrasi/iye

JAKARTA, Teraslampung.com — Survei Grant Thornton International Business Report (IBR).terkini menyebutkan, optimisme bisnis di kalangan pengusaha Indonesia mengalami lonjakan peningkatan yang tajam pada Q1-2015.  Optimisme bisnis Indonesia tercatat tinggi sebesar 68%, setelah sebelumnya hanya mampu mencapai angka 14%  pada Q4-2014.

Meskipun optimisme bisnis saat ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, 78% di Q1-2014, Grant Thornton mencatatat lonjakan optimisme yang terjadi ini memberikan sinyal yang prospektif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun endatang.

“Lonjakan tersebut sekaligus membawa Indonesia ke peringkat lima dalam skala global dari 36 negara yang disurvey pada Q1-2015.  Optimisme bisnis Indonesia hanya sedikit lebih rendah dibandingkan Irlandia (92%), India (89%), Filipina (86%), dan Belanda (78%),” kata Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton dalam rilisnya yang dikirim ke redaksi Teraslampung.com ,Kamis (7/5).

Optimisme bisnis Indonesia juga dilaporkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata optimisme bisnis di kawasan ASEAN (40%), dan bahkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata global (33%).  Bersama-sama dengan Filipina, Indonesia dianggap sebagai kontributor utama bagi peningkatan optimisme bisnis di kawasan ASEAN.

Johanna Gani, menjelaskan, lonjakan keyakinan ini kemungkinan terjadi karena beberapa hal.  Kalangan pengusaha Indonesia saat ini cukup optimis dapat mencapai tingkat profit yang ditargetkan setelah menjalani kwartal pertama di tahun 2015.

“Mereka cukup percaya diri akan berhasil mencapai target penjualan yang ditetapkan untuk dapat menghasilkan keuntungan.  Ekspektasi atas pencapaian profit untuk 12 bulan mendatang meningkat hingga 50%, setelah sebelumnya hanya tercatat sebesar 20% pada Q4-2104.  Aspek regulasi dan proteksi industri, kenaikan biaya atas energi, dan ketidakpastian ekonomi tidak lagi dipandang sebagai hambatan besar bagi aktivitas bisnis di negara ini,” katanya.

Menurut Johanna,prediksi terkini dari bank sentral Indonesia juga menyuarakan optimisme yang sama dengan IBR.  Bank Indonesia memprediksi bahwa perekonomian akan mulai membaik pada kwartal pertama di tahun 2015.

“Bank Indonesia juga memaparkan bahwa perekonomian nasional akan mengalami laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu, yaitu sebesar 5.1%.,” kata dia.

Mengutuitip pernyataan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara, saat ini pertumbuhkan ekonomi di kwartal pertama 2015 didorong oleh tingkat konsumsi sektor pribadi yang kuat, diikuti oleh segala macam upaya yang dilakukan untuk tetap mengendalikan tingkat inflasi.

Konsumsi pemerintah juga bergerak naik karena meningkatnya pengeluaran pemerintah, dan laju investasi juga diprediksi meningkat pada kwartal yang sama.  Ekonomi diprediksi akan mengalami pertumbuhan dengan kisaran 5.4-5.8% di tahun 2015.

Di masa seperti ini, kata Johanna, peningkatan anggaran investasi pemasaran merupakan ide yang bagus untuk dipertimbangkan.  Menurut Johanna, pengembangan atau peluncuran produk dan layanan baru, dikombinasikan dengan pengembangan akses kepada sumber baru untuk pendanaan bisnis, merupakan inisiatif yang sangat mungkin diaplikasikan untuk bisa mencapai pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan di tahun 2015.

“Menegaskan kembali apa yang kami suarakan pada Q4-2014 silam, perilaku masyarakat dalam menghadapi tantangan dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi merupakan kontributor utama bagi terciptanya kondisi ekonomi yang positif ini.  Kita sebaiknya memfokuskan perhatian pada pertumbuhan bisnis jangka panjang dan menghadapi beragam dinamika yang terjadi di lingkungan bisnis.  Kita harus bisa mengubah lompatan optimisme ini menjadi suatu lompatan keyakinan yang bersifat massal.  Ini adalah satu-satunya cara yang memungkinkan untuk mempertahankan optimisme bisnis Indonesia pada tingkatan yang tinggi agar dapat bertahan tahun demi tahun,” tandasnya.

Grant Thornton International Business Report (IBR) memberikan temuan perihal pandangan dan ekspektasi lebih dari 10,000 entitas bisnis per tahun yang tersebar di 36 negara.  Survey ini didasarkan atas data tren dengan kurun waktu 22 tahun untuk sebagian besar negara-negara Eropa dan 11 tahun dari sebagian besar negara-negara non-Eropa.

IBR adalah survei untuk perusahaan terbuka (Tbk.) dan perusahaan swasta.  Data untuk rilis ini diperoleh dari wawancara  dengan lebih dari 2,500 pimpinan perusahaan (CEO-Chief Executive Officer), Direktur (Managing Director), Komisaris atau eksekutif senior lain dari semua sektor industri yang dilakukan pada January 2015. Pengumpulan data dikelola oleh mitra riset utama Grant Thornton, yaitu Experian.  Kuesioner diterjemahkan ke bahasa setempat dengan kesempatan bagi setiap negara yang berpartisipasi  untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik sesuai dengan kebutuhan mereka sebagai tambahan dari pertanyaan-pertanyaan inti.  Pekerjaan lapangan dilaksanakan per kwartal.  Kajian ini dilakukan dengan wawancara per telepon dan atau tatap muka.

Grant Thornton Indonesia adalah member firm dari Grant Thornton International Ltd (GTIL), merupakan gabungan para profesional muda yang dinamis yang memiliki visi untuk salah satu penyedia jasa assurance (audit), pajak, dan advisory yang terkemuka di Indonesia serta memberikan kontribusi bagi pengembangan profesi dan praktik bisnis akuntansi di Indonesia.