TERASLAMPUNG.COM —Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melansir hasil survei paling mutakhir terkait tingkat keterpilihan (elektabilitas) capres-cawapres menjelang Pilpres 2019, Jumat, 12 April 2019. Hasilnya: capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf elektabilitasnya 56,8 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga mendapatkan 37 persen suara responden.
BACA: Survei Internal BPN: Prabowo 62 Persen, Jokowi 38 Persen
“Ada [responden] yang masih mengatakan besar kemungkinan berubah pilihannya, tapi jumlahnya tidak besar. Paling banyak, yakni 88%-89% pemilih, mengatakan pilihannya sudah bulat dan mantap,” kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani di kantorny, di Jakarta, Jumat (12/4/2019).
Deni mengatakan survei terbaru SMRC dilakukan pada 5-8 April 2019. Dari populasi orang yang telah memilih hak pilih, diperoleh 2.568 responden melalui stratified multistage random sampling.
Dari jumlah tersebut, 2.285 responden berhasil diwawancarai secara valid lewat tatap muka. Margin of error survei sebesar 2,1 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Namun, margin of error tersebut dikatakan dapat lebih besar karena efek desain survei.
Menurut SMRC, jka dibandingkan dengan perolehan pada Februari 2019, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mengalami penurunan sebesar 0,8 persen, dari 57,6 persen menjadi 56,8 persen.
Sedangkan elektabilitas Prabowo-Sandiaga Uno naik cukup signifikan, dari 31,8 persen menjadi 37 persen.
“Kesimpulannya Prabowo naik, Jokowi stabil, yang turun undecided, artinya Prabowo-Sandi mengambil undecided,” tutur kata Deni.
Deni mengatakan, hasil survei SMRC menunjukkan bahwa pendukung Jokowi-Ma’ruf yang masih bisa beralih (swing voters) sebesar 6,4%. Angka itu lebih tinggi dari swing voters di kubu Prabowo-Sandiaga yang sebesar 4,5%.
SMRC juga memprediksi bagaimana elektabilitas kedua kandidat jika pemilih yang belum menentukan sikap (undecided voters) telah memastikan pilihannya. Hasilnya, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf menjadi 58,2%, sedangkan Prabowo-Sandiaga naik ke angka 41,8%.
“SMRC lakukan prediksi pilihan pada kelompok undecided itu dilihat dari berbagai karakteristik. Misal, dengan skala bipolar dia kasih skor berapa, kemudian skala polar berapa. Lalu, dilihat juga faktor lain, misal suka atau enggak sama kandidat dia bilangnya apa,” kata Deni.
Dewira