Sutjiati Narendra, Ratu Senam Ritmik yang Rela Tinggalkan AS Demi Bela Lampung di PON Papua

Sutjiati K. Narendra, pesenam asal Lampung, meraih medali emas di nomor pita simpai pada PON XX Papua. Foto: PB PON Papua/R.Berto Wedhatama
Sutjiati K. Narendra, pesenam asal Lampung, meraih medali emas di nomor pita simpai pada PON XX Papua. Foto: PB PON Papua/R.Berto Wedhatama
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua melahirkan seorang putri cantik yang menjadi bintang baru di cabang senam ritmik. Sutjiati Kelanaritma Narendra atau Sutjiati K. Narendra, atlet senam asal Lampung, meraih dua medali emas dan satu perak di ajang nasional itu. Ia bukan saja memukai para juri, tetapi juga membuat decak kagum jutaan warganet karena kelincahan dan kelenturan tubuhnya saat beraksi di arena.

Nama Sutjiati Narendra selama ini nyaris tidak pernah terdengar. Namun, di ajang PON kali ini Sutjiati namanya cepat melesat dan menjadi pujaan para warganet. Yang membanggakan, ia tidak hanya membuat kagum lantaran penampilan dan prestasinya, tetapi juga sikap hidup komitmennya membela tanah kelahiran orang tuanya.

Dilahirkan di Amerika Serikat, putri Andy Narendra dan Christina ini  memiliki darah Lampung dari ayahnya. Ibunya asli Amerika Serikat. Di Amerika Serikan Sutjiati menjadi pesenam yang diperhitungkan. Namun, sejak 2019 ia keluar dari tim senam Amerika Serikat dan memilih membela Lampung — tanah kelahiran ayahnya — untuk berlaga di PON XX Papua.

Dua medali emas PON 2021 diraih gadis kelahiran New York pada 13 Februari 2004 ini di nomor alat bola dan nomor pita simpai. Sedangkan perak diperoleh Sutjiati pada nomor semua alat perorangan.

Sutjiati tampil memukai di nomor alat bola. Bola seakan ‘lengket’ dengan gerak tubhnya. Ia pun sukses meraih 18.700 poin, jauh di atas poin yang dibukukukan peraih medali perak asal DKI Jakarta Carla Febri Florentia yang meraih 16.050 poin.

Sutjiati juga unggul jauh saat merebut emas di nomor pita simpai. Untaian pita yang ia mainkan seolah seirama dengan gerak liuk tubuhnya. Ia tampil maksimal dan memukau.

Dua setengah tahun pulang ke Lampung dan menjadi atlet senam,  Sutjiati didampingi pelatih asal Lampung yang juga pernah menjadi ratu senam nasional, Yulianti.

Meskipun sudah terbiasa berlaga di ajang internasional, Sutjiati mengaku grogi saat tampil di PON Papua. Alasannya, menurut dia, karena para pesenam yang masuk final kemampuan rata-rata bagus.

“Mereka bagus-bagus. Meskipun ini level nasional, tetapi persaingannya ketat,” katanya.

Dewira