Oleh
Dimas Arika Mihardja*
Dimas Arika Mihardja*
APAKAH
yang menarik dari puisi? Puisi selalu menawarkan daya tarik berupa
tawaran dunia fantasi yang diolah berdasarkan diksi dan imajinasi. Setiap puisi
sudah barangtentu terdapat diksi, yakni pilihan kata yang dilakukan oleh
penyair. Penyair”setengah mati” mempertaruhkan diri dalam memilih
kata-kata yang secara tepat dapat mengabadikan pengalaman dan perasaannya ke
dalam teks puisi. Penyair selalu selektif dalam memilih kata. Seleksi yang
ketat ini biasanya lalu terkait dengan dunia fantasi yang secara nyata hadir
dari pilihan dan penggarapan imajinasi. Penyair menyeleksi kata yang secara
fantastis menumbuhkan ruang imajinasi bagi para pembaca puisinya. Melaui diksi
dan imaji inilah penyair mengajak para pembacanya memasuki dunia fantasi
lewatpuisi-puisi yang digubahnya.
yang menarik dari puisi? Puisi selalu menawarkan daya tarik berupa
tawaran dunia fantasi yang diolah berdasarkan diksi dan imajinasi. Setiap puisi
sudah barangtentu terdapat diksi, yakni pilihan kata yang dilakukan oleh
penyair. Penyair”setengah mati” mempertaruhkan diri dalam memilih
kata-kata yang secara tepat dapat mengabadikan pengalaman dan perasaannya ke
dalam teks puisi. Penyair selalu selektif dalam memilih kata. Seleksi yang
ketat ini biasanya lalu terkait dengan dunia fantasi yang secara nyata hadir
dari pilihan dan penggarapan imajinasi. Penyair menyeleksi kata yang secara
fantastis menumbuhkan ruang imajinasi bagi para pembaca puisinya. Melaui diksi
dan imaji inilah penyair mengajak para pembacanya memasuki dunia fantasi
lewatpuisi-puisi yang digubahnya.
Teks
puisi memiliki keunikan dalam pemaparan bahasa sebagai cara ungkap berbagai masalah
kehidupan. Berbagai masalah kehidupan, baik berupa peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari, sesuatu yang dialami oleh sastrawan, masalah
sejarah-sosial-politik-ekonomi-budaya, maupun berbagai fenomena kehidupan
yang menjadi bahan renungan, hayatan, pemikiran sastrawan diekspresikansecara
unik dan menarik. Keunikan dan daya tarik wacana puisi tersebut realisasinyaberhubungan
dengan misi, visi, dan konsepsi sastrawan selaku kreator. Penyair yang kreatif
akan dapat menghasilkan wacana puisi yang khas, dan dengandemikian memiliki
daya tarik tersendiri.
puisi memiliki keunikan dalam pemaparan bahasa sebagai cara ungkap berbagai masalah
kehidupan. Berbagai masalah kehidupan, baik berupa peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari, sesuatu yang dialami oleh sastrawan, masalah
sejarah-sosial-politik-ekonomi-budaya, maupun berbagai fenomena kehidupan
yang menjadi bahan renungan, hayatan, pemikiran sastrawan diekspresikansecara
unik dan menarik. Keunikan dan daya tarik wacana puisi tersebut realisasinyaberhubungan
dengan misi, visi, dan konsepsi sastrawan selaku kreator. Penyair yang kreatif
akan dapat menghasilkan wacana puisi yang khas, dan dengandemikian memiliki
daya tarik tersendiri.
Teks
puisi dibentuk dan diciptakan oleh penyair Rini Intama tampaknya
berdasarkan desakan emosional dan rasional. Puisi karya Rini Intama sejalan
dengan wawasan Luxemburg, merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, dan bukan
sebuah imitasi.Oleh karena itu, wajar apabila unsur-unsur pribadi penyair
Rini Intama seperti pengetahuan, peristiwa penting yangdialami, visi, misi, dan
konsepsinya meronai puisi yang diciptakan. Secara fisik, teks puisi karya Rini
Intama terungkap melalui pemaparan bahasa yang penuh dengan simbol, bahasa
kias, dan gayabahasa lainnya. Penggunaan simbol, bahasa kias, metafora, dan
gaya bahasa oleh penyair Rini Intama dimaksudkan untuk memadatkan dan
mengefektifkan pengungkapan. Dengan pemakaian simbol, bahasa kias, metafora,
dan gaya bahasa penyair Rini Intama menciptakan puisi yang mengutamakan
intensifikasi, korespondensi, dan musikalitas.
puisi dibentuk dan diciptakan oleh penyair Rini Intama tampaknya
berdasarkan desakan emosional dan rasional. Puisi karya Rini Intama sejalan
dengan wawasan Luxemburg, merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, dan bukan
sebuah imitasi.Oleh karena itu, wajar apabila unsur-unsur pribadi penyair
Rini Intama seperti pengetahuan, peristiwa penting yangdialami, visi, misi, dan
konsepsinya meronai puisi yang diciptakan. Secara fisik, teks puisi karya Rini
Intama terungkap melalui pemaparan bahasa yang penuh dengan simbol, bahasa
kias, dan gayabahasa lainnya. Penggunaan simbol, bahasa kias, metafora, dan
gaya bahasa oleh penyair Rini Intama dimaksudkan untuk memadatkan dan
mengefektifkan pengungkapan. Dengan pemakaian simbol, bahasa kias, metafora,
dan gaya bahasa penyair Rini Intama menciptakan puisi yang mengutamakan
intensifikasi, korespondensi, dan musikalitas.
Intensifikasi,
korespondensi, dan musikalitas inilah yang tampil dominan dalam karya sastra
berbentuk puisi dalam buku ini. Intensifikasi merupakan upaya penyair
memperdalam intensitas penuturan dengan berbagai cara pemaparan bahasa.
Korespondensi merupakan upaya penyair menjalin gagasan menjadi satu kesatuan.
Musikalitas merupakan upaya penyair mempermanis, memperkuat, dan menonjolkan
efek puitik kepada hasil kreasinya. Dengan intensifikasi, korespondensi, dan musikalitasyang
baik penyair Rini Intama mampu menciptakan puisi yang secara fisikberbeda
dengan prosa. Jika prosa lebih bersifat menerangjelaskan, maka puisi bersifat
memusat dalam perenungan. Puisi-puisi Rini Intama menunjukkan corak puisi yang
menampilkan intensifikasi, korespondensi, dan musikalitas yang sederhana namun
mampu menarik perhatian pembaca.
korespondensi, dan musikalitas inilah yang tampil dominan dalam karya sastra
berbentuk puisi dalam buku ini. Intensifikasi merupakan upaya penyair
memperdalam intensitas penuturan dengan berbagai cara pemaparan bahasa.
Korespondensi merupakan upaya penyair menjalin gagasan menjadi satu kesatuan.
Musikalitas merupakan upaya penyair mempermanis, memperkuat, dan menonjolkan
efek puitik kepada hasil kreasinya. Dengan intensifikasi, korespondensi, dan musikalitasyang
baik penyair Rini Intama mampu menciptakan puisi yang secara fisikberbeda
dengan prosa. Jika prosa lebih bersifat menerangjelaskan, maka puisi bersifat
memusat dalam perenungan. Puisi-puisi Rini Intama menunjukkan corak puisi yang
menampilkan intensifikasi, korespondensi, dan musikalitas yang sederhana namun
mampu menarik perhatian pembaca.
Hal
yang pertama dan utama mendapatkan perhatian ialah konsep “estetika
sederhana” (sederhana dalam tanda petik) sebuah puisi. Penampilan puisi dapat
amat beragam, seperti halnya penampilan dan perilaku seseorang yang juga
beragam. Ada seseorang yang berpenampilan perlente, cantik, modis, dan
mengikuti trend masa kini lengkapdengan asesoris dan make up dan busana yang
glamour. Sebaliknya,ada seseorangyang suka penampilan sederhana, tidak
“neko-neko”, tidak banyak ulah, lembut tutur katanya, sopan, beradab, dan
menjunjung tinggi norma-norma. Pertanyaan sederhana, apakah seseorang yang
berpenampilan modis seperti ilustrasi pertama lebih bergaya dan lebih memukau
jika dibanding seseorang yang berpenampilan sederhana? Apakah puisi harus modis
dan mengikuti trend masa kini? Apakah di balik kesederhanaan puisi tidak
ditemukan sesuatu yang istimewa?
yang pertama dan utama mendapatkan perhatian ialah konsep “estetika
sederhana” (sederhana dalam tanda petik) sebuah puisi. Penampilan puisi dapat
amat beragam, seperti halnya penampilan dan perilaku seseorang yang juga
beragam. Ada seseorang yang berpenampilan perlente, cantik, modis, dan
mengikuti trend masa kini lengkapdengan asesoris dan make up dan busana yang
glamour. Sebaliknya,ada seseorangyang suka penampilan sederhana, tidak
“neko-neko”, tidak banyak ulah, lembut tutur katanya, sopan, beradab, dan
menjunjung tinggi norma-norma. Pertanyaan sederhana, apakah seseorang yang
berpenampilan modis seperti ilustrasi pertama lebih bergaya dan lebih memukau
jika dibanding seseorang yang berpenampilan sederhana? Apakah puisi harus modis
dan mengikuti trend masa kini? Apakah di balik kesederhanaan puisi tidak
ditemukan sesuatu yang istimewa?
Dalam
artikelnya yang terkenal, Linguistics andPoetics, Jacobson
menerangkan bahwa ada enam fungsi bahasayang berbeda, yang
merupakan faktor-faktor pembentuk setiap jenis komunikasiverbal. “ADDRESSER
(PENGIRIM) mengirimkan suatu MESSAGE (PESAN) kepada seseorang ADDRESEE ( ORANG
YANG DIKIRIMI); Agar operatif, pesan tersebut memerlukanCONTEXT
(KONTEKS), sehinggadipahami oleh yang dikirimi dan dapat diverbalisasikan;
suatu CODE (KODE) secara penuhatau paling tidak sebagian, umum bagi pengirim
dan yang dikirimi (atau dengankata lain bagi pembuat kode dan pengarti kode);
dan akhirnya, suatu CONTACT (KONTAK), suatu saluranfisik dan hubungan
psikologis antara pengirim dan yang dikirimi, memungkinkankeduanya memasuki dan
berada dalam komunikasi. Dalam hal ini Rini Intama melalui teks-teks puisi yang
ditulisnyamelakukan komunikati dengan para pembacanya. Dalam proses
komunikasi ini tidak dinafikan fungsi bahasa sebagaimedianya.
artikelnya yang terkenal, Linguistics andPoetics, Jacobson
menerangkan bahwa ada enam fungsi bahasayang berbeda, yang
merupakan faktor-faktor pembentuk setiap jenis komunikasiverbal. “ADDRESSER
(PENGIRIM) mengirimkan suatu MESSAGE (PESAN) kepada seseorang ADDRESEE ( ORANG
YANG DIKIRIMI); Agar operatif, pesan tersebut memerlukanCONTEXT
(KONTEKS), sehinggadipahami oleh yang dikirimi dan dapat diverbalisasikan;
suatu CODE (KODE) secara penuhatau paling tidak sebagian, umum bagi pengirim
dan yang dikirimi (atau dengankata lain bagi pembuat kode dan pengarti kode);
dan akhirnya, suatu CONTACT (KONTAK), suatu saluranfisik dan hubungan
psikologis antara pengirim dan yang dikirimi, memungkinkankeduanya memasuki dan
berada dalam komunikasi. Dalam hal ini Rini Intama melalui teks-teks puisi yang
ditulisnyamelakukan komunikati dengan para pembacanya. Dalam proses
komunikasi ini tidak dinafikan fungsi bahasa sebagaimedianya.
Finochiaro
membedakan fungsi bahasa menjadi lima kelompok. Kelompok itu adalah
sebagaiberikut (1) fungsi
personal, yakni merupakan fungsi bahasa untuk menyatakandiri, baik berupa
pikiran maupun berupa perasaan; (2) fungsi interpersonal,yakni merupakan
fungsi yang menyangkut hubungan antarpenutur atau antarpersona untuk menjalin
hubungan sosial; (3) fungsi
direktif, yakni merupakan fungsi bahasa untuk mengatur orang lain, menyuruh
orang lain, memberikan saranuntuk melakukan tindakan, atau meminta sesuatu; (4) fungsi
referensial, yaknimerupakan fungsi bahasa untuk menampilkan suatu referen
dengan menggunakan lambang bahasa; dan (5) fungsi imajinatif, yakni merupakan
fungsi bahasa untuk menciptakan sesuatu dengan berimajinasi.
membedakan fungsi bahasa menjadi lima kelompok. Kelompok itu adalah
sebagaiberikut (1) fungsi
personal, yakni merupakan fungsi bahasa untuk menyatakandiri, baik berupa
pikiran maupun berupa perasaan; (2) fungsi interpersonal,yakni merupakan
fungsi yang menyangkut hubungan antarpenutur atau antarpersona untuk menjalin
hubungan sosial; (3) fungsi
direktif, yakni merupakan fungsi bahasa untuk mengatur orang lain, menyuruh
orang lain, memberikan saranuntuk melakukan tindakan, atau meminta sesuatu; (4) fungsi
referensial, yaknimerupakan fungsi bahasa untuk menampilkan suatu referen
dengan menggunakan lambang bahasa; dan (5) fungsi imajinatif, yakni merupakan
fungsi bahasa untuk menciptakan sesuatu dengan berimajinasi.
Apabila
dikaji lebih lanjut, meskipun terdapat beragam pendapat dan klafisikasi fungsi
bahasa dari para pakar, dapat dinyatakan bahwa bahasa dalam gubahan Rini
Intama berfungsi mengkomunikasikan tiga hal, yakni pikiran, perasaan, dan
sikap terhadap delapan tema yang diusungnya. Dengan kata lain dapat dinyatakan
bahwa bahasa dalam kehidupan manusia memiliki fungsi simbolik, emotif, dan
afektif. Dengan bahasa manusia hidup dalam dunia pengalaman nyata dan dunia
simbolik yang dinyatakan dengan bahasa.Manusia mengatur pengalaman yang nyata
ini dengan berorientasi pada dunia simbolik. Selain itu, manusia memberi arti
bagi yang indah dalam hidup inidengan bahasa. Dari sanalah tercipta karya yang
mengungkapkan nilai-nilaiestetik, antara lain berupa puisi. Secara ringkas
dapat dinyatakan bahwa dengan bahasa manusia dapatmengungkapkan pikirannya,
mengekspresikan perasaannya, dan menyatakan sikapnya.
dikaji lebih lanjut, meskipun terdapat beragam pendapat dan klafisikasi fungsi
bahasa dari para pakar, dapat dinyatakan bahwa bahasa dalam gubahan Rini
Intama berfungsi mengkomunikasikan tiga hal, yakni pikiran, perasaan, dan
sikap terhadap delapan tema yang diusungnya. Dengan kata lain dapat dinyatakan
bahwa bahasa dalam kehidupan manusia memiliki fungsi simbolik, emotif, dan
afektif. Dengan bahasa manusia hidup dalam dunia pengalaman nyata dan dunia
simbolik yang dinyatakan dengan bahasa.Manusia mengatur pengalaman yang nyata
ini dengan berorientasi pada dunia simbolik. Selain itu, manusia memberi arti
bagi yang indah dalam hidup inidengan bahasa. Dari sanalah tercipta karya yang
mengungkapkan nilai-nilaiestetik, antara lain berupa puisi. Secara ringkas
dapat dinyatakan bahwa dengan bahasa manusia dapatmengungkapkan pikirannya,
mengekspresikan perasaannya, dan menyatakan sikapnya.
Ekspresi
pikiran, perasaan, dan sikap penyair Rini Intama dapat dilacak pada tujuh
dengan sub-sub judul berikut: (1) KEPADA SEJARAH yang
mengungkap kekaguman naskah klasik La Galigo—sebuah epos terpanjang didunia
yang dimiliki oleh etnis Bugis-Makassar tentang Sosieteit de Harmonie,Nyanyian
Alam Baduy, Sejarah Kabupaten Garut, Kisah Teluk Naga, Kisah suka-duka
Tionghoa ; (2)
KISAH PERJALANAN yang
dengan kamera imajinatifnya menyorot kisah dari Ayothaya,pagi di Brudges,
tiga jam di Padang Bai, Puncak Rinjani, surya kencana hinggadi sepaanjang
Broadway; (3)
KEPADA PEREMPUAN yang
melukis sosok ibu dan perempuan imajinatif lainnya; (4)
KEPADA WAKTU yangsecara
filosofis mengungkapkan perjalanan dan interaksi diri dengan berbagaidimensi
waktu; (5)
KEPADA NEGERI,yang meruangkan manifestasi introspeksi,(6) KEPADA
CINTA yang
lebih banyak memberikan motivasi, interpretasi, danpenghayatan kekayaan lanskap
batin penyair; (7) KEPADA KISAH-KISAH yang meruangkan cintadalam berbagai
dimensinya; yang dengan gaya lembut banyak melukiskan kisah dari sudut pandang
penyair wanita.
pikiran, perasaan, dan sikap penyair Rini Intama dapat dilacak pada tujuh
dengan sub-sub judul berikut: (1) KEPADA SEJARAH yang
mengungkap kekaguman naskah klasik La Galigo—sebuah epos terpanjang didunia
yang dimiliki oleh etnis Bugis-Makassar tentang Sosieteit de Harmonie,Nyanyian
Alam Baduy, Sejarah Kabupaten Garut, Kisah Teluk Naga, Kisah suka-duka
Tionghoa ; (2)
KISAH PERJALANAN yang
dengan kamera imajinatifnya menyorot kisah dari Ayothaya,pagi di Brudges,
tiga jam di Padang Bai, Puncak Rinjani, surya kencana hinggadi sepaanjang
Broadway; (3)
KEPADA PEREMPUAN yang
melukis sosok ibu dan perempuan imajinatif lainnya; (4)
KEPADA WAKTU yangsecara
filosofis mengungkapkan perjalanan dan interaksi diri dengan berbagaidimensi
waktu; (5)
KEPADA NEGERI,yang meruangkan manifestasi introspeksi,(6) KEPADA
CINTA yang
lebih banyak memberikan motivasi, interpretasi, danpenghayatan kekayaan lanskap
batin penyair; (7) KEPADA KISAH-KISAH yang meruangkan cintadalam berbagai
dimensinya; yang dengan gaya lembut banyak melukiskan kisah dari sudut pandang
penyair wanita.
Puisi
yang menjunjung estetika sederhana, seperti juga seseorang
yang berperilaku sederhana, meliliki nilainya tersendiri. Sosok wanita yang
berpenampilan sederhana, tanpamake up misalnya, dari perspektif tertentu
memiliki keindahannya tersendiri.Demikian juga puisi yang ditulis dengan
estetika sederhana memiliki nilaitersendiri. Puisi-puisi Rini Intama yang
termuat di dalam buku ini terbagisecara tematik ke dalam 8 tema. Tema-tema ini
oleh penyair Rini Intamadiekspresikan melalui berbagai macam fungsi bahasa
seperti fungsipersonal, yakni merupakan fungsi bahasa untuk menyatakan
diri, baik berupapikiran maupun berupa perasaan, misalnya, dapat kita lacak dan
simakmelalui tema cinta dan rindu; fungsi interpersonal, yakni
merupakan fungsi yang menyangkut hubunganantarpenutur atau antarpersona untuk
menjalin hubungan sosial, misalnyamelalui tema kepada perempuan dan kepada
sahabat; fungsi direktif, yakni merupakanfungsi bahasa untuk mengatur
orang lain, menyuruh orang lain, memberikan saranuntuk melakukan tindakan, atau
meminta sesuatu, misalnya dapat dibacamelalui tema kepada negeri; fungsi
referensial, yakni merupakan fungsibahasa untuk menampilkan suatu referen
dengan menggunakan lambang bahasa,misalnya dapat dilacak melalui tema kepada
kisah, kepada alam, dan kepada Tuhan; dan fungsi imajinatif, yakni
merupakan fungsi bahasa untuk menciptakansesuatu dengan berimajinasi, yang
dapat kita lacak di setiap puisi karyaRini Intama.
yang menjunjung estetika sederhana, seperti juga seseorang
yang berperilaku sederhana, meliliki nilainya tersendiri. Sosok wanita yang
berpenampilan sederhana, tanpamake up misalnya, dari perspektif tertentu
memiliki keindahannya tersendiri.Demikian juga puisi yang ditulis dengan
estetika sederhana memiliki nilaitersendiri. Puisi-puisi Rini Intama yang
termuat di dalam buku ini terbagisecara tematik ke dalam 8 tema. Tema-tema ini
oleh penyair Rini Intamadiekspresikan melalui berbagai macam fungsi bahasa
seperti fungsipersonal, yakni merupakan fungsi bahasa untuk menyatakan
diri, baik berupapikiran maupun berupa perasaan, misalnya, dapat kita lacak dan
simakmelalui tema cinta dan rindu; fungsi interpersonal, yakni
merupakan fungsi yang menyangkut hubunganantarpenutur atau antarpersona untuk
menjalin hubungan sosial, misalnyamelalui tema kepada perempuan dan kepada
sahabat; fungsi direktif, yakni merupakanfungsi bahasa untuk mengatur
orang lain, menyuruh orang lain, memberikan saranuntuk melakukan tindakan, atau
meminta sesuatu, misalnya dapat dibacamelalui tema kepada negeri; fungsi
referensial, yakni merupakan fungsibahasa untuk menampilkan suatu referen
dengan menggunakan lambang bahasa,misalnya dapat dilacak melalui tema kepada
kisah, kepada alam, dan kepada Tuhan; dan fungsi imajinatif, yakni
merupakan fungsi bahasa untuk menciptakansesuatu dengan berimajinasi, yang
dapat kita lacak di setiap puisi karyaRini Intama.
Tema
apapun yang diungkapkan oleh penyair menjadi menarikbergantung bagaimana
penyair mengemasnya ke dalam teks puisi. Pengemasan teks puisi Rini
Intama lebihberpenampilan sederhana dalam hal penggunaan simbol, bahasa
kias, metafora,dan gaya bahasa. Dengan pemakaian simbol, bahasa kias, metafora,
dan gayabahasa penyair Rini Intama menciptakan puisi yang secara
sederhana menampilkan intensifikasi, korespondensi, dan musikalitas.
apapun yang diungkapkan oleh penyair menjadi menarikbergantung bagaimana
penyair mengemasnya ke dalam teks puisi. Pengemasan teks puisi Rini
Intama lebihberpenampilan sederhana dalam hal penggunaan simbol, bahasa
kias, metafora,dan gaya bahasa. Dengan pemakaian simbol, bahasa kias, metafora,
dan gayabahasa penyair Rini Intama menciptakan puisi yang secara
sederhana menampilkan intensifikasi, korespondensi, dan musikalitas.
Puisi-puisi
karya Rini Intama menampilkanintensifikasi, korespondensi, dan musikalitas yang
relatif mudah dicerna olehpembaca. Artinya, pembaca dapat menyerap, merasakan,
menikmati irama puisi-puisi karya Rini Intama. Itubermakna proses
komunikasi teks puisi telah terjadi. Menyimak puisi-puisi yangtermuat di dalam
buku ini, setidaknya niat penyair Rini Intama untuk “menggaet”atau ingin
mengajak sebanyak mungkin pembaca dapat terpenuhi. Tujuan memperluas daya
jelajah puisi ketengah-tengah masyarakat pembaca yang luas dapat tercapai
dengan puisi yangdigubah dengan “estetika sederhana”. Dalam “estetika
sederhana” ini,penyair tidak sekadar mengemasgagasannya secara
lugas, melainkan jugamemanfaatkan sarana bahasa kias.
Dalam“estetika sederhana” ini penyair Rini Intama ingin mengajak setiap
pembacapuisinya merasa “intim” dengan puisi-puisinya. Puisi yang dapat diintimi
olehpembaca adalah juga menunjukkan bahwa puisi itu komunikatif.
karya Rini Intama menampilkanintensifikasi, korespondensi, dan musikalitas yang
relatif mudah dicerna olehpembaca. Artinya, pembaca dapat menyerap, merasakan,
menikmati irama puisi-puisi karya Rini Intama. Itubermakna proses
komunikasi teks puisi telah terjadi. Menyimak puisi-puisi yangtermuat di dalam
buku ini, setidaknya niat penyair Rini Intama untuk “menggaet”atau ingin
mengajak sebanyak mungkin pembaca dapat terpenuhi. Tujuan memperluas daya
jelajah puisi ketengah-tengah masyarakat pembaca yang luas dapat tercapai
dengan puisi yangdigubah dengan “estetika sederhana”. Dalam “estetika
sederhana” ini,penyair tidak sekadar mengemasgagasannya secara
lugas, melainkan jugamemanfaatkan sarana bahasa kias.
Dalam“estetika sederhana” ini penyair Rini Intama ingin mengajak setiap
pembacapuisinya merasa “intim” dengan puisi-puisinya. Puisi yang dapat diintimi
olehpembaca adalah juga menunjukkan bahwa puisi itu komunikatif.
Demikianlah, seorang
Rini Intama telah menyediakan teks-teks puisi dengan estetikasederhana dan
mengajak kita berkomunikasi menangkap lanskap kehidupan yang didedahkan.
Komunikasi batiniah yang ditopang spiritualitas menghadapi hidupdan kehidupan
niscaya akan banyak mendatangkan manfaat. Selamat membaca danmenggali hikmah
positif yang terdedah melalui komunikasi puitik puisi-puisikarya Rini Intama.
Saat kita menyelam dan menyelami kedalaman maknanya, percayalah, kita
akan tercerahkan oleh estetika sederhana yang dipilih penyairnya. Rini Intama,
selamat dan semangat menjadi bagian perjalanan berkesenian. Prosdes dan progres
tampak benar dari puisi-puisi Anda dari masa ke masa.
Rini Intama telah menyediakan teks-teks puisi dengan estetikasederhana dan
mengajak kita berkomunikasi menangkap lanskap kehidupan yang didedahkan.
Komunikasi batiniah yang ditopang spiritualitas menghadapi hidupdan kehidupan
niscaya akan banyak mendatangkan manfaat. Selamat membaca danmenggali hikmah
positif yang terdedah melalui komunikasi puitik puisi-puisikarya Rini Intama.
Saat kita menyelam dan menyelami kedalaman maknanya, percayalah, kita
akan tercerahkan oleh estetika sederhana yang dipilih penyairnya. Rini Intama,
selamat dan semangat menjadi bagian perjalanan berkesenian. Prosdes dan progres
tampak benar dari puisi-puisi Anda dari masa ke masa.
Salam
budaya.
budaya.
* Dr. Dimas Arika Miharja adalah pengajar puisi di Universitas Jambi,
penyair, dan pemerhati seni budaya
penyair, dan pemerhati seni budaya