Teraslampung.com — Penanganan korban banjir di Kelurahan Way Lunik, Kecamatan Panjang memperhatikan, warga korban banjir mendapat bantuan dari masyarakat yang peduli karena tidak posko yang dibentuk.
“Kami dapat bantuan nasi bungkus, pakaian dari masyarakat yang datang ke sini. Nah pada hari Minggu (19/1/2025) kemarin agak sepi yang ngasi batuan,” ungkap Asiah (50) yang rumahnya terendam air hingga 2 meter, Senin, 20 Januari 2025.
Saat ditanyakan apakah diwilayahnya tersebut ada Posko dimana untuk memudahkan masyarakat yang peduli untuk mengantarkan bantuan? Dia mengatakan sampai hari ini tidak ada Posko banjir di tempatnya.
“Sampai hari ini (hari ke empat pasca banjir) gak ada, kami mendapatkan bantuan pakaian, nasi bungkus ya dari masyarakat,” ungkapnya dengan wajah kecewa.
Dampak banjir pada hari Jumat (17/1) air mengantam rumahnya hingga ketinggian dua meter, semua barang-barang ludes tida tersisa. Asiah dan warga lainnya membutuhkan pakaian layak pakai, selimut, juga obat-obatan.
“Semua barang kami hancur pak tidak tersisa, baju yang saya pakai ini aja dari orang. Kami butuh selimut atau ambal buat kami istirahat juga obat-obatan,” harapnya.
Sementara itu, Johan (50) warga yang lahir dan dibesarkan di Way Lunik mengungkapkan, banjir tahun ini yang paling besar dan penyebabnya adalah penggerusan bukit serta sungai yang ditutup oleh PT Bumi Waras (BW).
“Air dari atas itu tadi terpecah jadi tiga, sekarang jadi dua karena yang satunya ditutup BW. Selain itu bukit-bukit yang diatas (jalan Soekarno – Hatta by pass) digunduli atau diratakan,” ungkapnya.
“Kemarin itu hujan deras cukup lama air turun dari atas itu kayak air bah dan tidak bisa mengalir dengan lancar akhirnya kami/rakyat yang jadi korban,” ujarnya.
Dandy Ibrahim