Tiga Terduga Teroris Jateng Ditangkap, Ken Setiawan; Warning Pilkada Serentak, Natal dan Tahun Baru

Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM—Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dan Satbrimobda Polda Jawa Tengah, melakukan penagakan hukum terhadap tiga pelaku terduga teroris disinyalir dalam kelompok Jamaah Anshor Daulah di Jawa Tengah melalui operasi bersama Densus 88 AT dan Satbrimobda Polda Jawa Tengah.

Adapun ketiga pelaku terduga teroris yang ditangkap itu berinisial BI, ST dan SQ, ketiganya diamankan di tiga lokasi berbeda di Jawa Tengah, pada Senin (4/11/2024).

Pelaku BI, merupakan anggota kelompok Anshor Daulah Jawa Tengah. Pelaku ditangkap di jalan Lingkar Utara Kudus, Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, pada Senin (4/11/2024) sekira pukul 00.15 WIB.

Kemudian pelaku ST, yakni bertindak sebagai ideologi di kajian kelompok Anshor Daulah Jawa Tengah. ST diketahui melakukan provokasi, dan propaganda untuk melakukan aksi teror. Pelaku ST ditangkap di Kebonbatur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak sekira pukul 04.10 WIB.

Sedangkan pelaku SQ, berperan aktif menggunggah narasi propaganda terkait Daulah dan provokasi untuk melakukan aksi teror di media sosial. SQ ditangkap dihari yang sama sekira pukul 14.45 WIB di Desa Suruh Kalang, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.

Dari tangan para pelaku terduga teroris tersebut, petugas mengamankan sejumlah barang bukti, seperti 20 senjata tajam, busur beserta anak panah, serta berbagai alat olahraga dan peralatan lain yang diduga digunakan untuk latihan.

Selain itu, ditemukan juga sebanyak 30 buku terkait jihad yang mengarah pada radikalisme, beberapa alat komunikasi, serta sejumlah spanduk yang mengandung propaganda radikal.

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan mengapresiasi Tim Densus 88 Antiteror Polri telah melakukan penegakan hukum terhadap para terduga teroris yang hendak melakukan aksi teror dan menyebarkan narasi provokasi lewat media sosial.

“Memang tidak semua kelompok terorisme bertugas dilapangan dalam menebar aksi teror fisik, tapi ada juga teman segolongan mereka yang bertugas menebar teror dan melakukan pembelaan melalui media sosial,”kata Ken dalam keterangannya kepada teraslampung.com, Rabu (6/11/2024).

Menurutnya, mereka (pelaku) mengaburkan dan menghilangan sejarah bangsa, yakni dengan berusaha menghancurkan budaya dan kearifan lokal nusantara serta mengadu domba antar anak bangsa dengan pandangan intoleransi dan isu sara.

“Kelompok teroris Anshor Daulah ini tidak hanya mengancam dengan aksi kekerasan fisik, tetapi juga menyebarkan propaganda radikalisme melalui media sosial,”ujarnya.

Ia menambahkan, diharapkan seluruh jajaran aparat keamanan dan masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan jelang perhelatan Pilkada serentak 2024, jelang Natal dan Tahun Baru 2025. Biasanya, menurut Ken, para pelaku teroris memanfaatkan moment-moment itu untuk melancarkan aksi teror.

Selian itu, Ia juga mengingatkan kepada masyarakat, agar tetap waspada terhadap upaya-upaya radikalisme dan penyeberan informasi hoaks.

“Jelang Pilkada serentak 2024, perayaan Natal dan pergantian tahun baru 2025 menjadi situasi sangat riskan dan harus dikawal ketat agar pelaksanan tersebut dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Mari kita sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban negara,”pungkasnya.

Terpisah, juru bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar membenarkan telah dilakukan penegakkan hukum terhadap tiga tersangka kelompok Anshor Daulah di wilayah Provinsi Jawa Tengah melalui operasi bersama antara Densus 88 AT dan Satbrimobda Polda Jawa Tengah, Pada Senin (4/11).

“Ketiga pelaku terduga teroris tersebut, memiliki rencana aksi teror dan menyebarkan narasi provokasi serta propaganda melalui media sosial untuk mengajak melakukan aksi teror,”kata dia.

Aswin menambahkan, jamaah Anshor Daulah ini, telah ditetapkan sebagai kelompok terorisme sesuai keputusan pengadilan. Penangkapan para tersangka terorisme tersebut, menunjukkan bahwa kelompok teror berupaya merekrut anggota dan menanamkan pemahaman yang keliru.

“Masyarakat diharapkan tetap waspada, menghindari hubungan dengen kelompok tersebut serta dapat membedakan informasi yang diterima di medsos agar tidak terpengaruh propaganda teror,”pungkasnya.

Zai I Teraslampung.com