Oleh Andi Arief
Situs Gunung Padang
merupakan bangunan punden berundak peninggalan jaman prasejarah. Situs ini
merupakan salah satu situs megalitik terbesar di Asia Tengga. Situs terletak di
puncak bukit yang dikelilingi oleh lembah-lembah dan perbukitan. Di sebelah
tenggara terdapat Gunung Melati, di sebelah barat daya terdapat
Pasir Empet dan Gunung Karuhun, di sebelah barat laut terdapat Pasir Pogor dan
Pasir Gombong, dan di sebelah timur laut terdapat Pasir Malang.
Ketinggian puncak situs sekitar 100 meter dari
gerbang situs yang terletak di level parkir. Untuk menuju puncak Situs Gunung
Padang terdapat 2 jalur naik yaitu melalui tangga utama (lama) yang memiliki
376 anak tangga dan tangga baru dengan lebih dari 500 anak tangga. Tangga utama
cukup
curam (kemiringan sekitar 40 derajat) sedangkan
tangga baru lebih landai dan nyaman untuk didaki.
Tangga utama terletak di sisi utara dari Situs
Gunung Padang, terdiri dari batu columnar joint yang disusun cukup rapi meskipun
ukurannya tidak terlalu homogen. Pada bulan Agustus 2014, Periset mencoba
membuat mapping tangga utara berupa rekaman foto dan ukuran dari tiap anak
tangga.Berikut contoh beberapa rekaman yang berhasil dibuat :
Banyak orang menganggap bahwa tangga utara situs Gunung Padang merupakan tangga asli, namun sebenarnya tangga tersebut baru dibuat secara bertahap mulai tahun 1970-an. Menurut penuturan bapak Nanang, juru pelihara Situs Gunung Padang yang lahir di sekitar situs, dahulu belum ada tangga permanen untuk menuju puncak situs. Bila ada peziarah yang ingin menuju puncak situs, mereka harus melalui jalan setapak yang terbuat dari tanah. Sehingga perjalalan menuju puncak situs menjadi cukup sulit terutama pada saat musim hujan.
Seiring dengan waktu, peziarah yang mengunjungi puncak situs semakin meningkat. Untuk membantu para peziarah menuju puncak, maka oleh masyarakat sekitar mulai dibuat tangga menuju ke atas situs. Tangga tersebut disusun secara tradisional dari batu-batu columnar joint yang
banyak berserakan di bawah situs. Oleh sebab itu, meskipun cukup rapi, namun tangga utara ini memiliki ukuran tinggi anak tangga yang bervariasi mulai dari beberapa cm hingga ada yang lebih dari 50 cm. Bentuknya pun tidak lurus, melainkan berbelok-belok, mengikuti jalan setapak yang
sudah ada terlebih dahulu.
DIMANA TANGGA ASLI ?
Pertanyaan yang timbul dari kondisi tersebut adalah : bila tangga utara bukan tangga asli, lalu yang di mana tangga yang asli ?
Pada foto tahun 2006 dan 2009 terlihat pada level parkir belum ada bangunan seperti sekarang. Selain itu, di bawah situs (antara puncak situs dengan level parkir) ada rekaman pohon besar yang pada foto 2013 pohon tersebut sudah tumbang. Yang tersisa tinggal bekas akar pohon.
Menurut penuturan beberapa orang dan dibuktikan oleh Tim riset : tangga asli terdiri dari 2 bagian : bagian atas dan bagian bawah. Tangga bagian atas sangat lebar, ukurannya sama dengan lebar teras-1. Tangga bagian atas membentang dari teras-1 hingga ke posisi ex-pohon besar. Bekas-bekas tangga asli bagian atas masih ditemukan di beberapa singkapan di bawah teras-1.
Tangga asli bagian bawah ada 2 buah (kiri dan kanan), membentang dari sekitar posisi ex-pohon besar hingga ke persawahan jauh di bawah level parkir. Diperkirakan area sawah tersebutdahulunya merupakan sebuah telaga. Tangga bawah mengapit sumur di dekat gerbang situs. Beberapa singkapannya terlihat di bawah toilet umum pada level parkir.
Catatan: Periset Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM ) Ir. Juniardi (ahli sipil dan Telemetri)