Opini  

Tinjauan Meteorologi Banjir di Kota Bandarlampung pada 13 Juni 2016

Ironi: banjir di jalan layang ruas Jl Gajahmada-Jl Juanda Bandarlampung, 13 Juni 2016. (Foto: Aky Susilo/Ist/Facebook)
Bagikan/Suka/Tweet:

Oleh : Ramadhan Nurpambudi*

ramadhan nurpambudiBANJIR kembali melanda ibukota provinsi Lampung (13 Juni 2016) kali ini jalan protokol yang menjadi korbannya. Di Jalan Kartini depan Central Plaza, Bandarlampung air hujan menyebabkan genangan air setinggi hampir 40 cm yang lebih parahnya hujan yang turun hampir 2 jam tersebut membuat sungai di sekitar wilayah Labuhan Ratu meluap dan membanjiri pemukiman di sekitarnya. Ketinggian air mencapai semata kaki orang dewasa. Tidak ada korban jiwa dalam banjir kali ini.

Dari sisi meteorologi hujan yang turun pada waktu itu tidak terlalu lebat, hujan yang tercacat dari beberapa titik pengamatan kami terpantau hujan ringan hingga sedang. Hujan lebat hanya tercacat di wilayah Sukadana, Lampung Timur pada saat tersebut.

Dari analisis pola angin, adanya tekanan rendah di sebelah barat Sumatera menyebabkan aliran massa udara bergerak dari timur menuju ke barat laut, kondisi ini menyebabkan adanya belokan angin (shear) di sekitar wilayah Lampung yang sangat mendukung terbentuknya awan-awan konvektif (cumulunimbus) pada siang hingga sore hari karena pemampatan massa udara akibat dari belokan tersebut. Hal ini didukung dengan kelembaban yang cukup tinggi (80%-100%) mulai  dari lapisan 850mb – 500mb mulai jam 13.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Kondisi suhu muka laut pada saat kejadian cukup hangat berkisar 30°C – 30.5°C terutama di sekitar Selat Sunda. Keadaan ini sangat berpotensi untuk memulai pertumbuhan awan-awan konvektif pada siang hari akibat dari proses konveksi yang dimulai pada pagi hari. Nilai anomali suhu muka lautnya berkisar 1°C – 1.5°C terhadap normalnya. Potensi pertumbuhan awan konvektif di sekitar Selat Sunda masih dapat menghasilkan peluang hujan hingga malam hari untuk wilayah Bandar Lampung.

Analisis udara atas berdasarkan data Pibal (Pilot Ballon) tanggal 13 Juni 2016 Jam 07.00 WIB lapisan bawah di dominasi adveksi dingin dan di lapisan atas didominasi adveksi panas, maka kondisi atmosfer pada saat tersebut stabil. Massa udara tidak bisa terangkat naik ke atas dan termampatkan di lapisan bawah sehingga tidak ada potensi terbentuknya awan-awan konvektif pada pagi hingga siang hari.

Lalu analisis udara atas 13 Juni 2016 Jam 13.00 WIB lapisan bawah di dominasi adveksi panas dan di lapisan atas didominasi adveksi dingin, maka kondisi atmosfer pada saat tersebut labil. Massa udara akan terangkat naik ke atas dan termampatkan di lapisan atas sehingga ada potensi terbentuknya awan-awan konvektif pada sore hingga malam hari.

Dari analisis citra satelit pertumbuhan awan terjadi mulai pukul 13.00 WIB lalu berkembang dengan cepat hingga pukul 07.00 UTC dan puncaknya pada pukul 08.00 UTC hingga 09.00 UTC terjadi hujan lebat yang menyebabkan genagan di beberapa Jalan protokol dan juga meluapnya sungai di wilayah Labuhan Ratu.

Berdasarkan citra Himawari 8 Cloud Type terpantau pada saat hujan lebat terjadi awan yang berada di wilayah Lampung merupakan gabungan dari awan menengah dan juga awan tinggi, dari hasil pengamatan synop awan yang terdeteksi perawanan didominasi dengan awan alto Stratus dengan cumulus.

Berdasarkan kanal IR Enhanced, suhu puncak awan terdeteksi antara (-62˚C) sampai (-100˚C) bisa dikatakan pada saat kejadian awan konvektif (cumulus) yang muncul sangat tinggi.

Berdasarkan kanal Potensial Rainfall di lokasi kejadian terdeteksi heavy rain pada pukul14.00 WIB hingga 16.00 WIB sesuai dengan jam kejadiaan meluapnya sungai dan juga terjadinya genangan air di sejumlah jalan protokol pada saat tersebut.

Berdasarkan kanal Water Vapor Enhanced, antara jam 14.00 WIB hingga jam 16.00 WIB terpantau kelembaban atmosfer sangat lembab di sekitar lokasi kejadian genagan air dan juga banjir.

Prospek cuaca ke depannya berdasarkan analisis meteorologi wilayah Bandarlampung umumnya berawan dan hujan masih akan berpotensi turun dengan intensitas ringan – sedang hingga 1 – 2 hari ke depan terutama sore hingga malam hari. Keadaan ini didukung dengan masih adanya tekanan rendah di sebelah barat Sumatera yang perlahan bergeser ke selatan menyebabkan adanya arus konvergensi di wilayah Lampung.

Hujan yang turun pada saat itu tidak cukup lebat sehingga dihimbau untuk masyarakat untuk lebih memperhatikan kondisi drainase di lingkungan tempat tinggal anda. Dengan hujan yang hanya berintensitas ringan hingga sedang saja sudah membanjiri jalan-jalan protokol di ibukota berarti ada yang perlu diperhatikan pada sistem drainasenya.

Bahu-membahu untuk membersihkan saluran air dan juga sungai-sungai di sekitar tempat tinggal kita. Bulan kemarau ini kita cenderung akan lebih basah dibanding dari tahun kemarin. Selalu waspada karena perubahan cuaca dapat terjadi dengan sangat cepat.***

* Prakirawan Stasiun Meteorologi Radin Inten II Lampung