Zainal Asikin | Teraslampung
BANDARLAMPUNG — Stigma, cap, atau pelabelan Jabung sebagai kampung begal sangat merugikan warga Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur.
“Di Jabung ada 45 desa. Tidak semua desa itu dihuni oleh para pembegal. Banyak juga warga di wilayah kami yang haji, ulama, tokoh adat dan masyarakat yang taat dengan aturan-aturan hukum. Tidak semuanya dianggap orang jahat. Memang di daerah lainnya tidak ada penjahatnya?” kata tokoh masyarakat sekaligus tokoh adat Jabung, Lampung Timur, Sukuria Kusuma, saat mengadukan penembakan mati lima remaja yang berusia 17-an tahun oleh polisi, di LBH Bandarlampung, Selasa (18/4/2017).
Menurut Sukuria, cap itu tidak adil karena di luar soal begal di wilayah lain di Lampung dan Indonesia banyak pelaku korupsi yang hanya dihukum ringan.
“Kenapa yang pelaku korupsi yang sudah jelas-jelas makan haknya rakyat dan menyengsarakan masyarakat, hanya ditahan dua atau tiga tahun saja. Mereka (pelaku korupsi) mengapa tidak dilakukan tindakan sekejam itu dengan ditembak mati seperti halnya anak-naka kami yang ditembak mati. Penjahat korupsi, justru dispesialkan,”tegasnya.
Kepala desa (Kades) Jabung, Lampung Timur, Ismail Umar, mengatakan Kecataman Jabung tidaklah seseram seperti apa yang dibayangkan oleh semua orang. Ia meminta agar aparat pemerintahan merangkul Jabung, bukannya malah justru menjauhkan.
“Kami juga kan sebagai warga negara Indonesia, di tanah ini kami juga bayar pajak sama seperti warga lainnya. Di Jabung banyak prestasi anak mudanya, tapi apa ada yang dipublikasikan hanya buruknya saja yang selalu dipublikasikan,
Dikatakannya, bahkan belum lama ini ada pemuda yang berprestasi dengan menjuarai MTQ di tingkat Nasional. Dengan prestasi tersebut, banyakah yang mengetahuinya pastinya tidak. Karena Jabung ini, dianggapnya semuanya penjahat semua.
Begitu juga halnya yang dikatakan oleh Zainal Abidin selaku tokoh pemuda Jabung, merasa prihatin dan menyayangkan adanya kejadian tersebut. Tidak hanya orangtua yang disangka begal ditembak mati saja, kami semua sangat terpukul dan pernyataan aparat kepolisian bahwa Jabung jahat dan kampungnya begal.
“Padahal, banyak program yang telah dijalankan di Jabung, seperti Anak gembala, dan rumah jamu. Baru-baru ini, menumbuhkan minat baca anak-anak dan menuliskan pesan dan kesan kepada Bapak Presiden dan Kapolri,”ungkapnya.
Menurutnya, sangat disayangkan, selama ini berita yang disampaikan aparat kepolisian kepada semua media banyak kejanggalan, dan tidak berdasarkan dengan fakta yang ada.
“Kami semua baik dari tokoh adat, agama, masyarakat, pemuda dan aparat pemerintah Desa di Lampung Timur berharap, rekan-rekan media tidak memberitakan yang seakan-akan Jabung kampung angker dan sarangnya penjahat,”harapnya.
Akibatnya, kata Zainal, orang-orang yang dari luar, merasa takut kalau masuk ke Jabung. Padahal, banyak sekali potensi-potensi wisata lainnya yang ada di Lampung Timur yang perlu dipublikasikan dan dikembangkan.