Tolak Full Dauy School, Ribuan Santri Demo di Depan Kantor DPRD Lampung

Demo ribuan santri di Lapangan Korpri depan Kantor DPRD Lampung. (Foto: Yudi Yusnandi)
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Ribuan santri dan warga Nahdatul Ulama (NU) se-Lampung menggelar aksi unjuk rasa di Lapangan Korpri di Kompleks Kantor Gubernur Lampung, Jl. R.W. Monginsidi, Bandarlampung, Selasa (29/8/2017) pagi.

Mereka menolak penerapan full day school (FDS) di Provinsi Lampung karena dinilai merusak kultur pendidikan yang sudah berjalan/

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bandarlampung Ichwan Adji Wibowo, mengatakan surat pernyataan sikap penolakan kebijakan FDS sudah dikirimkan kepada Presiden RI, Kemendikbud, DPR dan MPR.

“Meskipun Presiden Jokowi mengatakan, penerapan FDS tidak dipaksakan, hal itu tidak cukup. Sebab, jika aturan FDS yang tertuang di Nomor 23 tahun 2017 tidak dicabut, di daerah hal itu bisa diterapkan oleh pejabat daerah,” katanya.

“Dam itu mengancam eksistensi madrasah diniyah dan akan mematikan pondok pesantren di seluruh Indonesia yang jumlahnya luar biasa dan sudah menjadi Islam Modern dan Islam berkarakter yang dinilai selama ini,” tambahnya.

Setelah berorasi di depan Kantor DPRD Lampung, perwakilan pengunjuk rasa kemudian diterima pimpinan DPRD Lampung.

Saat menerima delegasi pengunjuk rasa, Ketua DPRD Lampung Dedi Afrizal menyatakan akan menampung aspirasi warga Nadhliyin dengan menyampaikan pernyataan sikap itu ke pemerintah pusat. Dedi mengaku mendukung langkah yang ditempuh warga NU.

“Kami menerima dan siap meneruskan yang menjadi aspirasi dengan keterangan tertulis untuk disampaikan nantinya,” kata dia.

Warga NU keberatan dengan FDS karena dengan aturan itu maka  sekolah dilaksanakan selama lima hari dalam satu minggu atau delapan jam dalam satu hari. Hal itu akan mengancam keberadaan madrasah dan pesantren NU.