Hukum  

Tragedi di Arena Sabung Ayam Way Kanan Lampung: Dengar Letusan Senjata Api, Warga Ketakutan Usai Kejadian

Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM, WAY KANAN —Saat terjadi peristiwa berdarah dengan tewasnya tiga anggota polisi akibat luka tembak diduga dilakukan oknum anggota TNI saat penggrebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, pada Senin (17/3/2025) lalu sekitar pukul 16.50 WIB, warga sempat mendengar suara letusan senjata api (senpi) hingga berkali-kali.

Usai kejadian berdarah itu, situasi di Kampung Karang Manik semakin mencekam dan warga merasa takut untuk keluar rumah.

Warga juga mengungkap keresahan adanya kegiatan ilegal judi sabung ayam tersebut yang semakin ramai dikunjungi orang dari luar daerah.

Salah seorang warga Kampung Karang Manik, Jeki, yang ditemui tak jauh dari lokasi kejadian arena judi sabung ayam berdarah ini mengutarakan, saat peristiwa itu, dirinya dan juga warga lainnya mendengar suara letupan (letusan) tembakan hingga beberpa kali dari arah lokasi areal perkebunan karet kawasan register 44 yang dijadikan gelanggang judi sabung ayam tersebut.

“Dengar suara letusan-letusan itu (senpi), ya kaget. Tak lama dari itu, banyak orang-orang (penjudi) lari sampai masuk-masuk ke rumah warga. Kejadian itu, seingat saya mau menjelang magrib,”katanya.

Menurutnya, suara letupan senjata api itu, masih terdengar hingga jarak radius sekitar 500 meter dari lokasi kejadian arena judi sabung ayam saat dilakukan penggrebekan. Adanya tempat perjudian sabung ayam tersebut, masyarakat merasa tidak aman dan nyaman.

“Kami merasa takut, di sini (Kampung Karang Manik) seperti sudah tidak aman dan nyaman karena adanya tempat perjudian sabung ayam tersebut,”ungkapnya.

Usai terjadinya penembakan tiga anggota polisi Polsek Negara Batin hingga tewas dilokasi kejadian saat penggrebekan judi sabung ayam tersebut, masyarakat Kampung Karang Manik merasa takut ketika akan pergi keluar rumah untuk melakukan aktivitas.

“Warga khawatir akan terjadi bentrokan antara aparat dan pihak terkait, yang bisa saja berdampak kepada mereka dan melibatkan warga sekitar,”pungkasnya.

Beberapa warga setempat lainnya juga mengungkapkan hal serupa, yakni mendengar suara letusan tembakan hingga beberapa kali dari lokasi arena judi sabung ayam tersebut.

Bahkan warga juga mengetahui, kalau arena judi sabung ayam itu yang mengelola dengan panggilan si Tuan, dan Tuan yang dimaksud yakni oknum anggota TNI Kopka Basarsyah. Menerut mereka, banyak warga yang mengetahui hal itu.

Sementara warga lainnya, Ardi, mengaku takut akan terjadi bentrok antara aparat dari kepolisian dan TNI.

Ia mengaku engetahui adanya kegiatan sabung ayam di areal perkebunan karet itu sekitar lima bulan lalu.

“Pasca kejadian itu (penembakan) itu, warga banyak yang takut untuk ke luar rumah. Ya takut terjadi bentrok antar aparat,”ungkapnya.

Kondisi di area kebun karet yang dijadikan tempat sabung ayam tersebut, kata Ardi, awalnya kondisinya sepi. Seiringnya waktu, arena judisabung ayam itu menjadi ramai dengan kehadiran orang-orang dari luar kampung sini (Karang Manik) melainkan dari luar daerah Kabupaten Way Kanan.

“Para penjudi sabung ayam yang datang itu, dari jauh semua yakni dari luar kota. Awalnya memang sempat tutup, lalu buka lagi satu minggu sebelum puasa ramadhan,”kata pria yang keseharinnya bekerja sebagai penderes karet ini.

Menurutnya, gelanggang judi sabung ayam tersebut, dibuka dua kali dalam seminggu dan selalu ramai dipenuhi pengunjung. Bahkan, banyak mobil-mobil mewah berjejer dan plat nomornya itu juga dari luar kota semua.

“Kalau yang datang itu ramai, ada sekitar 50-an orang bahkan lebih. Warga disini, tidak ada yang ikut sabung ayam karena takut,”ungkapnya.

Ardi menegaskan, warga sekitar tidak ada yang terlibat dalam sabung ayam, justru merasa takut dengan keberadaan arena judi sabung ayam tersebut. Sebelumnya, tidak pernah ada penggrebekan di lokasi judi sabung ayam tersebut dan baru pertama kali terjadi.

“Kalau tanah yang dijadikan tempat gelanggang judi sabung ayam ini, milik seorang bos di daerah ini. Awalnya, pemilik tanah tidak mengizinkan lokasinya digunakan untuk arena judi sabung ayam. Karena merasa tidak enak untuk menolak (oknum TNI), pemilik tanah akhirnya mengizinkan,”kata dia.

Pasca adanya kejadian berdarah ini, lanjutnya, masyarakat meminta agar tidak ada lagi perjudian seperti ini (sabung ayam) di kampung tempatnya tinggal dan jangan libatkan masyarakat dengan adanya insiden berdarah di lokasi judi sabung ayam tersebut.

“Kami (warga) berharap, sudah tidak ada lagi judi sabung ayam di kampung kami ini. Sebenarnya kami sendiri resah adanya kegiatan ilegal ini, sebab banyaknya orang dari luar daerah masuk ke kampung kami dengan menitipkan kendaraannya,”pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, tiga anggota polisi dari Polsek Negara Batin, tewas akibat luka tembak saat menggrebek arena judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025) sore sekira pukul 16.50 WIB.

Ketiga anggota polisi yang tewas luka tembak itu adalah Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto bersama dua anggotanya Bripka Petrus Apriyanto dan Bripda M Ghalib Surya Ganta.

Ketiganya, meninggal dunia di lokasi kejadian saat sedang menjalankan tugas. Sementara Arena judi sabung ayam tersebut, diduga miliki oknum anggota TNI.

Hasil pemeriksaan sementara, ketiga anggota polisi itu meninggal dunia dengan luka tembak di bagian kepala. Selanjutnya jenazah ketiga korban ini, dievakuasi dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung untuk dilakukan autopsi.

Pasca penembakan tersebut, Polisi Militer Angakatan Darat (Pomad) bergerak melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap terduga pelaku penembakan diduga dilakukan oknum anggota TNI.

Dari pengejaran tersebut, Denpom II-3 TNI AD Lampung bersama Korem 043/Gatam, Kodim 0427 Way Kanan berhasil menangkap teduga pelaku, pada Senin (17/3/2025) malam.

Kedua terduga pelaku oknum yang diamankan, Peltu Lubis menjabat sebagai Dansubramil Negara Batin dan Kopka Basarsyah sebagai anggota Subramil Negara Batin. Saat ini kedua oknum prajurit TNI tersebut, masih ditahan di Denpom II-3 Lampung untuk pemeriksaan intensif lebih lanjut guna mendalami peran mereka dalam insiden berdarah tersebut.

Zainal Asikin/Teraslampung.com