TERASLAMPUNG.COM — Dinas Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tulangbawang Barat menggelar Tubaba Art Festival (TAF) — dulu Festival Tubaba — secara daring dan luring pada 12-14 November 2021.
Festival berskala internasional dengan tema “Rhizome” ini diharapkanlebih bisa memunculkan inisiatif-inisiatif kerja kesenian dan kebudayaan dari komunitas-komunitas yang berada di Tubaba, bersifat menyebar dan saling menguatkan.
Kegiatan daring bisa disaksikan melalui kanal youtube: sekolah seni tubaba dan Kominfo TUBABA. Sementara kegiatan luring dipusatkan di kawasan Ullluan Nughik.
Festival edisi ke-5 ini juga merupakan bagian dari platform Indonesiana Kemendikbud Ristek Republik Indonesia.
Festival ini didukung oleh sejumlah komunitas kesenian di Tubaba. Antara lain Sanggar Pakem, Eternal Film, Komunitas Film Tubaba, Teater Klatak, Garis Budaya, Incena, Mata Lensa, Sekolah Seni Tubaba dan beberapa pelaku budaya secara individu.
Keterlibatan komunitas/individu dalam TAF#5 adalah sebagai penampil, pelaksana teknis dan peserta aktif dalam sejumlah workshop.
Pada Kamis (11/11) digelar workshop Indonesiana: Tata Kelola Kegiatan Budaya dengan pembicara Dede Pramayoza (Tim ahli Indonesiana) dan Semi Ikra Anggara (Direktur Sekolah Seni Tubaba).
Selain itu masih ada tiga workshop yang digelar pada hari berbeda; workshop Pendokumentasian Festival digelar pada Sabtu 13 November 2021 bersama pemateri Esha Tegar Putra ( Padang) dan Aufaris Opaw (Bandarlampung), pada hari Minggu 14 November keramikus Baskoro Wicaksono akan memberikan workshop keramik, dan di hari yang sama musisi Dere akan memberikan workshop penulisan lirik lagu.
Adapun sejumlah acara kesenian (secara kronologis) adalah pementasan Tari Nenemo oleh Sanggar Pakem, Site Specifik Dance Film “Lapah Ninge/ Remembering Remember” dengan koreografer Ayu Permata dan Sutradara Film Aufaris Opaw, Teater Anak Bunian dan Peri Lebah oleh Teater Anak Klatak, pementasan musik Q-Thik oleh Sanggar Pakem Anak Rawa, Performance Art Jejak oleh Duo Imut, Lecture Peformance oleh Afrizal Malna, Pementasan musik oleh MRNMRS (Bandarlampung), Pementasan Musik Batu, Duel Suling dan Dere. Schreening film oleh Eternal Film, Cangciman dan film 240 BPM ++ oleh Bagas Oktarian. Sedangkan pameran seni rupa menghadirkan 35 karya rupa, termasuk di dalamnya empat karya penyandang disabilitas.
Partisipasi seniman mancanegara berasal dari Amerika Serikat (Prehistoric Body Theatre) dan Jerman (Anna Thu Schmidt) keduanya akan menampilkan karya secara daring.
Pada Jumat, 12 November 2021 pukul 14.00, akan digelar webinar internasional dengan dua pembicara kunci , yakni Ir Umar Ahmad S.P (Bupati Tubaba) dan Dr Hilmar Farid ( Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek) bersama tiga orang pembicara: Prof Dominique Lamli (Zurich University of the Arts, Swiss), Tomomi Sakura Ijuin ( World Kids Museum, Tokyo, Jepang) dan Dr ST Sunardi (Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta).
Webinar internasional akan dimoderatori oleh penyair Sartika Dian.