Feaby Handana | Teraslampung.com
Lampung Utara–Pembayaran tenaga kesehatan dan operasional yang disebut – sebut sebagai biang keladi terjadinya ‘tunggakan’ sekitar Rp11 miliar di Rumah Sakit Umum Daerah H.M.Ryacudu Lampung Utara menuai kritikan warganet. Kebanyakan mereka menganggap bahwa tenaga kesehatan sengaja dijadikan kambing hitam.
Pernyataan tentang penyebab terjadinya tunggakan di RSUD itu pertama kali disampaikan oleh Inspektur Kabupaten Lampung Utara, M. Erwinsyah, Selasa (3/8/2021). Menurutnya, tunggakan itu terjadi karena pembayaran tenaga kesehatan menyerap 60 persen anggaran RS. Apa yang disampaikannya itu hanya mengacu pada hasil audit Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.
Menurut Akun Facebook atas nama Rico Ardinata misalnya, pernyataan itu jelas sangat tidak masuk akal. Itu dikarenakan para tenaga kesehatan hanya menerima Rp300 ribu/bulannya.
“Jangan – jangan yang kami terima Rp300 rb, tapi ditulis dapat jutaan. Makanya bapak (Inspektur Kabupaten) bilang hutang milyaran karena gaji pegawainya,” kata dia di kolom komentar di grup Facebook Lampung Utara Bangkit Bersama, Rabu (4/8/2021).
Sementara itu, akun Facebook bernama Gandoll meminta pihak terkait mencari tahu dulu berapa sebenarnya besaran honor yang diberikan oleh manajemen RSUD kepada tenaga kesehatan. Setelah itu dilakukan, barulah mereka dapat mengatakan hal seperti itu.
“Gaji kami perawat itu Rp300 ribu sampai Rp500 ribu, apa mungkin karena honor. (Yang masuk) Logika pak kalau mau nyalahin,” jelasnya dalam kolom komentar.
Serupa dengan akun Facebook Gandoll, pemilik akun Facebook atas Nama Andi Okta Rya juga turut menyuarakan isi hatinya. Menurutnya, pernyataan itu jelas bukan pernyataan yang mereka tunggu – tunggu setelah satu tahun lamanya tidak menerima gaji.
”Satu tahun kami enggak digaji, selama satu tahun pula anak istri kami kelaparan dan terlilit utang,” tulis dia.
Sedikit berbeda dengan netizen lainnya, mantan Direktur RSUD H.M.Ryacudu Lampung Utara, Djauhari Thalib menyarankan pada pihak terkait untuk menghitung seluruh pendapatan yang diterima RSUD dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Pelbagai pengeluaran berikut dikeluarkan untuk apa juga harus dihitung secara detil.
“(Dengan begitu) akan didapat selisih uang yang tidak bisa dipertanggungjawabkan alias di korupsi,” katanya.
Direktur RS swasta Handayani Kotabumi ini juga mengatakan, apa yang terjadi saat ini berbanding terbalik dengan masa kepemimpinannya kala itu. Di bawah kepemimpinannya, pendapatan RSUD selalu saja melampaui target. Bahkan, RSUD merupakan unggulan dalam hal pencapaian Pendapatan Asli Daerah.
”Saya pernah memimpin RS Ryacudu selama enam tahun lebih, pendapatan RS malah menjadi unggulan PAD Lampung Utara. Selalu melampaui target,” tulis dia.