Unila Targetkan Jadi 10 Perguruan Tinggi Terbaik pada 2025

Rektor Unila Prof. Karomani (tengah) saat menyampaikan kaleidoskop masa kepemimpinannya tahun 2020, Rabu (6/1/2021).
Rektor Unila Prof. Karomani (tengah) saat menyampaikan kaleidoskop masa kepemimpinannya tahun 2020, Rabu (6/1/2021).
Bagikan/Suka/Tweet:

Dandy Ibrahim | Teraslampung.com

Bandarlampung — Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Karomani menargetkan kampusnya masuk dalam sepuluh besar perguruan tinggi terbaik di Indonesia tahun 2025 mendatang.

“Tahun 2020 Unila masih di posisi 29 setelah sebelumnya ada di posisi 46 kita naik, mudah-mudah nanti ditahun 2021 di bulan Agustus pemeringkatan Unila naik lagi,” jelas Prof. Karomani dalam penyampaian kaleidoskop masa kepemimpinannya tahun 2020, di ruang sidang utama Gedung Rektorat Unila, Rabu 9 Januari 2020.

Untuk mencapai peringkat 10 tersebut, Unila harus berubah dari Badan Layanan Umum (BLU) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).

“Unila harus menjadi PTNBH sama dengan UGM, UI, ITB karena untuk meraih posisi top 10 di tahun 2025 sangat tidak mungkin kalau Unila masih Badan Layanan Umum (BLU). Dengan PTNBH lebih otonom baru kita masuk Top 10 dan itu cita-cita besar kita,” jelasnya.

Untuk membuat Unila menjadi PTNBH, Unila melakukan penguatan internal serta reformasi birokrasi dengan mendorong percepatan penambahan Guru Besar Unila dan penyusunan regulasi untuk menjamin perwujudan visi misi dan tujuan Unila.

“Tahun ini usulan guru besar di segala bidang meningkat sampai 32 dosen dari sebelumnya hanya 9 pengajuan guru besar selama periode satu tahun terakhir,” kata Prof. Karomani.

“Kemudian kita juga menyusun lebih dari 32 Peraturan Rektor (Pertor) sebagai bentuk yang menjadi kebutuhan peraturan dalam menjaminkan perwujudan visi, misi, dan tujuan Unila. Pertor ini menjadi landasan hukum dalam berbagai kegiatan akademik dan non akademik Unila,” tambahnya.

Sementara itu, ketua penyelenggara kegiatan kaleidoskop Prof.Suwarso mengatakan, kegiatan ini untuk pertama kalinya yang bertujuan untuk mengetahui apa yang sudah dilakukan dan apa yang akan dilakukan ke depan.

“Ini untuk pertama kalinya kita melakukan kaleidoskop untuk bahan pijakan apa yang sudah dilakukan dan apa yang akan diperbaiki pada tahun berikutnya,” katanya.