Pisah sambut itu tidak biasa, karena digelar dengan upacara adat Lampung, tepatnya adat Kerajaan Skala Brak– muasal dua jenderal bintang satu polisi itu. Nuansa adat pun begitu kuat dalam acara pisah sambut itu, tanpa mengabaikan unsur-unsur sesuai dengan protap Kepolisian.
Brigjen Edward Syah Pernong dan Brigjen Ike Edwin adalah dua bintang. Bukan saja bagi warga adat Skala Brak, tetapi bagi warga Lampung secara umum. Mereka menjadi kebanggaan warga Lampung karena mencapai karier dengan sangat baik, dengan kecerdasan mereka masing-masing.
Yang sangat melegakan hati, keduanya sama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan adat Lampung. Dengan nilai-nilai itu mereka menapaki karier secara profesional, dengan kerja keras dan cerdas. Alhasil, sampai pada titik ini mereka pun menuai hasil. Hasil paling nyata adalah mereka menjadi bintang satu. Hasil yang lebih real lagi: selama kurang dari setahun Polda Lampung di bawah pimpinan Brigjen Edward Syah Pernong banyak kasus hukum yang diungkap.
Selanjutnya Brigjen Edward Syah pernong akan melanjutkan karier di Mabes Polri. Ia sangat yakin, penggantinya yang tak lain adalah saudara sepupunya itu akan melanjutkan tugasnya sebagai Kapolda dengan baik. Keyakinan itu tidak saja dilandasi karena Pernong tahu isi hati, pikiran, dan visi Ike Edwin.Lebih dari itu, Pernong yakin karena dirinya dan Ike Edwin sama-sama berasal dari muara yang sama: Kerajaan Adat Skala Brak, Lampung Barat.
Muara itu menautkan mereka dalam satu visi yang sama: keberanian, kecerdasan, profesionalisme, dan adat-budaya. Visi itu pula yang diterapkan Ike Edwin ketika menjabat Wakapolda Sulawesi Selatan. Brigjen Ike Edwin mendapatkan pujian di Sulawesi Selatan, misalnya, karena memimpin langsung operasi penggerebekan perampok.
Dipimpin oleh Brigjen Ike Edwin yang memiliki visi kuat dengan adat budaya, semoga Lampung ke depan lebih aman dan ramah bagi siapa pun.
Foto: Zainal Asikin
Editor: Mas Alina Arifin