Vaksin Efektif Cegah Gejala Berat Covid-19

Kadis Kesehatan Provinsi Kepri Mohammad Bisri
Kadis Kesehatan Provinsi Kepri, Mohammad Bisri/Foto: terasbatam.id
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Walaupun proses vaksinasi sangat gencar dilakukan oleh Pemerintah, namun lonjakan pasien Covid-19 di Indonesia terus tinggi. Bahkan, banyak juga yang terpapar virus Corona adalah mereka yang telah mendapatkan vaksin Covid-19 di tubuhnya.

Sejauh mana efektivitas vaksin Covid-19 yang diterima masyarakat untuk menangkal virus corona? Berikut wawancara reporter www.terasbatam.id (jaringan teraslampung.com), Wineke Asmeral, dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, Mohammad Bisri, baru-baru ini:

Berdasarkan pengamatan Dinas Kesehatan Provinsi Kepri seberapa efektif vaksin Covid-19 terhadap warga Kepri?

Sangat efektif. Contohnya terhadap Tenaga Medis yang sangat beresiko, sebanyak 90 persen telah kita lakukan vaksin. Setelah kita lakukan vaksin terhadap tenaga medis ternyata yang sakit tidak ada walaupun mereka dari siang hingga malam menangani pasien Covid-19.

Namun yang terdata positif Covid-19 setelah vaksin memang ada, tetapi treatment ayau perawatan terhadap pasien Covid-19 yang sudah di vaksin cukup dengan Isolasi mandiri saja, karena gejala yang timbul atau yang dialami mereka relative lebih ringan dibandingkan mereka yang belum divaksin.

Apakah ada laporan kepada Dinas Kesehatan Provinsi setelah dilakukan vaksin ternyata masih terjangkit Virus Corona?

Banyak, tetapi kita tidak mencatat jumlahnya. Tetapi secara umumkan sudah disebutkan diawal bahwa vaksin tidak menyebabkan kebal terhadap virus itu, bisa terjangkit tetapi tubuh orang yang sudah di vaksin akan memberikan perlawanan, sehingga paling lama seminggu setelah perawatan pasien dengan status sudah vaksin akan negative lagi.

Berdasarkan studi di Amerika sekarang ini bahwa 95 persen orang yang meninggal karena virus Corona karena mereka belum divaksin. Karena saya juga melakukan pertanyaan terhadap pasien-pasien tresebut, ternyata banyak yang mengalami gejala berat karena memang belum di vaksin.

 Berapa banyak target pemberian vaksin kepada warga Kepri per harinya?

 Kita targetnya relative sekali setiap harinya, yang jelas kita punya target bahwa akhir Juni sebanyak 50 persen dari jumlah penduduk sudah di vaksin, dan ini sudah tercapai, dan akhir Juli ini sebanyak 70 persen, dan pada Agustus ini kita harapkan sudah selesai semua.

Bagaimana dengan kesiapan sarana rumah sakit dalam menghadapi lonjakan pasien Covid-19 di gelombang kedua ini?

Kesiapan rumah sakit saat ini ialah mempersiapkan atau memperbanyak jumlah tempat tidur, dan harus dilengkapi dengan oksigen, tenaga medis  dan ini yang tidak murah dan mudah. Tetapi beberapa rumah sakit terutama swasta mempunyai kemampuan untuk itu dan mereka menyiapkan.

Stok tabung oksigen di Kepri saat ini masih bisa dan aman dalam menanggulangi lonjakan pasien, tetapi kita juga mengupayakan untuk penambahan jumlahnya.

Apakah benar stok vaksin di Batam sudah menipis?

Benar, dalam satu atau dua hari kedepan ini jumlahnya habis jika pemerintah pusat belum mengirimkannya. Kita sudah mengajukan permintaan sejak satu minggu yang lalu. Secara nasional memang stok Indonesia lagi menipis, tetapi disebutkan bahwa tanggal 9 mendatang ini mudah-mudahan ada kabar bagusnya.

Vaksin yang akan datang juga masih jenis sinovac.

Bagaimana dengan bantuan vaksin Moderna dari Amerika?

 Oh itu kita belum tahu apakah Kepri akan dapat merek itu, karena vaksin itu juga belum sampai di Indonesia. Saat ini kita masih diberikan Sinovac.

Menteri Kesehatan kemarin menyebutkan bahwa Kepri adalah satu dari 7 Provinsi di Indonesia yang rentan penyebaran virus jenis Delta, apakah sudah ditemukan disini pasien yang terjangkit virus tersebut?

Sejauh ini kami belum menemukan pasien Covid jenis Delta. Setiap sample kan di cek secara berkala, dan kita akan mengetahui jika memang ada pasien jenis tersebut, test PCR akan mengetahui.

Bagaimana antisipasinya?

Pemberian vaksin adalah satu langka pencegahan dan antisipasi, serta memastikan lagi bahwa masyarakat sadar menerapkan protocol kesehatan. Dan jika ada pasien yang positif harus segera diisolasi.

*********

Editor: Fadli Pangestu