Para peneliti Lookout mengklaim ada 4,5 juta android yang sudah terkena virus “NotCompatible”. Foto: ©New York Times |
TERASLAMPUNG.COM–Lookout, firma keamanan perangkat mobile, baru-baru ini melansir temuan sebuah malware canggih yang menginfeksi perangkat Android. Sejak 2013 hingga kini, malware jahat tersebut dikabarkan telah menginfeksi sekitar 4, 5 juta pengguna Android di Amerika Serikat.
Lookout mengklaim pihaknya setidaknya melakukan riset untuk memantau dan mendeksi kemungkinan malware menyerang aneka telepon pintar.
Lookout pertama kali menemukan malware yang disebut sebagai “NotCompatible” itu sejak dua tahun lalu. Dari 50-an juta pengguna android yang diteliti, lebih dari empat juta di antaranya diyakini sudah teinfeksi malwar “NotCompatible”. Malware itu menginfeksi smartphone dengan cara menyelusup ke situs-situs resmi dengan kode-kode berbahaya. Ketika korban mengunjungi situs dari ponsel mereka, mereka secara tidak sengaja men-download kode, dalam apa yang dikenal sebagai “drive-by download.”
Dalam kasus lain, para penyerang mengirim spam dari account email bajakan. Dengan teknik itu, menurut para peneliti Lookout, para penyebar malware berhasil menyebabkan lebih dari 20.000 virus sehari.
Baru-baru ini, para peneliti mengatakan, penyerang telah menipu korban-korban mereka ke dalam menginstal kode berbahaya dengan menyamarkan sebagai “security patch” dalam lampiran email. Di lain, email spam diiklankan solusi penurunan berat badan dengan link yang disajikan malware kepada pengguna Android.
.
Menurut Lookout, para penyerang berupaya menginfeksi sebanyak mungkin smartphone dan mengubahnya menjadi apa yang disebut botnet. Yakni jaringan perangkat yang terinfeksi yang dapat digunakan oleh penyerang untuk berbagai tujuan jahat.
Peneliti Lookout mengatakan ada bukti bahwa penulis “NotCompatible” itu yang menyewakan kontrol perangkat mobile yang terinfeksi kepada pelaku bisnis jasa via internet. Misalnya spam itu dikirim ke jasa penjualan tiket tiket online seperti Ticketmaster, Live Nation, EventShopper dan Craigslist. Tanpa sadar, situs-situs tersebut terindikasi telah diselusupi malware.
Rama Pandu/Dewira
Sumber: newyorktimes.com