Walimurid dan Guru SDN 3 Metro Selatan Berlatih Membuat Briket dan Biogas

Siswa SD di Metro membuat briket biogas.
Membuat briket biogas.
Bagikan/Suka/Tweet:

METRO, Teraslampung.com – Selama ini kotoran sapi masih kurang dimanfaatkan dengan baik oleh peternak sapi. Pada umumnya, kotoran sapi hanya dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Padahal, jika diolah dengan baik, kotoran sapi bisa diubah menjadi briket dan biogas yang bisa dimanfatkan untuk aneka keperluan.

Menyadari hal itu, SD Negeri 3 Metro Selatan, Kota Metro , menggelar pelatihan membuat briket dan biogas pada 16 dan 17 Juni 2014.  Pelatihan diikuti oleh para wali murid dan 10  guru yang tergabung dalam Sobat Bumi. Jumlah peserta pelatihan mencapai 50 orang. Mereka sangat antusias ketika Kepala SDN 3 Metro Selatan yang bertindak sebagai pelatih, Triyulianti,S.Pd., menjelaskan cara membuat briket dan biogas.

Pelatihan  tersebut tak lepas dari penjunjukan SDN 3 Metro Selatan  sebagai salah satu sekolah penerima mini hibah dari Yayasan KEHATI dan Pertamina Foundation. Selain SDN 3 Metro Selatam, masih ada dua sekolah lain di Metro yang juga menerima hibah serupa. Pelatihan tidak hanya melibatkan para walimurid. Para siswa kelas lima pun ikut terlibat. Mereka bertindak sebagai pemandu, yang bertugas sebagai asisten Ibu Kepala Sekolah dalam memberikan pelatihan.

Setelah mendapatkan penjelasan dari Ibu Kepala Sekolah, para orang tua siswa itu pun akhirnya paham bahwa membuat briket dari kotoran sapi tidaklah sulit. Bahan-bahannya antara lain kotoran sapi , tepung arang, dan tepung terigu. Bahan-bahan itu kemudian diaduk kemudian dipadatkan , lalu dicetak dengan cetakan. Setelah itu dikeringkan. Setelah kering, briket itu pun siap dimanfaatkan untuk sumber energi. Misalnya untuk memasak.

Pelatihan hari kedua difokuskan untuk membuat biogas dari kotoran sapi. Bahannya tentu saja kotoran sapi. Kali narasumbernya berasal dari  Badan Penyuluh Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan   (BP4K) Kota Metro.

Pada hari kedua, para peserta juga antusias mengikuti pelatihan. Tidak terlalu lama bagi para peserta untuk bisa memahami materi. Selain penjelasannya cukup mudah, banyak di antara para peserta  yang sudah mengenal atau setidaknya mendengar istilah biogas.

Pelatihan hari kedua pun hasilnya cukup menggembirakan. Para peserta tahu dan bisa mempraktikkan tahap-tahap membuat biogas dari kotoran sapi.

Kepala SDN 3 Metro, Triyulianti, mengatakan manfaat  biogas ini sama dengan briket,  hanya beda bentuk saja. “Briket dalam bentuk padat, sedangkan biogas berupa gas. Untuk membuat biogas kotoran sapi tidak perlu dikeringkan, tetapi ditaruh di sebuah tempat tertutup rapat kemudia disalurkan dengan paralon atau pipa menuju ke kantong plastik besar yang sudah disiapkan.,” kata dia.

Menurut Triyulianti, pelatihan tersebut sangat bermanfaat bagi warga sekolah, wali murid, serta masyarakat. Dengan adanya pelatihan itu mereka akhirnya menjadi paham bahwa limbah kotoran sapi bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Hal itu tentu bisa mengurangi ketergantungan pada gas. Apalagi, selama ini harga gas terus merangkak naik.

“Di sekitar sekolah SDN 3 Metro Selatan sebagian besar warganya adalah petani dan memiliki sapi, sehingga pelatihan  itu sangat bermanfaat bagi warga,” kata dia.  (Supri Yanto/SSB)