Opini  

Waspada Angin Kencang dan Gelombang Tinggi di Wilayah Indonesia

Ilustrasi hujan lebat.
Bagikan/Suka/Tweet:

Oleh : Ramadhan Nurpambudi*

Adanya daerah tekanan rendah di sebelah selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebabkan meningkatnya kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan. Prinsip pergerakan angin yang selalu menuju ke wilayah bertekanan rendah akan membuat sebuah pusaran yang semakin rendah tekanan udaranya semakin kencang pergerakan angin menuju ke wilayah tersebut.

Dampak dari tekanan rendah ini cukup luas mulai dari Pulau Jawa, Bali, NTT, NTB, Kalimantan bagian selatan, serta Sulawesi bagian selatan. Angin kencang yang teramati hingga saat ini mencapai 40 Kt (20 m/s) dan sangat berpotensi untuk menjadi lebih cepat hingga >50 Kt (>26 m/s). Dari beberapa pengamatan stasiun meteorologi di beberapa wilayah tersebut telah melaporkan bahwa angin kencang memang benar terjadi dan saat ini terus dipantau perubahannya.

Wilayah yang paling dekat dengan daerah tekanan rendah adalah NTT, diprediksi kecepatan maksimal akan berpengaruh terhadap wilayah NTT hingga esok hari. Begitu juga dengan wilayah perairan seperti Laut Jawa, Laut Flores, Laut Bali, Laut Timor, hingga Laut Arafura juga akan mendapat pengaruh angin kencang ini. Angin kencang tersebut akan menaikkan tinggi gelombang di wilayah perairan yang telah mendapat peringatan di atas.

Untuk masyarakat yang bekerja sebagai nelayan dihimbau untuk berkomunikasi dengan pihak
BMKG setempat terkait tinggi gelombang yang terjadi di wilayah anda. Sebab jika dilihat dari kondisi atmosfer saat ini sangat tidak memungkinkan untuk bisa berlayar.

Hikmah dibalik munculnya tekanan rendah ini berpeluang menambah curah hujan di wilayah NTT, NTB dan sekitarnya. Area pertemuan arus udara atau yang biasa disebut daerah konvergensi akan menghasilkan awan-awan hujan di wilayah yang dilaluinya.

Namun sangat disayangkan suhu muka laut di wilayah Indonesia bagian tengah tidak cukup hangat untuk mensuplai uap air menuju ke sistem tersebut sehingga potensi untuk terjadi hujan lebat adalah kecil. Potensi hujan diprediksi turun dengan intensitas ringan hingga sedang dengan waktu terjadinya bisa diprediksi mulai pagi hari.

Gangguan cuaca lainnya yang terjadi saat ini munculnya beberapa wilayah bertekanan rendah yang berada tidak jauh dari khatulistiwa, peristiwa ini disebut dengan Doldrum. Daerah bertekanan rendah akan selalu diikuti dengan daerah yang bernama Palung tekanan rendah. Daerah inilah yang diindikasikan sebagai cuaca buruk, terjadinya Palung ini cukup panjang melintasi wilayah yang tidak jauh dari sumber pusat tekanan.

Namun dengan suhu muka laut yang tidak signifikan sehingga pembentukan awan-awan hujan tidak begitu maksimal. Energi utama dari sistem perawanan yaitu uap air yang bersumber dari lautan tidak dapat terangkat naik ke atmosfer.

Masyarakat di wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan dihimbau untuk lebih mewaspadai angin kencang yang terjadi. Proses ini dapat berlangsung lebih lama jika daerah tekanan rendah tersebut berubah menjadi Siklon Tropis. Dengan tekanan yang lebih rendah lagi, kecepatan angin akan meningkat seiring dengan turunnya tekanan di pusat siklon.***

*Prakirawan Stasiun Meteorologi Radin Inten Lampung