Bertahun-tahun Para Siswa SDN 1 Handuyangratu Lampung Utara Belajar di Kelas Berdinding Geribik

Bagikan/Suka/Tweet:

‎Feaby|Teraslampung.com

Bungamayang–Janji Pemkab Lampung Utara tahun 2016 silam untuk memperbaiki bangunan SDN 1 Handuyangratu, Kecamatan Bungamayang diduga tidak pernah ditepati. Akibatnya, para pelajar di sekolah tersebut masih juga menempati bangunan bekas balai desa itu yang sebagiannya berdindingkan papan dan anyaman bambu atau geribik.

BACA: Sekab Lampura Kunjungi Sekolah Berdinding Geribik di Handuyang Ratu

Sudah pernah dikunjungi Sekda Lampung Utara pad 14 Juli 2016, sampai sekarang tak ada sedikit pun perubahan. Bangunan sampai tetap berdinding geribik yang tidak layak untuk proses belajar-mengajar.

Penggunaan bangunan yang tidak layak itu karena satu ruang kelas baru yang dibangun pada tahun 2021 lalu hanya mampu menampung dua kelas (sekitar 60 siswa). Itu pun harus bergantian. Kondisi ini jelas sangat mengganggu kenyamanan para pelajar di sana.

Salah seorang siswa kelas VI yang bernama Desita mengakui, kondisi ini telah terjadi sejak ia pertama kali bersekolah di sana. Sejak kelas I hingga sekarang, bangunan tempatnya menimba ilmu kondisinya masih seperti itu.

Kondisi ini membuat mereka tidak nyaman saat mengikuti pelajaran. Apalagi, saat hujan turun. Ruangan yang sebenarnya memang bukan ruang kelas untuk belajar itu selalu basah oleh air hujan.

“Saya sedih ngeliat sekolah kami kok seperti ini. Padahal, di sekolah – sekolah lain, bangunannya bagus semua,” kata dia kepada wartawan, Selasa (19/7/2022).

Kepala SDN 1 Handuyangratu, Rizal Karnain mengatakan, ruang  yang dipakai para siswa belajar  bukanlah bangunan asli sekolah mereka. Mereka terpaksa harus berpindah ke bekas bangunan balai desa karena  tanah sekolah tersebut bermasalah.

“Karena persoalan lahan inilah kami berinisiatif pindah ke Dusun III tepatnya di bekas kantor balai dusun,” jelasnya.

Ia mengatakan, baru pada tahun 2021 mereka mendapatkan bantuan pembangunan ruang kelas baru.

Sayangnya, bangunan yang didirikan hanya satu unit sehingga masih tidak cukup. Harapannya, di masa mendatang, sekolah mereka akan kembali mendapatkan bantuan pembangunan gedung.

“Kalau hujan, kami terpaksa berhenti mengajar karena bocor,” kata dia.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Utara, Matsoleh menjelaskan, telah berjuang semaksimal mungkin untuk membangun sekolah tersebut.

Tak hanya menggunakan anggaran daerah, pihaknya juga telah berupaya meminta bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sayangnya, hal itu tak berjalan sesuai harapan.

“Daerah hanya mampu membangun satu unit gedung saja, sedangkan bantuan dari Kementerian PUPR tak dapat diberikan karena sekolah itu tidak memenuhi syarat,” paparnya.

Matsoleh menyampaikan, akan segera meninjau sekolah tersebut untuk melihat kondisi riil di lapangan.

Pihaknya juga berupaya mendorong agar pembangunan sekolah itu dapat dianggarkan dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja tahun 2022 mendatang.

“Sementara ini, kami akan berkoordinasi dengan pemerintahan desa setempat untuk mencarikan solusi agar para pelajar dapat nyaman belajar di sana,” terang dia.

Pada Juli 2016 silam, Pemkab Lampung Utara sempat berjanji akan segera memperbaiki gedung SDN I Handuyang Ratu, Bunga Mayang agar proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat segera dipindah ke sekolah tersebut pada tahun ini.

“Pemkab akan segera memperbaiki gedung SDN yang terbengkalai ini agar para siswa dapat kembali belajar di sini. Sementara bangunan belum selesai diperbaiki maka proses KBM masih diperbolehkan belajar di eks balai Desa,” kata Sekretaris Kabupaten Samsir usai meninjau eks balai Desa dan gedung SDN I Handuyang Ratu.

Samsir menegaskan jika bangunan SD itu telah selesai diperbaiki maka tak ada alasan pihak sekolah untuk tak memindahkan KBM di SD tersebut. Perbaikan gedung juga akan diupayakn dengan peningkatan sarana penunjang lainnya supaya ‎para siswa dapat lebih termotivasi dalam belajar.

“Guru itu milik pemerintah. Jadi, mereka tak bisa semaunya memindahkan KBM. Mereka harus taat dengan aturan,” tegasnya.

Samsir membenarkan bahwa alasan pemindahan KBM dari SDN ke eks balai Desa dikarenakan para wali murid merasa lokasi sekolah cukup jauh dengan kediaman mereka. Dengan alasan itulah maka pihak ‎sekolah memindahkan KBM ke eks balai Desa hingga sekarang.

‎Di tempat sama, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan, Suwandi menuturkan pihaknya akan melengkapi fasilitas pendukung agar para siswa dapat belajar senyaman mungkin selama KBM mereka belum dipindah ke gedung SD yang akan segera diperbaiki.

‎”Kami akan upayakan fasilitas pendukung untuk eks balai Desa sebelum gedung SD mereka selesai diperbaiki,” terangnya.

Pantauan di lokasi, kondisi gedung SDN I Handuyang Ratu yang telah 8 tahun tak digunakan terlihat mengalami kerusakan di sana – sini.

Bangunan yang terdiri dari 8 ruangan itu kebanyakan tak lagi memiliki pintu dan kaca ‎serta plafonnya telah rusak.‎ Halaman SDN itu kini telah ditanami singkong oleh warga lantaran tak pernah digunakan sebagai aktivitas belajar.