Film  

Erick Thohir: Film Gundala Bukan Hanya Balik Modal

Erick Thohir: Film Gundala Bukan Hanya Balik Modal
Erick Thohir: Film Gundala Bukan Hanya Balik Modal
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Investor Bumilangit Studio, rumah produksi film Gundala, Erick Thohir, berterima kasih atas sambutan yang luar biasa dari masyarakat untuk film Gundala. Dalam sepekan, film Gundala sudah disaksikan oleh lebih dari 1 juta penonton.

“(Film) Gundala bukan balik modal lagi, tapi sudah untung. Tapi saya enggak mau bilang angkanya berapa,” kata Erick di FX Senayan, Sabtu, 7 September 2019.

BACA: Melihat Indonesia dari Perspektif Gundala

Menurut dia, berapa keuntungan yang diperoleh dari Film Gundala akan diumumkan setelah tujuh bulan film itu turun layar.

Ercik Thohir menuturkan, keberhasilan dalam produksi sebuah film tidak hanya dilihat dari untung rugi semata. Yang penting, menurut dia, ialah konten yang diproduksi terus berkembang.

“Keuntungan dalam sebuah produksi film berbading lurus dengan kualitas yang diberikan oleh pembuat filmnya,” kata dia. “Kalau memproduksi film yang bagus, Insya Allah untung.”

Erick Thohir merupakan salah satu investor PT Screenplay Bumilangit Produksi atau Bumilangit Studio. Perusahaan tersebut merupakan studio yang memproduksi lebih dari 1.100 karakter komik yang telah terbit selama 60 tahun terakhir.

Sebelumnya, sutradara sekaligus penulis skenario Film Gundala, Joko Anwar, berharap film tentang jagoan Indonesia itu menjadi pendobrak terbentuknya genre film pahlawan super di Tanah Air.

“Ini merupkan terobosan perfilman Indonesia karena Gundala adalah genre baru yang bercerita tentang jagoan,” kata mantan wartawan The Jakarta Post itu.

Gundala merupakan film pahlawan super lokal yang diproduksi oleh Screenplay Films dan Legacy Pictures, bersama dengan pemilik hak cipta Gundala yaitu Bumilangit Studios. Film ini mengangkat cerita pahlawan super Indonesia tahun 1969, Gundala Putra Petir, yang karakternya dibuat Harya Suraminata atau Hasmi. Dalam film, tokoh Gundala diperankan oleh Abimana Aryasatya.

TEMPO