TERASLAMPUNG.COM — Isak tangis mewarnai perpisahan Kepala SMPN 16 Bandarlampung, Purwadi, di Aula SMPN 16 Bandarlampung, Jl. Cipto Mangunkusumo, Senin, 12 Oktober 2020.
BACA: Ini Alasan Walikota Herman HN Mencopot Kepala SMPN 16 Bandarlampung
Salah satu guru SMPN 16 Bandarlampung mengungkapkan Purwadi selama menjabat kepala sekolah bisa jadi contoh bagi guru-guru di sekolah tersebut.
“Pak Pur itu selama di sini bisa menjadi contoh bagi kami. Dia mengayomi kami. Dia sebelumnya juga menjadi guru di sini,” katanya.
Ia menilai, keputusan pemindahan kepala sekolah itu dampak dari pilkada yang sebentar lagi di gelar di Kota Bandarlampung.
“Saya pikir kejadian ini adalah imbas politik, kami (ASN) ada pada posisi yang sulit saat di jalan menerima visi dan misi calon serta mug misalnya. Masak harus ditolak sih,” ujarnya.
Sementara itu, musisi senior Jendol yang juga mengajar kesenian di SMPN 16 menyatakan keputusan dari walikota itu terburu-buru tanpa diminta klarifikasi.
“Saran saya sih, pak wali sebelum mengambil keputusan atas pemindahan pak Purwadi ini harusnya pak Pur dipanggil diminta klarifikasi atau penjelasannya tentang informasi yang didapat,” katanya.
Jendol dan para guru di SMPN 16 Bandarlampung yakin Purwadi tidak akan bertindak ngawur menjadi tim sukses salah satu calonkada karena dia sebagai ASN harus netral.
“Saya sudah pernah mengajar di banyak sekolah, tetapi menurut saya pak Pur itu the best dia bisa mengayomi para guru dan murid. Jadi kalau ada tuduhan dia menjadi tim sukses calon walikota menurut saya itu tuduhan paling ngawur,” katanya.
Sebelumnya dikabarkan Purwadi dipecat dari jabatannya sebagai Kepal SMPN 16 Bandarlampung karena dia menerima suvenir handuk dari tim pendukung calon Walikota Bandarlampung Rycko Menoza. Purwadi menerima suvenir itu karena secara kebetulan melewati jalan di dekat rumah kediaman Rycko Menoza ketika jalan sehat bersama para guru.
Jalan sehat bersama puluhan guru itu dengan rute SMP Negeri 16 Bandarlampung, eks Hotel Hartono, Hutan Kera, melewati Jalan Kesehatan.
Saat jalan sehat tersebut memang ada tiga orang timnya Rycko yang memberikn handuk dan mengatakan untuk mengelap keringat. Purwadi dan para guru itu pun menerima handuk tersebut.
Dalam perjalanan pulang, rombongan Purwadi bertemu dengan Lurah Sumur Batu dan para ketua RT yang sedang membersihkan jalan. Mereka pun bertegur sapa dengn para guru.
Purwadi mengaku menerima keputusan yang diberikan kepadanya dan dia membantah ikut cawe-cawe (menjadi tim sukses) dalam pilkada.
“Saya ikhlas dan menerima keputusan ini keputusan dari Allah Swt dan saya sudah minta untuk bisa mengajar di SMPN 26 Kecamatan Kemiling, karena dekat rumah,” katanya.
“Saya tidak pernah meminta para guru dan staf di sini untuk memilih salah satu calon walikota, apa lagi kalau ada tuduhan saya bertemu dengan calon walikota. Demi Allah tidak pernah itu karena saya sadar saya kan ASN,” katanya.
Di tempat terpisah, Walikota Herman HN saat ditanyakan pemindahan Kepala SMPN 16 mengatakan karena melanggar aturan.
“Karena melanggar aturan soal aturan apa, itu yang tahu saya,” katanya.
Rycko Menoza merupakan salah satu calon Wakil Walikota Bandarlampung pada Pilkada 2020. Berpasangan dengan politikus PKS, Johan Sulaiman, putra sulung mantan Gubernur Lampung Sjachkroedin ZP itu mendapatkan nomor 1. Rycko-Johan diusung Partai Golkar dan PKS.
Pasangan calon lain dalam Pilkada Bandarlampung 2020 adalah Yusuf Kohar, Wakil Walikota Bandarlampung dan pendiri Partai Demokrat di Lampung. Ia berpasangan dengan politikus PDIP Tulus Purnomo dan mendapatkan nomor urut 2. Kohar-Tulus diusung Partai Demokrat, PAN, PKB, PPP, dan Perindo.
Pasangan nomor urut 3 adalah istri Walikota Herman HN, Eva Dwiana dan Deddy Amarullah. Eva Deddy diusung PDIP, Gerindra, dan Partai Nasdem.