Site icon Teraslampung.com

Sempat Ditolak Tiga Rumah Sakit dan Harus Bayar Rp10 Juta Usai Melahirkan di RS Airan Raya, Akhirnya Masalah Warga Lamsel Ini Beres

Wakil Ketua I DPRD Lampung Selatan Agus Sartono (kemeja putih) berbincang santai bersama Karmila (kiri), Armi, adik iparnya (tengah) dan Tukul, suami Karmila saat melakukan kunjungan di kediaman keluarga Karmila, Kamis (4/8/2021).

Wakil Ketua I DPRD Lampung Selatan Agus Sartono (kemeja putih) berbincang santai bersama Karmila (kiri), Armi, adik iparnya (tengah) dan Tukul, suami Karmila saat melakukan kunjungan di kediaman keluarga Karmila, Kamis (4/8/2021).

Bagikan/Suka/Tweet:

Zainal Asikin | Teraslampung.com

LAMPUNG SELATAN—Bisa melahirkan di RS Airan Raya setelah tiga rumah sakit sempat menolaknya, Minggu (18/7/2021),  ternyata tidak berarti Karmilia (32), warga Dusun Ponorogo, Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan lega. Keluarganya sempat stres selama beberapa hari kareana harus menyediakan uang Rp10 juta untuk persalinan.

BACA: Lagi, Ibu Hamil di Lamsel Ditolak Tiga Rumah Sakit saat akan Melahirkan karena Reaktif Covid-19

Masalah  biasa baru beres ketika Wakil Ketua I DPRD Lampung Selatan Agus Sartono menyambangi kediaman keluarga Karmila, Kamis (5/8/2021) siang dan mengontak pihak RS Airan Raya. Pihak RS Airan Raya akhirnya membebaskan biaya persalinan Karmila.

Agus Sartono diterima Karmila dan suami Karmila, Tukul (41), di rumahnya yang sangat sederhana. Rumah  berukuran 4×5 meter itu dinding anyaman bambunya sudah terlihat tua dan reyot. Selain memberikan bantuan sembako, Agus Sartono juga memberikan dukungan kepada keluarga Karmila.

Selain bercerita soal pengalamannya istrinya ditolak rumah sakit saat akan melahirkan, Tukul juga mengungkapkan nasibnya yang tidak sebaik warga miskin lain di kampung itu. Menurutnya, meskipun termasuk miskin tetapi selama ini keluarganya tidak masuk sebagai keluarga penerima manfaat (KPM) atau PKH.

“Kami juga tidak termasuk dalam daftar yang mendapatkan bantuan program bedah rumah. Dulu pernah dapat bantuan beras sama telur, tapi bantuan itu dicabut lagi. Sekarang ini, sama sekali nggak pernah dapet bantuan. Rumah saya ini juga dulu pernah difoto sampai dua kali. Katanya kami akan dapat bantuan bedah rumah, tapi sampai sekarang tidak ada,”kata Tukul.

Tukul mengaku, karena kondisi yang tidak mampu, keluarga Karmila pun harus pontang-panting mencari pinjaman uang untuk biaya persalinan  istrinya.

BACA: Ditolak di 6 Rumah Sakit, Ibu Hamil yang Reaktif Covid-19 Akhirnya Melahirkan di RS Airan

Tukul mengungkapkan,  Karmila pun harus menelan pil pahit karena ditolak RSUD Bob Bazar Kalianda, Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM), dan RS Imanuel menjelang persalinan Karmila dengan alasan ruangan penuh dan tidak ada oksigen.

Setelah ditolak tiga RS tersebut dan 19 jam menunggu, keajaiban itu datang dan Karmila mendapat penanganan medis di RS Airan Raya dan melahirkan banyinya secara normal dan sehat tanpa harus dilakukan operasi caesar setelah salah seorang bidan dan wakil rakyat memberikan bantuan kepada keluarga Karmila.

Setelah tiga hari menjalai perawatan di RS Airan Raya, keluarga Karmila meminta kepada pihak RS agar Karmila bisa dibawa pulang. Pihak RS memperbolehkannya, asalkan keluarga Karmila membayar biaya persalinan sebesar Rp 10 juta dan setelah Karmila dilakukan swab kedua yang sebelumnya dinyatakan reaktif Covid-19.

Rumah keluarga Karmila di Dusun Ponorogo, Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan.

Saat itu, keluarga Karmila merasa kebingungan dengan biaya Rp 10 juta yang diminta pihak RS Airan Raya. Hal itu karena Karmila melahirkan tanpa operasi caesar tapi secara normal.

Berkat bantuan politisi PAN Lamsel setelah menghubungi pihak RS Airan Raya, biaya persalinan Karmila digratiskan oleh pihak RS Airan Raya dan Karmila pun bisa dibawa pulang.

Keluarga Karmila menyampaikan ungkapan rasa terima kasihnya kepada anggota DPRD Lamsel, Agus Sartono yang sudah mendatangi kediamannya dan memberikan suport serta bantuannya.

“Saya dan keluarga, hanya bisa mengucapkan terima kasih sama pak dewan Agus Sartono yang sudah membantu istri saya mendapatkan penaganan medis saat mau melahirkan. Saya sangat bersyukur dan alhamdulillah sekali karena tidak dikenakan biaya persalinan di RS Airan Raya, itu juga berkat bantuan bapak anggota dewan yang peduli sama kami warga tidak mampu,”ungkap Tukul.

Saat ditanya apakah bayi yang dilahirkan sudah dibawa pulang, Karmila mengaku bayinya sudah dibawa pulang dengan adik iparnya dari RS Airan Raya, pada Senin (3/8/2021) malam lalu.

“Alhamdulilah, sudah dibawa pulang dan kondisinya sehat. Saat ini, bayi saya masih di rumah adik ipar karena saya masih isolasi mandiri di rumah,”kata Karmila kepada teraslampung.com.

Karmila pun menyatakan, kondisinya dalam keadaan baik dan sehat tanpa ada keluhan apapun pasca melahirkan.

Sementara Wakil Ketua I DPRD Lamsel, Agus Sartono mengatakan, kunjungannya di rumah keluarga Karmila yang sebelumnya sempat ditolak beberapa Rumah Sakit (RS) jelang persalinannya, yakni untuk melihat kondisi Karmila dan juga bentuk kepeduliannya sebagai wakil rakyat menemui warganya untuk memberikan suport dan dukungan kepada keluarga Karmila.

“Hal biasa kalau soal blusukan inimah mas. Saya menemui keluarga ibu Karmila ini, selain silaturrahmi juga melihat kondisinya. Alhamdulilah, kondisinya baik dan sehat begitu juga bayinya yang sudah dibawa pulang kondisinya juga sehat,”ujarnya kepada teraslampung.com.

Menurut politisi PAN Lamsel ini, selain keluarga Karmila, ia juga akan menyambangi kediaman Martini (35) salah seorang warga yang tinggal di Dusun Rancasadang, Desa Banjarsuri, Kecamatan Sidomulyo yang juga sempat ditolak beberapa Rumah Sakit (RS) saat mau melahirkan belum lama ini.

“Dalam waktu dekat ini, saya juga akan kunjungi keluarga Ibu Martini untuk melihat kondisi Ibu Martini dan bayinya,” katanya.

Soal penolakan RSUD Bob Bazar Kalianda terhadap Karmila saat hendak melahirkan, Agus Sartono mengaku sangat prihatin dan menyesalkan kejadian itu.

“Mestinya, RSUD Bob Bazar menyediakan ruang isolasi khusus juga bagi ibu hamil yang  dinyatakan reaktif Covid-19 untuk membantu proses persalinannya. Jadi, tidak hanya menyediakan ruang isolasi bagi pasien umum positif Covid-19,”ungkapnya.

Agus berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi. Sebab, proses persalinan bagi ibu hamil  taruhannya bisa nyawa.

“Kalau ada ibu hamil seperti Mbak Karmila yang ditolak rumah sakit dan harus menunggu proses bersalin sampai puluhan jam dengan ketidakpastian tempat bersali, itu sudah sangat memprihatinkn. Saya merasa prihatin dan malu mendengar adanya kejadian seperti ini. Mudah-mudahan, tidak ada lagi ibu hamil di Lamsel yang mau melahirkan ditolak dengan rumah sakit lagi,” katanya.

Exit mobile version