Tiga Bandar Narkoba Tewas Ditembak Polisi, Keluarga Bantah Ada Perlawanan dan Baku Tembak

TERASLAMPUNG.COM — Klaim Polda Lampung adanya baku tembak antara polisi dengan tiga terduga bandar narkoba yang membuat ketiganya tewas, dibantah salah satu kerabat korban. Resmen Kadafi, paman Rido Aures, mengaku tidak ada tembakj-menembak dal...

Tiga Bandar Narkoba Tewas Ditembak Polisi, Keluarga Bantah Ada Perlawanan dan Baku Tembak
Kapolda Lampung melihat jasad tiga tersangka bandar narkoba yang tewas ditembak polisi. Kapolda Lampung mengklaim mereka ditembak mati karena melakukan perlawanan aktif.

TERASLAMPUNG.COM — Klaim Polda Lampung adanya baku tembak antara polisi dengan tiga terduga bandar narkoba yang membuat ketiganya tewas, dibantah salah satu kerabat korban. Resmen Kadafi, paman Rido Aures, mengaku tidak ada tembakj-menembak dalam penangkapan keponakannya dan berakhir dengan tewasnya Ridho.

“Polda Lampung telah melakukan pembohongan publik. Pada saat penangkapan di TKP tidak ada baku tembak,tidak ada yang bawa mobil, ridho bawa motor,” kata Resmen, dalam rilisnya, Rabu (10/5/2017).

BACA: Kronologi Tiga Bandar Narkoba Ditembak Mati Versi Polda Lampung

Tiga orang yang disebut Polda Lampung sebagai bandar besar narkoba jaringan Aceh dan ditembak mati adalah Paisal (26) mahasiswa Unila warga Jalan Pulau Damar, Gang Kamboja, Kelurahan Waydadi, Sukarame; Rido Aures (24) mahasiswa UBL dan Afrizal alias Vijal (30), keduanya warga Jalan Sultan Haji, Gang Cempedak, Kelurahan Sepajang Jaya, Kedaton.

Resmen menegaskan Ridho Aures sedang di kamar mandi saat mendengar ada suara tembakan di luar.

“Dia (Ridho) langsung ditangkap dan diborgol. Tidak ada yang memegang pistol, tidak ada yang tahu  ada paket sabu dan ganja,” katanya.

Menurut Kadafi, para saksi yang melihat penangkapan tersebut adalah para ibu yang juga tetangga Ridho.

“”Mereka (Ridho dan kawan-kawan) dimasukkan ke dalam mobil Grand Max yang katanya mobil yang diduga membawa paket ganja dan sabu-sabu. Tapi Polda Lampung menyatakan ada tembak tembakan dan (Ridho dkk) mengancam petugas. Di mana ada tembak -tembakan? Kenapa di TKP tidak ada setetes darah pun?” ujar pria yang berprofesi sebagai pengaca itu.

Resmen meminta agar Propam, Kapolri, dan Komnas HAM mengusut tuntas salah tangkap yang menyebabkan tiga orang tewas ini.

“Jangan main tembak sembarangan,” tandas Resmen.