Zainal Asikin | Teraslampung.com
LAMPUNG SELATAN — Rian Ahmad (29), salah satu inovator di program “Desa Nabung Saham” (DNS) Desa Sidorejo,Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, mengatakan edukasi investasi di pasar modal saham ini, tidak harus orang yang “berduit” dan tidak harus orang yang tinggal di Kota. Orang desa pun bisa ikut berinvestasi di bursa saham meski hanya modal Rp 100 ribu, bahkan hingga terkecil Rp 5.000 sudah bisa beli saham.
“Meski hanya menggunakan ponsel android, warga sudah bisa beli saham di perusahan seperti PT Unilever, PT. Gudang Garam, PT PP, PT bukit Asam, Bank dan perusahaan terkenal lainnya. Yang jelas, berinvestasi di pasar modal (saham) ini sangat menyenangkan,”ucapnya.
Dari data yang diterima dari RHB Sekuiritas, kata Rian, bahwa transaksi jual beli saham di program Desa Nabung Saham (DNS) Desa Sidorejo mulai Juli hingga Desember 2018, saat ini telah tembus senilai Rp 10 miliar.
“Alhamdulilah, untuk transaksi jual beli saham di Desa Sidorejo ini, tembus Rp 10 miliar dan nominal yang didapat ini sangat fantastis untuk sekelas desa,”terangnya.
Dikatakannya, jumlah warga (investor) di program DNS ada 400 orang, dari jumlah tersebut 300 orang warga Desa Sidorejo. Sementara lainnya, warga yang berasal dari Kecamatan Way Panji, Candipuro, Kalianda dan Bandarlampung.
BACA: Kisah di Balik Sukses Sidorejo sebagai Desa Nabung Saham Pertama di Lampung
Rian menuturkan, awalnya banyak masyarakat yang terkena investasi bodong, sebagai pemuda Desa Sidorejo kami berinisiatif mensosialisasikan tentang waspada investasi bodong. Berangkat dari itulah, lalu kita sosialisakan ke 7 dusun di Desa Sidorejo. Hal tersebut, untuk memberikan wawasan kepada masyarakat desa agar yang sudah kena investasasi bodong jangan sampai terkena lagi.
“Dengan adanya wawasan ini, harapannya masyarakat bisa berpikir lagi agar masuk dalam investasi yang benar-benar resmi dari pemerintah. Salah satunya program Desa Nabung Saham (DNS) ini,”beber bapak satu anak yang tinggal di Dusun Kediri, Desa Sidorejo ini.
Manfaat adanya Galeri Investasi saham di Desa Sidorejo ini, lanjut Rian, pertama untuk menghindari adanya investasi bodong. Kedua, menambah aset atau pendapatan bagi masyarakat itu sendiri.
“Jadi ketika masyarakat memiliki dana lebih, mereka tidak perlu masuk ke investasi yang merugikan. Tapi sudah ada tempatnya, yakni di Desa Nabung Saham,” katanya.