Rezim Anti-Islam Donald Trump Dimulai, Masjid Ludes Dibakar

Presiden Trum dan Wapres Pence berbincang di sela-sela sebuah acara konferensi pers di Trump Tower in New York City on Jan. 11, 2017. (JFoto: The Washington Post)
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM –– Kekhawatiran warga dunia terhadap kemenangan Donald Trump dalam pilpres Amerika Serikat (AS) akhirnya terbukti. Pada Sabtu kemarin (28/1/2017), pada awal kepemimpinannya ia sudah mulai membuktikan janjinya untuk membabat habis peluang imigran muslim masuk ke AS.

Trump menerbitkan peraturan berisi larangan para pengungsi dari Suriah masuk ke Amerika. Ia juga membatasi masuknya pengungsi dari tujuh negara yang dikategorikan sebagai negara Islam dan disebutnya sebagai negara yang rawan teror. Yakni  Libia, Sudan, Yaman, Somalia, Suriah, Irak, dan Iran.

Hanya beberapa jam setelah keputusan ini dikeluarkan, sebuah mesjid di Kota Victoria, Texas bagian selatan, ludes dibakar. Dikhawatirkan, sentimen rasisme itu akan meluas di Amerika Serikat dan membuat warga Muslim di AS makin terdesak.

BACA: Mr Donald Trump Menang, Apakah Orang Jahat Sedang Mendominasi Bumi?

Mirisnya, orang-orang yang sudah disetujui untuk mendapat status tinggal di Amerika tiba-tiba pun ditolak masuk. Bahkan, di antaranya saat mereka sudah menginjakkan kaki di bandara di AS.

Trump juga dikabarkan akan membangun database khusus warga Muslim Amerika untuk memudahkan pemerintahnya mengawasi pergerakan mereka, kaum minoritas di negeri itu.

Meski anti  imigran asal tujuh negara Islam, Trump tidak melarang pendatang asal negara-negara Islam lain di Timur Tengah. Yakni Oman, Qatar, Kuwait, Mesir, Turki, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi . Publik dunia menyebut ini agak aneh, karena Turki dan Mesir akhir-akhir ini juga sering mengalami terot oleh kelompok radikal. Banyak yang meyakini, hal itu karena di negara-negara itu Trump memiliki bisnis.

Di Turki, misalnya, Trump memiliki perjanjian lisensi di dua gedung mewah di Istanbul. Trump juga tercatat memiliki properti lapangan golf di Uni Emirat Arab.

Indonesia juga masuk kategori ‘aman’ dari black list rezim Trump karena pria sepuh-flamboyan itu berbisnis hotel dengan taipan Hari Tanoesoedibyo di Bali.

BACA: Kenapa Donald Trump Terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat?

Meski begitu, hal itu belum menjadi jaminan Trump tidak akan memblack-list Indonesia sebagai negara yang warganya dilarang masuk AS. Apalagi kini Trump berencana mendaftar (register) semua orang yang beragama Islam di Amerika ini.

Sikap Trump yang keras dan otoriter itu dikritik banyak pihak. Bahkan, oleh warga Amerika Serikat sendiri. Antara lain dari mantan Menteri Luar Negeri AS, Madeleine Albright.

“Jika kalian memaksa kaum Muslim melaporkan diri mereka, kami semua akan mendaftar dan melapor sebagai kaum Muslim,” kata Madeleine Albright, di tengah aksi protes terhadap Trump.

Bukan hanya ikut turun ke jalan, perempuan kuat itu juga berkicau ke dunia lewat twitter untuk memihak kaum Muslim di Amerika dan menentang kebijakan Presiden Donald Trump.

“Saya dibesarkan sebagai Katolik, menjadi Episkopal dan mengetahui keluarga saya adalah Yahudi. Kini saya siap mendaftarkan diri sebagai orang yang bersolidaritas kepada Muslim!” tulisnya.

Menurut pengamat politik yang kini tinggal di Amerika Serikat, Made Supriarma, kebijakan Trump tidak hanya terimbas pada pengungsi tujuh negara yang masuk daftar hitam, tetapi juga berdampak pada muslim lain dari negara-negara di luar tujuh negara tersebut.

Di Amerika sendiri, Trump juga dikritik karena dinilai lupa kacang akan kulitnya. Trump sendiri berasal dari keluarga imigran asal Jerman.

B. Satriaji/Oyos Saroso H.N.